cerita Rahayu

Rahayu terbangun dan melihat ke sekeliling, dia merasa sangat heran di buatnya.

"bagaimana aku bisa ada disini? bukankah tadi aku masih ada di masjid," bingungnya.

"mbak Rahayu sudah sadar, sebentar saya panggilkan ustadz Haris dulu," kata salah seorang gadis.

"apa aku melakukan sesuatu?" tanya Rahayu.

"tadi Mbak kesurupan dan ingin melukai ustadz Haris, tapi tiba-tiba mbak pingsan saat mendengar adzan magrib," jawab gadis yang menemaninya itu.

"kamu siapa?"

"panggil aku Yesa, dan gadis tadi temanku namanya Uci, aku salah satu santriwati disini," jawab gadis itu.

"baiklah, aku akan menunggu ustadz Haris," kata Rahayu.

"iya mbak, oh ya mbak butuh sesuatu? aku bisa ambilkan sesuatu?" tanya Yesa.

"tidak usah, aku tak butuh sesuatu," jawab gadis itu tersenyum.

tak lama ustadz Haris datang, Yesa langsung memalingkan wajahnya agar tak melihat sosok ustadz Haris.

Ilya juga datang untuk melihat Rahayu, tapi dia kaget saat ustadz Haris menyentuh dahi gadis itu.

"apa kamu baik-baik saja? apa ada yang sakit?" tanya ustadz Haris.

"tidak ada ustadz, aku baik-baik saja, terima kasih sudah menghawatirkan kondisi ku," kata Rahayu yang kaget.

"beruntunglah kalau begitu, kalian berdua, silahkan untuk berkumpul dengan yang lain untuk mengaji," kata Ilya.

"baik neng," jawab Keduanya.

Ilya tersenyum dan duduk di samping Rahayu, ustadz Haris yang sadar pun langsung bangkit dan mundur.

"jadi apa kamu bisa bercerita bagaimana semua keluarga mu terbunuh, dan kamu yang akan di jadikan tumbal?"

"baik ustadz," jawab Rahayu.

Rahayu pun mulai bercerita tentang semua yang dia ketahui.

awalnya semua keluarganya hidup dengan baik, bahkan sang ayah dan kakek adalah petani cengkeh yang cukup sukses.

ya Keduanya memiliki kebun cengkeh dan kebun lada cukup luas, dan mereka berdua sangat di hormati oleh warga desa Kantil.

tapi entah dari mana, tiba-tiba perlahan warga desa mendengar kasak kusuk yang cukup menyakitkan.

seperti hari ini, Rahayu yang sedang berbelanja karena di suruh ibunya mendengar pembicaraan tentang keluarganya.

"eh lihat tuh, anak tukang tindas datang," kata ibu-ibu.

"iya ya, gak sangka orang yang biasanya begitu baik, ternyata sering menindas orang, dan ati-ati Bu, aku dengar pak Suyono itu suka merenggut kegadisan wanita," kata seorang ibu.

Rahayu hanya diam, "jadi semuanya berapa buk?"

"dia puluh ribu non," jawab pemilik toko itu.

Rahayu pun bergegas pergi dari sana, pasalnya dia tak tahan lagi jika harus mendengar ucapan ibu-ibu yang menyakitkan itu.

sesampainya di rumah, Rahayu menaruh belanjaan sang ibu, dia melihat sosok ayahnya di sana sedang duduk termenung.

"apa yang sebenarnya terjadi ayah, kenapa ayah di bilang pengambil dan perampas kegadisan wanita," tanya Rahayu yang mengejutkan pak Suyono.

"apa yang kamu katakan Rahayu, kamu jangan tak sopan dengan ayah mu," tegur bu Sri.

"semua warga bilang begitu saat aku di warung, bahkan mereka bilang jika ayah itu baik cuma sebagai kedok," kata Rahayu yang sudah menangis.

"sudah tak usah di gubris Rahayu, mereka itu ingin menjatuhkan keluarga kita, apa kamu bisa percaya jika ayah mu yang begitu baik melakukan itu?"

