hari tumbal nyawa

Ilya membawa makanan untuk Rahayu sesuai permintaan dari ustadz Haris, gadis itu masih tampak ketakutan.

"assalamualaikum... mbak makan dulu yuk, jika mbak tak makan bagaimana bisa sehat," bujuk wanita cantik berjilbab itu.

"apa kamu tak menaruh racun?"

"tentu saja tidak mbak, jika tak percaya saya bisa mencobanya di depan mu," kata Ilya.

dari jauh ustadz Haris memperhatikan kedua wanita itu, ya setelah Shafa menikah hanya Ilya temannya.

Rahayu melihat gadis itu makan makanan yang di bawa, ternyata gadis itu tak mengalami apa-apa.

Rahayu pun mulai makan, tapi saat ingin mengambil sayur lodeh labu, Ilya membuatnya kaget.

"jangan yang itu,"

"kenapa mbak?" bingung Rahayu kaget.

"sayurnya hambar kurang garam," jawab Ilya tersenyum.

"tak masalah mbak, aku suka, dan terima kasih..." kata Rahayu yang mulai makan dengan lahap.

tak butuh waktu lama untuk gadis itu menghabiskan nasi yang di bawa oleh Ilya.

"mbak boleh aku belajar agama disini?"

"tentu, itu bagus, dan mungkin dua ustadz muda kami ingin berbincang dengan mu tentang desa itu, jadi apa kamu mau?"

"tentu, tapi mbak harus menemaniku, karena aku selalu tak nyaman berdekatan dengan pria lain," jawab Rahayu.

"baiklah, aku akan menemanimu," kata Ilya.

Rahayu pun ikut Ilya menuju ke masjid untuk mengikuti kajian sore, dia juga sudah mengenakan baju milik Shafa.

dia duduk bersama Ilya, ternyata saat ini yang memberikan ilmu kajian agama adalah ustadz Haris.

pria itu memang terlihat sangat tampan, bahkan itu sudah di akui oleh semua orang.

kajian selesai pukul setengah enam petang, saat senja datang, tiba-tiba tubuh dari Rahayu terasa begitu panas.

pandangannya mulai berkunang-kunang, dan seluruh matanya berubah menjadi putih.

dan tanpa di duga, dia tiba-tiba kayang dan tersenyum menyeringai mengejutkan semua orang di halaman masjid.

"ha-ha-ha.... ternyata ada cucu dari pria busuk itu, assalamualaikum anak muda ...." kata Rahayu yang mulai kerasukan.

"waalaikum salam, ada apa kamu masuk ke tubuh wanita ini?" tanya ustadz Haris dengan sopan.

"he-he-he, kamu lucu sekali, padahal kamu tau apa keinginan ku, kenapa tak mau datang ke desa itu, padahal aku akan memberikan mu banyak perawan tole," kata Rahayu yang terkikik.

"saya tak ingin menikah,"

"siapa yang menyuruh mu menikah, karena aku cuma butuh tubuhmu," kata Rahayu yang ingin memeluk ustadz Haris.

dia mundur dengan cepat dan mengunakan sorban miliknya untuk menyentuh gadis itu.

setelah itu dia mulai membacakan ayat kursi, tapi sayangnya jin itu malah mengikutinya dengan sangat fasih.

"tolong keluar dari tubuh gadis ini, dia sudah sangat menderita,"

"aku suka saat kamu memohon seperti ini," kata jin itu dengan senyum menyeringai.

tapi saat adzan di kumandangkan oleh ustadz Harun, Rahayu berontak dan kemudian berteriak keras.

"AAAAA!!!!!"

dan tubuhnya jatuh ke tanah dengan lemas, karena dia tak sanggup lagi bertahan di tubuh Rahayu, akhirnya Ilya di bantu beberapa santriwati.

tubuh Rahayu di bawa ke kamar, dan dua santriwati di tugaskan untuk menjaganya saat semua orang sedang melakukan sholat berjamaah.

di desa Kantil, semua orang sudah bersiap untuk melakukan persembahan pada Nyai Ratih Agung, dia adalah dewa yang di agungkan di desa itu.

bahkan para penduduk desa percaya jika Nyai Ratih Agung yang menjadi penjaga dan pemberi semua kekayaan.

obor di puncak gunung sudah di nyalakan, Batu persembahan sudah di siram dengan air bunga tujuh rupa.

