Hati tulus seorang istri (Haningrum)

Pandangan mata Prasetya seketika teralih ke arah pintu kerjanya. Saat Hanin membuka pintu kerjanya di lantai bawah.

Dengan perutnya yang sudah menonjol besar. Hanin berjalan memasuki ruang kerja sang suami pada malam.

Karena mendapati sang suami belum juga naik keranjang mereka. Dan pada akhirnya Hanin memutuskan untuk mencari Prasetya di ruang kerja.

"Kenapa belum tidur?" tanya Prasetya saat Hanin datang.

Pras kemudian langsung bergegas berjalan menuju ke arah Hanin. Kemudian ia memapah Hanin untuk duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu.

"Mana bisa aku tidur tanpa Mas Pras di sisi ku. Mas belum selesai lembur nya?" Tanya Hanin.

"Sudah."

"Kenapa tidak langsung naik ke kamar?" tanya Hanin sambil mengerutkan dahinya.

"Tadi sepertinya Mas sedang memandang sesuatu? Apa yang Mas pandangi tadi?" tanya Hanin penasaran.

"Oh, itu tadi foto USG bayi kita Hanin." jawab Pras lembut.

"Kenapa di pandangi?"

"Ya, Mas bahagia saja. Sebentar lagi Mas akan punya anak perempuan." Jawab Prasetya datar sambil sedikit mengulas senyum tipis yang seperti nya Pras paksakan.

Hanin yang tau jika suaminya ini sedang memikirkan sesuatu membuat Hanin berfikir.

"Mas, Mas kan sudah punya anak perempuan dari dia. Apa yang Mas pikirkan sebenarnya? Ceritalah sama Hanin." ucap Hanin, yang merasa jika Pras sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Prasetya kemudian menatap wajah cantik nan teduh sang istri.

Pras kemudian merangkul pundak Hanin dari belakang. Dan membawa Hanin untuk bersandar ke pundaknya.

"Apa Mas merasa bersalah? Dengan anak perempuan Mas yang sampai saat ini belum Mas liat wajahnya?" tebak Hanin.

"Bagaimana kamu tau. Jika ada sekelumit rasa bersalah Mas sama anak itu Han?"

"Tentu saja Hanin tau. Mas itu perasaan lembut. Tidak tegaan dan sangat bertanggung jawab. Saat Mas bahagia sebentar lagi akan memiliki anak perempuan. Sebenarnya Mas juga sudah punya anak perempuan. Dia sudah lahir dan mungkin sekarang sudah tubuh besar. Apa Mas punya niatan untuk melihat anak perempuan Mas?"

Dan pernyataan Hanin semerta merta membuat Prasetya terkesiap.

"Hanin, aku hanya merasa bersalah pada bayi itu. Bukan untuk wanita itu."

"Ya, aku tau. Yang Hanin maksud pasti perasaan Mas sama bayi itu."

"Iya, Mas merasa bersalah karena aku sebagai ayahnya seolah-olah tidak peduli dengannya. Apalagi dia sudah menolak uang nafkah itu. Dan sekarang dia juga memutuskan komunikasi. Sebagai seorang ayah, aku merasa berdosa dan bersalah pada bayi itu. Dan sebentar lagi aku akan punya anak perempuan lagi. Ada sesuatu yang mengganjal. Yang sebenarnya Mas ingin sekali menebusnya. Tapi aku tidak tau harus melakukan apa."

"Mungkin saat ini hanya doa yang bisa Mas berikan pada dia. Mungkin, jika Mas mau. Mas bisa pergi ke Solo untuk menjenguknya?" ucap Hanin. Dan hal itu membuat Pras terbelalak kaget tak percaya dengan saran yang Hanin ungkapkan.

"Hal itu tidak mungkin aku lakukan Hanin." jawab Pras tegas.

"Kenapa tidak mungkin?"

"Aku tidak ingin menyakiti mu. Aku juga tidak ingin bertemu dengan wanita itu lagi. Yang ingin aku liat wajahnya hanyalah bayi itu, yang katanya bernama Shafira." ungkap Prasetya.

"Aku tau Mas, aku paham. Jika Mas mungkin tidak akan mau pergi ke Solo karena Mas ingin menjaga hati ku. Aku paham, dan terima kasih untuk itu. Tapi, apakah aku tega dan membiarkan suami ku sendiri bersikap tidak adil untuk anak nya yang lain. Apa aku setega itu membiarkan suami ku tidak peduli dengan darah dagingnya sendiri, saat ia ingin menemuinya. Padahal di sini, kamu berada dekat dengan anak anak Mas. Mas memberikan kasih sayang penuh dan totalitas dalam perhatian untuk Ali dan juga bayi yang masih ku kandung. Sedangkan di sisi lain. Ada darah daging mu yang juga punya hak yang sama untuk di perhatikan. Tanpa melihat bagaimana dia dulu ada dan dilahirkan. Tidak apa apa Mas. Jika Mas mau ke Solo untuk melihat dia. Hanin percaya dan berikan izin." Ujar Hanin terlihat tulus.

Prasetya yang mendengarnya pun sampai berkaca kaca matanya.

"Bagaimana kamu bisa sebaik ini Hanin."

"Ada hak bayi itu yang tidak akan mampu aku pungkiri. Dan sebagai seorang istri aku tidak mau berdosa karena mengekang Mas untuk menemui anak Mas sendiri." Jawab Hanin bijaksana.

Terpopuler

Comments

F.Queen

F.Queen

salut sama hanin

2022-12-16

1

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

Orang seperti Hanin hanya ada di cerita Novel.pd kenyatannya anak yg terlahir dr wanita lain sering kali diabaikan haknya oleh ayahnya..fenomena yg sdh biasa terjadi di lingkungan masyarakat pada saat ini.

2022-12-09

0

Shanum❤️

Shanum❤️

Hatimu terlalu baik dan pemaaf Hanin ,saluttt deh
Di dunia nyata gak ada yg kayak kamu kurasa

2022-12-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!