bukan lawan biasa

Ki Bisono menatap ustadz Haris dan yang lain dengan sangat tajam,"aku akan membunuh mu,"

"silahkan, jika bisa..." kata ustadz Haris

Ki Bisono mulai membaca semua mantra yang dia tau, tiba-tiba alam menjadi gelap.

ustadz Haris tak mengira jika pria itu langsung mengunakan seluruh kekuatannya.

"ustadz Harun, tolong bawa istriku dan yang lain mundur," perintah dari ustadz Haris.

"tapi ustadz,"

"bismillah... insyaallah semuanya baik saja," jawab ustadz Haris.

ustadz Harun menarik mundur semuanya ke dalam area rumah yang sudah di Pagari ghaib.

"kau akan mati sekarang," kata Ki Bisono dengan amarah meledak.

ustadz Haris membaca doa dan kemudian dari tangannya muncul tombak Cakra Geni.

Ki Bisono langsung menyerang ustadz Haris, ustadz Haris pun melawan pria itu dengan sengit.

dia tak mengira Ki Bisono mengerahkan seluruh kekuatannya, ustadz harus terpukul mundur.

dia terpental dengan sangat keras ke sebuah pohon besar, bahkan saking kuat ustadz Haris terpental hingga membuat pohon itu tumbang.

"ha-ha-ha.... pantas Cakra melindungi mu, ternyata kamu lemah!!" kata Ki Bisono dengan sombong.

"astaghfirullah... Allahuakbar... bismillah Ya Allah berikanlah hamba kekuatan untuk melawannya," kata ustadz Haris yang melilitkan tasbih miliknya.

kemudian dia membaca alfatihah, dan memantapkan hatinya dan menguatkan tekatnya.

"Allahuakbar!!" teriak ustadz Haris melempar tombak miliknya saat Ki Bisono lengah.

tombak itu melesat dengan sangat cepat dan menerobos tubuh pria itu, Ki Bisono langsung terjatuh ke tanah.

pria itu muntah darah, "sialan..."

dan hal yang sama terjadi pada ustadz Haris yang juga muntah darah.

"maaf ya Ki, tapi anda sudah membahayakan keluargaku," kata ustadz Haris tersenyum menertawakan pria itu.

semua warga yang menontonnya pun kaget, bagaimana pemuda yang terlihat biasa itu.

bisa mengalahkan Ki Bisono hingga terluka parah, padahal pria itu selama ini di serang dengan berbagai benda tajam seakan tak bisa melukainya.

tapi sekarang dia terkapar tak berdaya, pak Taji langsung membawa pria itu pulang ke rumah.

"jangan ke rumah Raji, bawa aku ke gua, cepat..." teriaknya sebelum pingsan.

ustadz Harun segera berlari bersama Alif untuk menahan tubuh ustadz Haris yang tumbang.

"kalian lihat, itu yang kalian percaya dan mana dewa yang kalian sembah, tak muncul saat anak paling di cintai hampir mati,karna kalian cuma menyembah sebuah batu," kata ustadz Harun.

kelima orang yang bekerja untuk pak Suyono, berdiri melindungi ketiga pria itu.

"mau apa kalian bertiga," tanya pak Paijo.

"kami ingin membebaskan mereka, bagaimana pun mereka itu pemuda desa kita," kata salah satu warga.

"berani kamu menyentuh tali itu, aku akan memotong tangan kalian semua," ancam kelima orang itu.

tapi para warga tak percaya, dan dengan cepat tangan pria itu putus dengan sekali tebas.

"sudah puas bukan," kata pak Paijo.

"aaa..." pria itu pun berteriak kesakitan.

para pria mundur tak ada yang berani maju untuk melawan mereka semua.

tak hanya itu, ustadz Harun pun mencoba menyembuhkan tubuh ustadz Haris dengan obat herbal.

beruntung dia di bawakan obat herbal yang di racik Cakra cukup banyak.

karena pria itu bilang, jika obat itu akan sangat ampuh mengobati segalanya karena pertarungan akan sering terjadi.

tenyata benar, ustadz Haris yang dari tak bisa berbuat apa-apa, dan ada bekas biru di bagian dada.

kini bekas biru dan lebam itu perlahan memudar, "sebenarnya mas Cakra ini punya obat ajaib apa," gumamnya.

tombak Cakra Geni tak ada yang bisa mencabutnya selain orang yang menjadi pemiliknya.

ustadz Haris pun langsung bisa bangun setelah obat itu mengering dari yang awalnya kuning berubah menjadi hitam.