"bagaimana bisa aku tak percaya, jika hanya terus diam seperti itu," kata Rahayu memeluk sang kakek.

pak Suyono nampak sedih, dia tak ingin putrinya itu salah paham, tapi semua warga sudah mengecapnya sebagai pria kotor.

"apa hanya karena aku menegur Ki Bisono yang ingin menggagahi gadis di saung kapan hari, dan sekarang dia membalas ku seperti ini," gumam pak Suyono.

"seharusnya kamu ingat bagaimana pria itu Suyono, sudahlah, sekarang yang terpenting jaga keluarga mu, karena pria itu tak segan menghancurkan semua yang menghalangi jalan dan kesenangannya," kata kakek dari Rahayu.

"iya pak, kalau begitu aku ke kebun cengkeh dulu," pamit pak Suyono.

sore itu, Rahayu sedang duduk membaca buku, saat tiba-tiba seluruh warga datang membawa ayahnya yang sudah babak belur.

"ibu... Mbah.." teriak Rahayu.

keduanya keluar dan kaget melihat dengan apa yang terjadi, pak Suyono sudah babak belur di tangan warga..

"dasar keluarga kejam, keluarga tak beradab," teriak salah satu warga.

kakek Rahayu menarik cucunya itu untuk berlindung di balik tubuhnya.

"ada apa ini, kenapa menantuku di perlakukan dengan kejam seperti itu," tegurnya.

"menantimu telah memperkosa dan membunuh seorang wanita di kebun miliknya, sekarang kami ingin menuntut balas," kata Karman.

dia adalah orang kepercayaan dari Ki Bisono, "itu benar, kalian semua harus bertanggung jawab, karena sudah berbuat dosa, kalian tentu harus membayar agar Ki Ranti Agung tak marah," kata warga.

akhirnya semua keluarga dari pak Suyono di ringkus, termasuk Rahayu.

"jangan sentuh keluarga ku, aku tak melakukannya, aku di fitnah, jangan menyakiti mereka," kata pak Suyono dengan marah.

"tutup mulut mu Suyono, ini karena ulah mu keluarga mu harus mati seluruhnya," kata Ki Bisono menyeringai.

mereka pun membawa semua keluarga pak Suyono ke tepi kolam rumah Ki Bisono.

di kolam itu ada buaya peliharaan pria itu, pertama-tama adalah kakek Rahayu yang di penggal di saksikan semua warga.

"Mbah!!" teriak Rahayu yang langsung menangis histeris.

"ayah!!" teriak Bu Sri melihat ayahnya itu.

"tidak, ya Allah ya maha kuasa, tolong tunjukkan kuasa mu, aku tak rela jika keluarga ku di perlakukan seperti ini, tolong kirimkan bantuan mu," kata pak Suyono.

sebenarnya yang mengundang rombongan dari ustadz Haris dan ustadz Harun itu pak Suyono.

dia ingin para warga sadar dan mengenal agama, tapi dia mengunakan nama Ki Bisono agar keempat orang itu bisa masuk nantinya.

sekarang giliran dari istri pak Suyono yang harus meregang nyawa.

"aku sudah mengakui agamamu, tolong bantu aku!!" teriak pak Suyono yang melihat mayat istrinya di masukkan kedalam kolam itu

kini gilirannya, dan dia melihat Rahayu yang sekarang tak menangis atau melakukan apapun, tapi tatapan matanya kosong.

"Rahayu, hanya kamu harapan kami nduk... minta bantuan... Rahayu!!" bentak pak Suyono sebelum parang itu memutus kepalanya dari tubuhnya.

"ayah!!" teriak Rahayu yang langsung menangis histeris.

Ilya pun memeluknya agar bisa tenang, dia tak mengira jika ada orang bisa sejahat itu.

ustadz Haris pun pergi dari kamar gadis itu, dia ingin menemui ayah dan kakaknya, karena kasus ini akan sangat sulit di tangani.

Ilya tak menyangka jika Rahayu akan bisa bertahan dan lari dari semua yang dia alami.

kehilangan orang tua adalah pukulan berat bagi seorang anak, ini dia malah harus menyaksikan mereka di eksekusi di depan mata.

"ya Allah, apa aku bisa membantunya...." gumam ustadz Haris.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!