doa dari Ilya

pagi itu saat Ilya sedang mengajar di madrasah ibtidaiyah, dia merasa jika hatinya tak tenang.

dia terus teringat sosok ustadz Haris yang sedang berjuang di desa tak terjamah itu.

"ya Allah... tolong berikan keselamatan untuk ustadz Haris untuk selalu berjalan dan menegakkan agamamu," doanya dalam batin.

"ustazah, ada apa?" tanya seorang murid.

"ustazah tak apa-apa, kalian lanjut belajar ya, lusa kita ulangan dan ustazah harap kalian sudah siap ya, kata Ilya dengan lembut.

tak lama terdengar suara bel perpindahan jam pelajaran, "terima kasih ustadzah!!" kata semua murid.

"iya sama-sama, kalau begitu ustadzah akhiri wassalamu'alaikum..."

"waalaikum salam..."

Ilya segera menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat Dhuha, dia tak bisa terus seperti ini.

dan beruntung jadwal mengajarnya kosong, jadi dia bisa melaksanakan sholat sunah itu.

seperti biasanya, ustadz Haris yang menjadi dia dalam sholatnya, karena Ilya tak tau apa yang tengah terjadi, jadi hanya itu yang bisa di lakukan.

setelah selesai, dia memutuskan untuk kembali ke ruang guru, karena dia harus mengawasi semuanya.

karena jam mengajarnya cukup padat di siang hari, bahkan dia memutuskan untuk mengajar les juga setelah ashar.

bukan apa-apa, dia melakukan itu agar memiliki kegiatan dan tak terus teringat dengan ustadz Haris.

tapi tanpa di duga olehnya, yang seharusnya di lupakan, dia malah terus teringat oleh pria itu.

"ada apa ustadzah Ilya?" tanya ustadzah Aisyah yang mengejutkan wanita muda itu.

"tidak ada apa-apa ustadzah, saya hanya teringat sesuatu, jawab Ilya tersenyum

dia pun kembali fokus untuk mengajar semua muridnya.

tadi saat waktu sholat menunjukkan bahwa saat waktu ashar, Alif langsung mengumandangkan adzan dengan toa yang terpasang.

otomatis semua warga desa pasti bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

banyak warga yang berteriak kepanasan saat mendengar suara adzan itu.

bahkan banyak yang sampai muntah tanpa sebab, dan lima orang yang menjaga ketiga pria pengikut Ki Bisono datang.

"kalian semua ambil wudhu dulu," kata ustadz Harun.

ustadz Haris sudah keluar dan terlihat baik-baik saja, "ustadz sudah sembuh?" kaget semuanya.

"Alhamdulillah... saya juga tidak tau, kenapa tiba-tiba saya merasakan tubuh ku begitu segar," kata ustadz Haris.

"baiklah, semuanya mari kita sholat berjamaah, dan ingat apapun yang terjadi jangan ada yang bergerak, dan tetap khusyuk dalam sholatnya," pesan ustadz Haris yang akan bertindak sebagai imam.

saat sholat berjamaah, warga datang melempari rumah Rahayu dengan batu.

tapi anehnya batu itu tak bisa melukai mereka semua, bahkan seperti tak terusik.

setelah sholat, ustadz Haris melakukan tahlil bersama, semua warga yang mendengar langsung mundur.

pasalnya bacaan ayat-ayat itu sangat menyakiti mereka, bahkan sangat menyiksa.

tak butuh waktu lama, akhirnya ustadz Haris selesai dengan semua, dan sudah banyak orang yang tumbang di depan rumah.

"sebenarnya kekuatan apa yang di gunakan mereka, mereka seperti tak tersentuh," kata warga kebingungan.

dan itu semakin membuat mereka heran adalah bagaimana bisa orang yang terluka bisa berdiri di depan mereka semua dengan sehat dan baik-baik saja.

"kalian semua monster," kata warga ketakutan.

"kami bukan Monster, kami hanya manusia biasa yang juga bisa terluka, tapi kami memilih jalan kebaikan, dan Alhamdulillah tak ada santet yang bisa menyentuh kami, seperti percobaan kalian semua dengan mengunakan semua bungkusan itu," kata ustadz Haris.

"kamu bohong, kamu itu adalah pimpinan mereka, monster paling kejam," kata seorang warga.

