Malam itu Bima baru kembali ke rumahnya ketika waktu sudah tengah malam.
Sesampainya di rumah Bima langsung pergi ke kamar pribadinya dan melakukan ritual membersihkan diri.
Setelah dirinya bersih, Bima merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tepat di sisi Kinanti nya saat itu sudah tertidur pulas.
Sejenak, Bima menoleh ke arah perempuan yang sudah ia nikahi secara sirih tersebut.
Bima sendiri sebenarnya sudah punya istri. Bima sudah di karuniai tiga anak dari istri sah nya yang bernama Laura.
Tapi mereka saat ini sedang bermasalah. Hingga pada akhirnya membuat mereka berpisah. Sampai saat ini, mereka masih sah menjadi suami istri. Hanya saja mereka tidak tinggal bersama.
Permasalahan yang membuat mereka berpisah saat itu adalah. Bimasena menuduh Laura selingkuh dan telah hamil anak pria lain.
Bima sendiri menginginkan seorang istri yang tidak terlalu sibuk sehingga ada waktu untuk dirinya dan juga keluarga.
Sedangkan Laura kala itu adalah seorang wanita karier yang sibuk juga dengan berbagai bisnisnya.
Sebelum Bima dan Laura berselisih, mereka sebenarnya adalah pasangan yang serasi.
Mereka telah dikaruniai dua anak perempuan yang sudah besar berusia 9 tahun dan juga 5 tahun.
Di saat Laura hamil anak ketiga. Bima menuduh sang istri telah berselingkuh dan anak yang dikandung oleh Laura bukanlah anaknya. Sejak saat itu Bima meninggal rumah. Dan tak pernah pulang.
Selama mereka berpisah kurang lebih sudah satu tahun itu. Hidup Bima terasa kosong.
Sebagai lelaki yang normal, Bima menginginkan layanan dan sentuhan seorang wanita yang bisa mengerti dirinya.
Ketika Bima bertemu dengan Kinanti untuk pertama kalinya saat itu. Saat Kinan melakukan interview. Bimasena langsung tertarik pada paras dan fisik Kinanti.
Tidak banyak persyaratan, Kinan langsung di terima bekerja bahkan setelah 3 bulan Kinanti diberikan jabatan penting.
Melupakan sejenak tentang masalah bersama istri sahnya. Nyatanya Bima telah dibutakan dengan pesona Kinanti. Hingga pada akhirnya ia menikahi Kinanti secara sirih.
Bima sendiri sebenarnya adalah seorang pengusaha kaya-raya. Dia adalah pewaris tunggal dari perusahaan yang diwariskan oleh kedua orang tuanya.
Orang tua Bima sendiri sebenarnya sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu.
Jika saat itu Bima mengatakan bahwa ia akan mempertemukan Kinan dengan orang tuanya. Itu hanyalah sebuah akalan Bima untuk membuat Kinanti tenang.
Dan sekarang, persoalan yang menghantui Bima adalah. Setelah ia bisa membuktikan bahwa Gavin yang dilahirkan oleh istrinya Laura ternyata adalah darah dagingnya. Hati Bima kini menjadi bimbang. Antara melanjutkan gugatan cerainya atau membatalkannya.
Tapi isu tentang perselingkuhan sang istri masih membuat Bima merasakan sakit hati pada sang istri.
Karena pada saat itu Bima melihat dengan mata kepalanya sendiri sang istri berada di bawah kungkungan seorang pria. Ketika mereka berada di ruang kerja Laura.
Hanya karena melihat peristiwa itulah yang membuat Bima menjadi marah kepada Laura. Dan Bima memutuskan untuk meninggalkan rumah.
Bima juga langsung mengirimkan gugatan surat cerai pada sang istri beberapa bulan kemudian. Namun gugatan itu tidak di tanggapi oleh Laura dengan alasan ia pada saat itu tengah hamil.
Kini Bima di ambang kebimbangan.
Saat ia pulang ke rumah pada siang hari itu. Ada secercah kerinduan yang ia rasakan pada keluarganya. Apalagi dirinya saat ini tengah punya anak laki laki yang sangat ia idam idamkan.
Secara pribadi Bima memang menyukai Kinanti.
Bagi Bima, Kinanti adalah seorang wanita yang penurut dan taat pada suami. Meski Ia menikahinya secara sirih.
Bima secara pribadi sangat menyukai kepribadian Kinanti yang penurut dan manja pada dirinya.
