Desa Kantil

Desa Kantil

desa ilmu hitam

seorang gadis berlari menghindari sesuatu, gadis itu bahkan tak menghiraukan semua luka yang dia alami.

"tidak boleh, aku tak boleh berhenti, aku harus lari dan terus lari," gumamnya.

dia menerobos semua semak belukar dan pohon yang ada di desa itu, suara gonggongan anjing terdengar begitu keras di telinganya.

"ya Tuhan tolong bantu aku..." tangis wanita itu sambil menarik nafas.

dia lanjut lagi untuk keluar dari hutan yang masih rapat itu, dan saat melihat jalan yang menghubungkan antar desa.

dia semakin bersemangat, dan saat sampai di jalan itu, dia malah tertabrak mobil.

"loh heh... cepat bantu," teriak seorang pria yang melihat wanita itu terkapar.

"tolong...."

dia pun tak sadarkan diri, sedang para warga merasa marah, bagaimana bisa gadis yang mereka akan jadikan tumbal lepas.

"sialan, kemana gadis itu, kenapa bisa hilang, ah gagal semua rencana kita," marah kepala desa yang biasa di panggil Ki Bisono itu.

"kamu kehilangan jejaknya Ki, ternyata dia begitu cepat," kata salah satu warga.

"goblok, terus cari, jika tidak ketemu anak mu seng tak jadikan timbal!!" marah pria itu.

Ki Bisono, adalah kepala desa dari sebuah Desa yang menganut ilmu hitam, mereka menyembah sebuah arca yang sudah ada di desa itu selama ratusan tahun.

hari ini adalah bulan purnama ke lima belas penanggalan Jawa dan bertepatan dengan Jum'at Kliwon.

meski masih siang mereka benar-benar kehilangan jejak dari gadis yang sudah di persiapkan itu.

"sekarang siapa yang akan kita tumbalkan, tak mungkin kita tak melakukan ritual ini, kalian tau jika kita tak memberikan darah perawan, Kuta semua bisa mengalami nasib buruk," kata pria itu yang sedang marah.

"maafkan kami Ki, tapi bagaimana kami harus mencarinya, di desa kita juga sudah jarang gadis perawan," kata salah satu warga.

"aku ingat, Sulistyo punya anak berusia dua belas tahun, bawa dia ke sini dan hari ini kita terpaksa menumbalkan gadis itu," kata Ki Bisono.

akhirnya gadis belia itu di paksa untuk ikut dan akan di jadikan tumbal.

gadis itu ketakutan setengah mati melihat apa yang akan mereka lakukan padanya, dia terus berontak dan menolak.

"lepaskan aku, aku tak mau mati, lepaskan!!"

"kamu harus menggantikan gadis sialan itu, karena aku tak mau jika desa ini dapat musibah," kata Ki Bisono dengan dingin.

"ibu... bapak... tolong aku ... aku tak mau mati seperti ini," tangis gadis itu, tapi kedua orang tuanya hanya menatapnya dingin.

tak butuh waktu lama, gadis itu sudah di bawa ke Bayu persembahan yang ada di ujung bukit di belakang desa.

batu itu meski sudah terbelah, tapi aura magis masih sangat terasa, bahkan tak ada seekor pun serangga yang berani hinggap di batu itu.

"jaga gadis ini baik-baik, jangan sampai lepas lagi," pesan Ki Bisono.

sedang di sebuah pondok pesantren yang berada tak jauh dari desa itu.

gadis yang tadi di tabrak oleh empat pemuda itu bangun, "Ilya boleh bantu dia membersihkan diri," suara itu terdengar.

tapi anehnya dia tak bisa mengendalikan dirinyalah sendiri, seperti ada sesuatu yang merebut dirinya.

"kenapa aku tak bisa mengendalikan diriku," bingung gadis itu.

"tenang saja, aku adalah penjaga keluarga ini, kamu dalam kendaliku, jika aku tak melakukannya, orang-orang desa mu akan tau jika kamu di sini," saut sebuah suara tanpa wujud.

"baiklah, tapi tolong bantu aku," mohon gadis itu

"tentu, siapa namamu?"tanya suara itu lagi.

