konsultasi dan saran

ustadz Haris memutuskan datang ke rumah kakaknya, di rumah itu sedang ada pengajian sepasar dari anak Cakra dan Shafa.

dia langsung mencium tangan semua orang tua, dan Cakra tersenyum melambai padanya.

"ada masalah, kita bicarakan saat acara selesai ya," bisik pria itu.

"kamu kok ya tau saja, masih jadi dukun?"

"hus..." tegur Shafa.

keduanya diam, mereka mengikuti setiap tata acara, setelah semua tamu pulang ustadz Haris dan semua keluarga berkumpul.

Shafa di temani umi Kalila sedang menimang bayi mungil itu, "ada apa Haris, dari tadi sepertinya ada yang ingin di sampaikan?"

"iya Abi, ayah, aku baru mengerti tentang gadis yang kami tolong kapan hari, aku ingin menolongnya, tapi ternyata musuh sebenarnya bukan hanya kepala desa Kantil, melainkan seluruh warganya," kata Haris.

"kamu tak perlu membunuh dan membinasakan seluruh warga desa itu, hanya perlu melawan kepala desanya, karena semua bermula dari pria itu," kata Cakra.

"bagaimana mas bisa tau itu?"

"karena kemarin kedua orang dari desa itu tak sengaja tertangkap polisi saat ingin mencuri dan menjual daun ganja," kata Cakra santai.

"tapi bagaimana bisa aku menolong mereka, itu sepertinya mustahil,"

"tak ada yang mustahil, tapi kalau boleh tau siapa nama ayah dari Rahayu, sebenarnya aku punya teman do desa itu, dia yang meminta tolong padaku setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, tapi beberapa hari ini tak bisa di hubungi," kata ustadz sepuh.

"ayah dari Rahayu adalah Suyono, pemilik kebun cengkeh dan lada," kata ustadz Haris.

"apa kamu bilang, ya dia adalah teman baikku, ya Allah tak sangka dia akan pergi secepat ini," kata ustadz sepuh.

"tapi Abi, aku tak akan bisa masuk desa itu, karena jika kita tak di undang oleh warga desa itu, kita tak bisa masuk kesana," kata ustadz Haris.

"iya itu memang benar, dan satu-satunya cara adalah membawa Rahayu ke desa itu, tapi buat dia tak bisa jadi tumbal," kata ustadz sepuh.

"jika begitu, nikahkan saja harus dengan gadis itu, dan buat mereka melakukan makan pertama, itu mudah mudah,"

"alah lambene, kok getting aku..." saut ustadz Haris.

"kan cuma usul, gak usah di tekuk gitu mukanya," ledek Cakra.

"ayah sih yes, bagaimana dengan mami?"

"kalau mami sih yes juga lah,"

"kalian kenapa begitu jahat, kenapa aku merasa di tumbalkan," kata ustadz Haris pura-pura sedih.

melihat tingkah ustadz Haris yang begitu aneh membuat mereka semua ingin tertawa.

"ya itu mah pilihan, kamu mau atau gak, terlebih kamu yang jalanin," kata ustad sepuh

ustadz Haris pun hanya bisa menghela nafas, kemungkinan dia bisa tinggal di desa itu semakin besar setelah menikahi wanita itu.

tapi apa iya, dia harus mengorbankan dirinya untuk menolong warga desa itu.

apa tak ada pilihan lain, dia pun menyetir mobil dan menuju ke pesantren.

ustadz Haris pun terpaksa mengundur mimpinya untuk punya pondok karena masalah ini.

"sudah tak usah terbebani, jika kamu tak mau melakukannya juga tak masalah, toh urusan desa itu bukan urusan kita," kata ayah Arkan.

"ayah mah kalau ngomong suka ngasal, meski bukan urusan kita, tapi mereka tetap saudara kita," kesal ustadz Haris.

"kalau gitu, bantu mereka, dulu ayah juga tak pernah berpikir kalau bantu orang, lihat kakak mu dan keluarga kita," kata ayah Arkan.

mobil pun sampai di pondok pesantren, mereka langsung menuju ke dua rumah besar yang ada di belakang asrama.

saat tiba-tiba, ustadz Haris di tabrak seorang wanita, "hei aduh kamu kenapa?"

" ustadz tolong aku, aku melihatnya di sini, dia ingin membawaku," panik Rahayu ketakutan.

"siapa Rahayu, siapa?"

"kepala desa itu,Ki Bisono," kata Rahayu ketakutan.

"itu tak mungkin, bagaimana dia bisa ada disini?" tanya ustadz Haris..

"pria itu sekutu raja iblis, dia bisa melacak keberadaan dari Rahayu,selama gadis itu masih menjadi warga desa Kantil, aku tak bisa menahannya lagi, kekuatanku ada batasnya," kata Ki Sesnag.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***