tinggal di desa Kantil

mereka sudah siap berangkat bersama ustadz Haris dan Rahayu untuk tinggal di desa Kantil.

bukan menantang keselamatan atau setor nyawa, mereka ingin membawa semua warga desa yang sesat menuju kejalan yang benar.

Cakra dan ayah Arkan yang mengantar ke delapan orang itu menuju ke dalam desa.

mereka awalnya kebingungan saat mencari gapura masuk desa, tapi beruntung Cakra menemukan batu yang di gunakan sebagai petunjuk masuk desa.

mobil yang di bawanya pun menembus pagar ghaib itu dengan mudah.

Ki Bisono merasakan ada yang datang tanpa di undang, tapi bagaimana bisa mereka masuk dengan mudahnya.

warga desa langsung kaget melihat mobil bagus memasuki desa mereka, karena selama ini tak ada yang boleh punya mobil kecuali Ki Bisono.

mereka semua makin tak percaya saat mobil itu berhenti di depan rumah keluarga Suyono.

"orang jahat datang," teriak anak-anak kecil melihatnya.

Ki Bisono yang tau ada yang datang sudah langsung pergi, ternyata pak Taji menjemput pria itu untuk melihat kedatangan Rahayu.

"lihatlah kalian sangat di sambut di sini," kata Cakra tersenyum

"di sambut mas, gak lihat muka mereka seakan ingin mencabik kami jadi kecil-kecil," saut ustadz Haris.

"bismillah dan kuatkan niat kalian semua," kata ayah Arkan.

Ki Bisono kaget melihat kedatangan semua orang itu, "assalamualaikum Ki... wah tak ku sangka kepala desa langsung menyambut kami, aku mu titip mereka semua, ingat jika mereka semua terluka sedikit saja, aku akan mencari mu, boleh?"

"tentu mas Cakra, kita kan kenalan lama," kata Ki Bisono yang tak mau mati konyol karena melawan pria itu.

"baguslah kalau begitu, kami akan pergi setelah ini, kalian semua di sini jaga diri baik-baik ya," kata Cakra yang pergi bersama ayah Arkan.

setelah mobil itu pergi, Ki Bisono menatap marah pada mereka semua, ustadz Harun merasa ada kekuatan kuat yang menekannya.

"salam kenal semuanya, saya adalah suami dari Rahayu, semoga kita bisa jadi tetangga yang baik, baiklah kami permisi dulu," kata ustadz Haris.

mereka semua pun masuk kedalam rumah, tapi tanpa di duga pak Bisono membaca mantra untuk menghancurkan rumah peninggalan dari orang tua Rahayu itu.

tapi tiba-tiba ada sosok tinggi besar berwujud genderuwo bertanduk yang mematahkan mantra itu.

sosok itu bahkan bisa di lihat semua Irang yang ada di desa itu, makhluk itu mengeram marah ke arah Ki Bisono.

"lancang, arep Lapo awak mu kate ne huh, Meneng lek gak gelem tak pateni,(lancang, mau apa kamu hah, diam kalau tak ingin aku bunuh,)" kata makhluk itu membuat Ki Bisono mundur.

"sialan, ternyata pemuda itu punya kekuatan besar dan memiliki khodam," gumamnya lirih.

"Semuanya bubar, tak usah disini," kesal Ki Bisono.

semua warga pun ketakutan dan memilih pergi, dari kejauhan ustadz Haris memberi kode pada ki.item untuk pergi.

Sesnag sudah menang melawan semua makhluk di sekitar desa dan mengetahui rahasia dari Ki Bisono.

tapi dia memilih untuk santai terlebih dahulu, kan gak asik saat semua di lakukan begitu cepat.

karena ini rumah gaya lama, kalian tidur di bagian belakang tak masalah bukan?"

"tentu ustadz Haris," jawab semuanya.

"tapi maaf jika kalian harus sedikit ekstra membersihkan," kata Rahayu.