Ki Bisono sebagai kepala desa sekaligus sesepuh desa, akan memimpin acara malam ini.

"setelah acara malam ini, para pemuda desa harus keluar dan mencari wanita subur yang akan di bawa ke desa, kalian berlima tentu tahu apa yang aku maksud bukan," kata Ki Bisono.

"baik Ki," jawab kelimanya yang memang di persiapkan dengan baik.

ketiga gadis itu sudah di bawa dan sudah di gantikan dengan baju putih, dan para wanita tak di izinkan untuk mengikuti acara itu.

ketiga gadis itu hanya bisa menangis histeris saat ajal mereka sudah di depan mata.

semua pria di desa ada di sana, untuk mengikuti acara penumbalan yang terjadi empat tahun sekali.

"jangan menangis nduk, kalian akan menjadi datang abadi dari Nyai Agung, jadi tak usah takut ya," kata Ki Bisono yang seakan menghipnotis mereka semua.

ketiga gadis itu yang awalnya menangis histeris, kini terlihat diam tapi tatapan matanya kosong.

"kalian bertiga duduklah di atas batu itu, kemudian tanggalkan semua pakaian kalian, dan setelah itu pejamkan mata," perintah Ki Bisono.

ketiganya pun berbaris di atas batu persembahan dengan suka rela.

bahkan mereka mengikuti setia perintah dari pria itu, dan sebelum mereka di persembahkan.

ketiganya di siram dengan air bunga setaman, dan setelah itu Ki Bisono membawa sebuah batu tajam yang akan di gunakan untuk memotong ketiganya.

yang pertama, seorang remaja wanita yang berusia tujuh belas tahun, dia langsung di penggal dengan batu tajam itu.

dan kepala gadis itu sudah terpotong dan darahnya di tampung di sebuah wadah.

kini giliran dari gadis yang berusia lima belas tahun, dan dia di perlakukan sama dengan gadis pertama.

tapi Ki Bisono malah merasa tertarik saat melihat gadis kecil yang baru yang sedang tertidur.

tiba-tiba ada suara yang membuatnya dan seluruh warga kaget, "biarkan dia di gua milikku, jadikan dia dayang ku yang akan mengabdi," kata suara tanpa wujud itu.

"baik Nyai agung," Ki Bisono tersenyum.

dia langsung membangunkan gadis itu dan memintanya untuk berpakaian.

para warga langsung berlutut saat gadis itu berdiri, "kamu terpilih menjadi wanita pilihan, sekarang kamu harus di mandikan dengan darah itu, duduklah di bawah patung Nyai Agung," perintah pak Bisono.

gadis itu menurut saja, semua mahluk berdatangan ke arah puncak bukit itu, ingin menikmati semua aroma darah yang begitu membuat mereka tertarik.

tapi tentunya semua tak gratis, para pria sudah memasak kedua tumbal yang lain untuk di nikmati oleh para makhluk halus itu.

Ki Bisono menyembunyikan gadis itu ke sebuah gua sebelum kembali ke tempat pemujaan.

"siapapun makhluk yang ingin menikmati daging itu, kalian harus memberikan kami kekayaan, jika mau lakukan dan taruh semua harta itu ke peti itu, jika tidak maka kalian tak akan bisa masuk," kata Ki Bisono yang langsung di turuti oleh para makhluk itu.

ya terjadi sebenarnya adalah ki Bisono yang memiliki ilmu hitam mengendalikan semua makhluk dan mudah membuat orang menuruti keinginannya.

dua kepala dari gadis tumbal di bawa ke gapura desa untuk di gantung bersama tengkorak tumbal yang lainnya.

Terpopuler

Comments

Yurnita Yurnita

Yurnita Yurnita

serem

2023-02-19

0

Sumawita

Sumawita

Ngebayangin nya bikin merinding

2022-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!