"nama ku Rahayu Ayuningtyas, semua keluargaku sudah di bunuh oleh warga desa itu, dan aku berhasil lari saat mereka ingin menjadikan aku tumbal,"

"baiklah Rahayu kamu istirahat, biar aku yang membuatnya seperti tak terjadi apa-apa," kata suara itu.

Rahayu mengangguk, dan mulai memejamkan mata.

ustadz Haris Maulana Arkana, terus menatap wanita yang sedang menjelaskan siapa dirinya itu.

dia merasakan aura yang aneh pada tubuh gadis itu, "apa kamu bukan manusia biasa, bagaimana bisa wanita yang tetap tenang setelah mengalami semua kejadian buruk itu?" tanyanya.

mendengar itu, Rahayu tersenyum menyeringai, "sepertinya aku ketahuan, padahal aku hanya ingin menolongnya," kata Ki Sesnag yang langsung pergi meninggalkan tubuh Rahayu.

"siapa kalian tolong lepaskan aku ... aku tak mau jadi tumbal lepaskan!! aku mohon ..." teriak Rahayu yang tiba-tiba berontak dan membuat para pria itu kuwalahan.

ustadz Haris di bantu ustadz Harun Ar-Rasyid membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

perlahan tubuh wanita itu melemah dan kemudian pingsan, ustadz Haris tak percaya bagaimana bisa Ki Sesnag begitu saja pergi seenaknya.

"sudah bawa gadis ini ke kamar santri khusus Ilya, dan kamu yang akan bertanggung jawab padanya," kata ustadz Harun.

"baik ustadz," jawab gadis itu.

ustadz Haris masih nampak diam, dia Bru dengar ada desa yang tetap melakukan hal salah seperti itu.

"apa yang kamu pikirkan ustadz?" tanya ustadz Harun.

"ini loh tad, aku bingung, bagaimana bisa ada desa yang tetap melakukan kejahatan ini, padahal kita sudah hidup di jaman modern seperti ini," bingung ustadz Haris.

"iya ustadz baru pulang kesini, di sekitar sini ada sebuah hutan yang di sebut hutan ghaib kematian, hanya orang putus asa yang melakukan perjanjian dengan iblis yang bisa keluar, dan di hutan itu ada sebuah desa, yang kita tak bisa masuk jika tak di undang?" kata ustadz Harun menjelaskan.

"menang masih ada desa seperti itu,"

"masih tad, kamu tau desa itu di huni sekitar tujuh ratus orang, dan kebanyakan di sana melakukan praktek ilmu hitam, dan yang membuat heran adalah jika melahirkan anak laki-laki mereka mengatakan jika itu keberuntungan, dan jika melahirkan anak perempuan,maka akan sial, itulah kenapa setiap bulan purnama yang khusus akan ada persembahan untuk dewa yang mereka anut," kata ustadz Harun.

"tunggu dulu, Nama desa itu?"

"Desa Kantil, desa penganut ilmu hitam, yang banyak mencetak dukun santet dan pelet," jawab ustadz Harun.

"tunggu dulu, bukankah itu desa yang ingin kita kunjungi tadi?"

"iya, kan kita dapat undangan dari desa itu," jawab ustadz Harun santai.

"wah gila kamu ya, bagaimana bisa setenang itu, kamu tau jelas jika kita ke desa itu bisa tinggal Nama?" kata ustadz Haris menepuk dahinya.

"ya maaf loh, aku tak bermaksud begitu, kamu sendiri yang bilang jika ingin datang dan menyebarkan agama pada desa yang mengundang kita," kata ustadz Harun santai.

"tapi ya desa itu juga geblek," kata ustadz Haris yang tak bisa berkata-kata lagi.

ustadz Harun tertawa saja melihat reaksi dari temannya itu, bagaimana tidak kaget mereka hampir datang ke tempat yang sangat mengerikan.

Terpopuler

Comments

Yurnita Yurnita

Yurnita Yurnita

mampir thor

2023-02-19

0

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

baru hadir. ternyata bersambung disini kisah Cakra dll🤭🤭

2022-12-04

1

Sumawita

Sumawita

kereen kak

2022-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!