"Allahuakbar... terima kasih ustadz Harun, tapi apa kita harus berdiam diri, kita tidak melakukan apapun selama dua hari ini," kata ustadz Haris.

"tapi kita harus bagaimana ustadz di desa ini tak ada mushola untuk memanggil orang dan berkegiatan agama," kata ustadz Harun.

"tak perlu mushola ustadz untuk syiar, kita hanya perlu mengumandangkan adzan sekeras mungkin saat jam sholat, semoga perlahan warga berdatangan hadir," kata ustadz Haris.

"sebenarnya di gudang ada toa, tapi entah masih berfungsi atau tidak, karena itu milik mbak saat dulu berkeliling berjualan," kata Rahayu.

"itu bisa di gunakan," kata ustadz Harun.

"Alif, Ahmad dan Reza tolong ambil toa di gudang dan perbaiki, kemudian pasang di depan rumah ya," kata ustadz Harun.

"baik ustadz," jawab ketiganya.

Rahayu menunjukkan tempat toa itu di simpan, kemudian mereka mengeceknya.

setelah Semuanya siap, tak hanya memasangnya di luar rumah tapi di atap rumah agar jangkauan suara lebih luas.

ustadz Haris sudah bisa bangun meski masih merasa nyeri di ulu hati, tapi itu lebih baik dari tadi.

sedang di tempat Ki bisono, pria itu masih mengerang kesakitan, karna luka akibat tombak itu sangat dalam dan parah.

bahkan dia merasa sepertinya luka itu sulit sembuh, bahkan sosok yang selama ini jadi perewangannya juga tak bisa menutup luka itu.

"kamu tak berguna sialan, aku harus apa sekarang!!" teriak Ki Bisono yang merasakan sakit luar biasa

tanpa di duga sosok wanita berbentuk setengah kuda itu menginjak gadis yang selama ini di jadikan pelampiasan nafsu pria itu hingga tewas.

"minum darahnya, dan kamu akan segera sembuh, tapi bekas luka itu tak akan bisa hilang karena itu adalah tombak sakti yang tak tertandingi, beruntung jantung mu tak ada di dalam tubuh mu, jika tidak kau sudah mati," kata siluman kuda itu.

"sudah jangan banyak bicara, aku selalu memberimu timbal, tapi jamu malah membunuh gadis ini, jadi diamlah," marah Ki Bisono.

siluman kuda itu tak mengira jika pria seperti Ki Bisono tak pernah memiliki rasa terima kasih.

bahkan setelah di tolong pun pria itu tetap mengomel, "buang saja patung sialan itu, toh Nyai Ratih Agung sudah tak ingin menemui mu," ejek siluman itu.

"aku bilang diam brengsek," marah Ki Bisono.

mendengar bentakan itu, siluman kuda pun pergi meninggalkan Ki Bisono.

dia tak ingin lagi menemani pria sialan itu, karena pria itu sangat menyebalkan.

Ki Bisono pun merebahkan dirinya untuk menyembuhkan lukanya, tanpa di ketahui Nyai Ratih Agung keluar dari patung miliknya.

dia menyerap daging dan sari tubuh gadis itu hingga tinggal tulang. kemudian menuangkan air pada Ki Bisono yang sudah tak sadarkan diri

"kamu salah cari musuh Bisono, dia adalah keturunan raja dan ratu hebat, aku menolong mu untuk terakhir kali, dan setelah ini berjuanglah sendiri," kata Nyai Ratih Agung.

dia melihat patung miliknya dan kemudian merusaknya begitupun dengan semua patung yang tiba-tiba terbelah menjadi dua.

fenomena itu mengejutkan semua warga desa, karena patung yang selalu di sembah rusak tanpa ada yang mengusiknya.

Terpopuler

Comments

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

siapa aja kalo diperlakukan secara tidak baik pasti pergi. entah itu manusia ataupun siluman

2022-12-07

3

Sumawita

Sumawita

Kereen kak

2022-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!