Sifat sifat manja, penurut dan tidak banyak tuntut itu lah yang membuat Bima menyukai wanita yang telah punya satu anak dari pria lain tersebut.
Meski begitu, dihatinya yang paling dalam, ia masih menyimpan cinta untuk Laura istri sahnya. Meksi ia masih menaruh sakit hati karena isu perselingkuhan sang istri.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Di kediaman rumah Prasetya
"Han apakah kamu baik-baik saja? Tanya Prasetya yang telah pada tengah malam itu terbangun. Manakala melihat sang istri Hanin terlihat begitu gelisah tidurnya.
"Perut ku rasanya tidak enak Mas." ucap Hanin memberi tau Prasetya sambil memegang pinggang bagian belakang.
"Pinggang ku rasanya pegal sekali, dan perutku juga tidak enak rasanya." Jelas Hanin
"Apa itu artinya kamu akan melahirkan?" tanya Prasetya. Yang kini ia menjadi terjaga dan bangkit dari rebahannya. Karena merasa Hanin akan melahirkan pada saat itu.
"Entahlah. Biasanya kalau mau melahirkan akan ada tanda-tanda Mas."
"Pergilah ke kamar mandi dan periksalah. Mungkin sudah ada anda-tandanya. Ayo ke kamar mandi untuk mengecek, aku bantu." Prasetya kemudian langsung sigap.
Dengan sangat lembut ia membantu sang istri untuk bangkit dari rebahan. Dan, dengan begitu perhatian Prasetya mengantarkan Hanin untuk pergi ke kamar mandi.
Bahkan Pras sendiri yang memeriksa ce la na dalam Hanin pada saat itu. Untuk mencari tahu apakah ada bercak darah atau apapun sebagai tanda-tanda jika Hanin akan melahirkan.
Karena pada saat itu Hanan berkeinginan untuk melahirkan bayinya secara normal seperti ia kala itu melahirkan Ali.
"Iya Han, sudah ada bercak-bercak darahnya. Sebaiknya kita ke dokter ya. Aku siap-siap dulu." ucap Prasetya langsung dilanda kepanikan.
"Mas, tidak usah buru-buru ke dokter. Cobalah tunggu beberapa saat lagi. Biar aku benar-benar bisa memastikan apakah aku akan lahiran saat ini. Tenang Mas Pras, rumah sakitnya kan juga tidak jauh dari rumah." jelas Hanin, yang justru menenangkan Prasetya yang pada saat terlihat begitu panik.
"Tapi aku khawatir sama kamu Han. Aku mau, melahirkan itu sangat sakit. aku tahu emak lahir karena itu sangat sakit. Oleh sebab itu lebih baik kita ke rumah sakit saja, tidak apa kita menunggu di rumah sakit. Aku persiapkan barang-barangnya ya." ucap lagi Prasetya yang semakin terlihat kalut.
Tapi tangan Hanin, kemudian meraih tangan Prasetya.
"Mas, tunggulah beberapa jam lagi untuk bisa memastikan jika aku benar-benar akan melahirkan. Terkadang ini hanyalah pertanda-tanda palsu. Tenang Mas, Hanin pasti akan mengatakan sama Mas jika Hanin benar-benar merasa sudah yakin jika akan melahirkan." jelas Hanin dengan tenang.
Kemudian Prasetya nampak menghela napas berat.
"Kamu ya, kamu yang akan melahirkan kamu yang tenangin Mas. Mas panic kamu santai. Dasar istri ku." ucap Pras yang kemudian di buat gemas dengan Hanin, yang kemudian ia menghujani pipi Hanin dengan kecupan basah.
"Mas sangat mencintaimu Hanin." Prasetya mengatakan itu sambil mendekap tubuh Hanin dengan erat.
"Hanin juga mencintai Mas Prasetya." Jawab Hanin lembut, kemudian ia membalas memeluk tubuh Pras dengan melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Prasetya.
🥰🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
F.Queen
Hanin mau melahirkan ini ya
Gimana besok kalau ketahuan tuh si Bima klo udah nikah ternyata
2022-12-16
2
Erni Kusumawati
Gak sabar lihat reaksi Laura dan tindakannya dlm menghalau mahluk sejenis wewe gombel seperti kinanti...Apakah akan sesabar Hanin atau sekuat wonder women yg bs menghancurkan si Bima dan wewe gombel itu
2022-12-09
0
Shanum❤️
Laura sekalinya selingkuh pasti akan terulang lagi ,,apalagi Bima melihatnya lgsg
Smoga aja Hanin bisa lahiran normal
2022-12-08
2