"anda salah, saya hanya manusia biasa, dan untuk masalah apa hingga saya di sebut pimpinan, kalau di desa ini menganut yang kuat yang berjaya, bukankah harusnya kalian mengikuti ku,karena Ki Bisono sudah kalah, atau ada yang ingin melawan," kata ustadz Haris yang mengejutkan semua warga desa.

"yang dia ucapkan itu benar, kalau begitu saya akan mengikuti pimpinan baru," kata empat orang pria yang maju.

"kami juga mau, dan tolong hentikan semua praktek kesesatan di desa ini," kata sepuluh wanita yang memohon.

"baiklah, sekarang kalian semua masuk dan ikuti petunjuk dari para santri, dan yang lain jika tak ada keperluan silahkan pergi," kata ustadz Haris.

"kami tak Sudi mengikuti Monster seperti mu, kami hanya percaya dengan Ki Bisono," kata pak Taji.

tanpa di duga, ustadz Haris mencabut tombaknya yang masih berlumuran darah dari pria tadi.

"kalian tau, darah ini tak mungkin bisa kering, apa kalian mau seperti itu juga, kebetulan jika terluka dengan tombak ini jika kalian tak mati,maka akan cacat seumur hidup," kata ustadz Haris.

para warga yang ingin mengakui agama Islam pun sudah melakukan mandi besar sesuai arahan ustadz Harun.

mereka pun di kumpulkan di teras rumah dan ustadz Harun melakukan ruqyah, sedang ustadz Haris memilih berdiri menjaga rumahnya.

Alif mendekati ustadz Haris, "ustadz, malam ini kami sudah sepakat untuk berkeliling desa untuk memastikan bahwa semua aman,"

"bagus, tapi pergi dengan empat orang, dia dari desa dan dua orang kita, agar kalian aman,"

"baik ustadz saya mengerti, tapi apa tak masalah, ustadz masih sakit belum sembuh sepenuhnya," kata pria itu.

"tidak masalah, kalian lakukan dulu," kata ustadz Haris.

ustadz Haris memastikan jika semua orang itu mengakui dengan segenap hati, karena pengaruh ilmu hitam sudah bersih.

ustadz Harun bertukar tempat dengan ustadz Haris yang memberikan pagar ghaib pada mereka semua agar tak ada yang menganggu lagi.

Ki Bisono benar-benar tak berdaya, meski lukanya berangsur pulih, tapi rasa sakitnya sangat menganggu.

bahkan dia tak mengira patung yang di gunakan untuk menyembah kini sudah hancur juga.

"sialan, bahkan kerja sudah berani mengumandangkan adzan, itu semakin menambah luka ku semakin parah rasanya,"

pria itu sedang duduk menenangkan diri, dia pun bersemedi untuk memastikan semua terkendali.

tak lama dia mencoba bangun, tapi sialnya kini malah terdengar adzan magrib berkumandang.

jadilah luka itu terasa sangat menyiksa untuknya, "argh.... hentikan suara itu menyakitiku!!" teriaknya tanpa henti.

tapi karena di gua tak ada siapapun, jadi tak ada yang mengurusnya, jadi dia kesakitan seorang diri.

sedang sekarang teras itu sudah penuh dengan orang-orang yang sedang beribadah, setelah sholat magrib, mereka mengajarkan para warga itu membaca iqra.

bahkan Rahayu di ajari sendiri oleh ustadz Haris, tanpa terasa hingga akhirnya semua selesai.

pukul sembilan malam, mereka mulai berpatroli mengawasi keadaan kampung.

mereka juga membawa tasbih yang di berikan Cakra, dan juga bambu kuning.

entah apa kegunaannya, tapi mereka nurut saja saat di suruh bawa, sedang di rumah Rahayu merasa aneh dengan ustadz Haris.

meski mereka sudah menikah, tapi hubungan mereka hanya sebatas bersentuhan biasa.

bahkan ustadz Haris tak pernah lagi menyentuhnya seperti halnya pertama kali.

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2022-12-07

1

As Lynda

As Lynda

Ustad Haris menggaulimu Karna mau ambik keris itu saja Rahayu bersabarlah akan ada masanya nnt Haris akan jatuh cinta padamu tapi kamu udah ngak ada lagi baru itu Ustad Haris menyesal Karna Ustad Haris mencintai Ilya

2022-12-07

2

Tukang Halu🤭

Tukang Halu🤭

lanjuuut kaaak

2022-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!