aku tak bisa

malam ini dengan sengaja Rahayu memakai baju yang cukup terbuka, bahkan sangat tipis saat di kamar.

ustadz Haris yang keluar dari kamar mandi kaget dan langsung mengalihkan pandangannya.

"ada apa mas?" kata Rahayu mendekati suaminya.

"tolong pakai baju mu dek, maaf tolong jangan seperti ini..." kata ustadz Haris.

"tapi kenapa mas, aku istrimu, kamu bisa menyentuhku mas," mohon ustadz Haris.

"tapi kenapa mas, tolong lihat aku, apa aku buruk mas?" kata Rahayu.

"tidak bukan seperti itu, tapi aku mohon tolong mengertilah, aku tak bisa," kata ustadz Haris yang ingin keluar.

"tapi itu hak ku sebagai istrimu mas, kenapa tak pernah melihat ku, tolong lihat aku mas, sekarang aku minta hak ku..." kata Rahayu mengulurkan tangannya.

"tapi aku tak bisa, maafkan aku...." kata ustadz Haris yang langsung keluar dari kamar meninggalkan Rahayu.

dia sudah mencoba, tapi tak bisa, dia tak bisa menjalankan kewajibannya.

Rahayu tak mengira jika suaminya tak mau menyentuhnya, "apa aku tak pantas untuk mu mas..." lirih Rahayu.

sedang ustadz Haris duduk di ruang tamu sambil mengacak rambutnya, dia tak bisa terus-terusan menyakiti hati istrinya seperti ini.

dia tak bisa menghilangkan bayang seseorang dalam benaknya, "bagaimana bisa aku menyentuh istriku jika di pikiran ku terus terlihat wanita lain, Ya Allah... aku melakukan dosa besar dengan seperti ini," gumamnya.

ustadz Harun yang kebetulan sedang lewat tak sengaja mendengar hal itu.

dia tak menyangka jika kali ini ustadz Haris berkorban sangat besar.

"demi desa ini, berapa lagi hati yang harus terluka, ya Allah... mudahkanlah semua urusan kami untuk desa ini," doa ustadz Harun.

saat melewati kamar milik ustadz Haris dan Rahayu, dia bisa mendengar suara lirih seseorang menangis

dia tak mengira jika akan jadi seperti ini sekarang, "sepertinya aku harus menghubungi mas Cakra,"

ustadz Harun bukan lancang, tapi semua ini demi keduanya, yang saat ini sedang saling menyakiti.

sedang di pondok Miftahul Jannah, Ilya sedang duduk memandang langit malam dari kamarnya.

ustadzah Aisyah duduk di sebelahnya tapi gadis itu seperti tak melihatnya.

"apa yang membuat mu menatap langit itu, hingga sedalam itu?"

"eh ustadzah, saya hanya merasa sedih, kenapa harus di lahirkan seperti ini, tak tau ayah saya siapa, ibu saya siapa, apa saya punya kakak atau adik juga, kadang saya merasa Tuhan sanggar tidak adil," katanya dengan sedih

"kenapa bicara seperti itu, sejak dulu kami selalu menganggap mu putriku nduk, kamu yang menolak memanggil umi setelah mengetahui kenyataannya," kata ustadz Aisyah dengan lembut.

"aku merasa tidak pantas menjadi putri seorang ustadzah dan ustadz terkenal seperti umi dan Abi," kata Ilya sedih.

"kamu tau Ilya, bagi kamu kamu tetap putri terkecil kami, lihatlah saudara-saudara mu yang setiap pulang pasti heboh mencari mu, jadi jangan merasa sendiri ya nduk," kata ustadz Amir yang datang juga.

"iya, Ilya janji..." kata gadis itu memeluk ustadzah Aisyah.

ya, dulu Ilya di temukan di sebuah semak sambil menangis dan tubuhnya penuh luka, itulah kenapa ustadzah Aisyah sangat menyayangi putri angkatnya itu.

sebenarnya tadi Ilya sedang duduk sambil merindukan sosok ustadz Haris, meski dia tau jika merindukan suami orang itu dosa, tapi dia tak bisa menghapus rasa itu terlebih sudah sangat lama.

"boleh malam ini ibu tidur dengan Ilya?"