"tak masalah neng," jawab mereka semua.

setelah membersihkan kamar masing-masing, mereka pun membersihkan rumah dan semuanya.

setelah itu, ustadz Haris dan ustadz Harun memperbaiki teras untuk di gunakan sebagai tempat berdakwah.

"ustadz, di depan itu kan ada kolam, bisa di gunakan untuk kolam ikan, lumayan jika bisa ternak ikan jadi bisa hemat," usul Alif.

"itu memang kolam ikan lele, tapi setelah aku pergi entah lele itu masih ada apa sudah habis seluruhnya," kata Rahayu.

"sepertinya masih ada, karena atasnya ada kangkung yang tak terawat, seharusnya aman dong," kata Reza.

"coba lihat saja," kata ustadz Harun.

mereka pun membuka tanaman kangkung yang sangat rimbun itu, dan Rahayu di bantu Mahmud untuk memanennya.

sedang Reza dan Alif sedang menguras kolam ikan yang airnya susut cukup banyak itu.

dan mereka kaget melihat ukuran lele di dalam kolam itu, yang berukuran besar-besar.

"wah ustadz kita panen besar ini," kata Alif.

"Alhamdulillah, nanti coba undang warga untuk makan bersama, ingat jangan dengan paksaan ya," kata ustadz Haris.

mereka pun mengiyakan, dan sekarang mereka sedang masak lele asap yang tadi di panen.

aroma asap itu di cium oleh warga desa hingga membuat mereka penasaran.

"eh itu pada ngapain ya, kok mereka bakar-bakar lele," bisik salah satu warga.

"assalamualaikum bapak dan ibu-ibu, nanti malam jika tak ada halangan, bisa datang ke rumah mertua saya tanpa terkecuali untuk makan-makan," kata ustadz Haris dengan sopan

"cih tak Sudi aku, kami hanya bisa makan daging kambing muda, dan tak selera melihat lele ikan murah itu, cih..."

mereka semua pun bubar, ustadz Haris mengeleng pelan, ternyata ustadz Harun berhasil membeli ayam di pedagang di desa itu.

dan tentu dia memilih ayam yang sehat, karena pedagang itu seperti memiliki kemampuan hipnotis untuk membuat pelanggannya terlena membeli ayam tak segar.

ustadz Haris memilih berjalan mengelilingi desa dengan Ki Sesnag yang merubah wujudnya jadi manusia.

tapi hanya orang yang punya kemampuan khusus yang bisa melihatnya.

"desa ini sebenarnya desa biasa, tapi karena Ki Bisono itu yang membuat desa ini, seperti desa penganut ilmu Hitam," kata Ki Sesnag.

"aku tau itu, bahkan aku dengar jika mereka ada yang seperti jaim nabi Luth," suara batin dari ustadz Haris.

"ya anda benar, dan lihatlah pria yang tersenyum ke arah absa itu salah satunya," kata Ki Sesnag.

ustadz Haris tak menggubrisnya, dan melanjutkan jalan kaki sore-sore

tapi memang sejauh dia berjalan, dia hampir tak menemukan seorang Wanita satu pun.

"apa memang seperti ini," gumamnya.

tapi dia langsung berputar pergi saat melihat seorang wanita sedang di gagahi dua pria di tempat umum.

"apa tempat ini tak punya adab, bagaimana bisa mereka melakukan itu," kata ustadz Haris.

"karena wanita muda di sini terus di jadikan korban tumbal pesugihan, lama kelamaan akhirnya perlahan-lahan para wanita habis juga," terang Ki Sesnag.

"aku tau itu, tapi juga tak harus seperti ini,"

ustadz Haris sampai di sebuah gua yang bertuliskan gua suci Nyai Ratih Agung.

"apa ada ratu di bangsa kalian yang namanya itu?"

"setahuku tidak,karena aku hampir mengenal semua ratu di pulang Jawa ini,mungkin dari luar pulau mas," jawab Ki Sesnag

"wah.... ternyata ratunya orang jauh ya,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!