"tentu nak, tentu..." kata ustadzah Aisyah.

sedang ustadz Amir memang akan pergi karena ada ceramah yang harus di hadiri ustadz sepuh jadi dia yang mengantar pria itu pergi.

"bapak hati-hati ya selama di perjalanan, jika mengantuk lebih baik berhenti dan istirahat," kata Ilya mengingatkan.

"iya nduk, bapak pamit dulu dan mungkin selama dua hari kedepan, bapak akan tinggal di rumah mas mu, kamu baik-baik dengan ibu ya," kata ustadz Amir yang pamit.

setelah ustadz Amir pergi, Ilya pun masuk bersama dengan ustadzah Aisyah.

sedang di rumah ustadz Haris, pria itu masuk kedalam kamar dan melihat Rahayu sudah tertidur dengan lelap.

dia pun duduk di samping tubuh istrinya itu, dan tak lama pria itu mencoba untuk mencium kening Rahayu.

tapi dia berhenti saat melihat sosok wanita lain di depannya, "astaghfirullah... maafkan aku ya Allah." batin ustadz Haris.

ustadz Haris naduk kedalam kamar mandi, dan memilih untuk mengambil wudhu.

sedang Rahayu merasa begitu buruk, pasalnya dia tak mengira jika suaminya itu sangat dingin seperti ini.

"sebenarnya apa yang salah, seharusnya mas jujur saja," gumam wanita itu.

dia pun langsung pura-pura tidur saat ustadz Haris kembali.maduk kedalam kamar.

ustadz Haris memilih membaca dzikir hingga tanpa sadar tertidur sambil duduk.

sedang Rahayu pun sudah lelap karena lelah, dan besok baru dia mencoba bertanya pada suaminya itu.

keesokan harinya mereka mulai berkegiatan seperti biasa, Rahayu di antar ustadz Haris untuk ke tukang sayur.

"selamat pagi ibu-ibu," sapa

Rahayu dengan sopan.

tapi ibu-ibu dan ada beberapa bapak-bapak nampak sinis, kebetulan ustadz Haris membawa beberapa coklat di tas miliknya.

"anak-anak, ada yang mau coklat gak," tanya pria itu menunjukkan coklat batang.

"mau!!" teriak semua anak kecil.

"alah gak usah sok baik, aku yakin kalian itu cuma basa basi doang kan," kata seorang wanita yang memakai perhiasan dengan sangat banyak.

"astaghfirullah Bu... kami itu tulus ingin membantu semua warga desa, terlebih apa yang anda lakukan itu tak baik," kata Rahayu.

"alah kalian mah cuma penipu, aku yakin kalian itu pembohong bukan," kata seorang pria

"gini ya pak, kita buat perumpamaan saja, jika di rumah ada yang terkena herpes, dan di dalam satu rumah itu memakai handuk yang sama, apa kalian tak ketularan?"

"ya ketularan lah bodoh nih," kata salah seorang ibu

"itu ibu tau, jika kita berhubungan badan dengan semua orang, dan orang yang melakukannya punya penyakit apa ibu tak takut tertular, itulah gunanya agama ibu, untuk membuat aturan jika pasangan harus setia dengan pasangannya,bukan celup sana sini, belum lagi jika kalian, maaf .. melakukan hubungan yang sesama, itu malah makin besar pula penularan penyakit," kata Rahayu.

mereka semua pun diam, "apa itu bisa bahaya,"

"bisa bahaya jika kalian terkena infeksi, dan kanker, kalian bisa mati, jadi jika ada yang bilang, wanita itu mati karena aku santet. itu salah karena dari yang aku perkirakan doa pasti terkena kanker serviks, di mulai dari darah yang keluar saat berhubungan badan, aroma keputihan yang menyengat dan merasakan sakit saat berhubungan," kata ustadz Haris menyahut.

Terpopuler

Comments

Yurnita Yurnita

Yurnita Yurnita

kasihan Rahayu thor

2023-02-20

1

Tukang Halu🤭

Tukang Halu🤭

apakah Ilya saudaranya Rahayu yang di buang,,??

2022-12-07

1

Sumawita

Sumawita

sabar Rahayu hanya dg kesabaran suami mu bisa mencintai mu dg tulus

2022-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!