Bab 4

John norman dengan langkah tegap memasuki ruangan cafe, mata elangnya menyapu pada satu sisi sudut, lalu tertuju pada sesosok wanita cantik yang menunduk dengan sisa air mata yang sudah mengering.

"Nyonya Anne, maaf harus menunggu sedikit lebih lama." John mengulurkan tangannya pada sosok yang lembut penuh kharisma itu.

"John, sampai berapa lama kami harus menunggu berita darimu. Ini sangat menyiksa, segera lakukan sesuatu dan bawa dia kembali ke dalam pangkuanku." Lembut namun ada sorot ketegasan pada manik wanita tua bernama Anne itu.

"Aku akan segera pulang ke negaraku, semua aku serahkan padamu. Aku hanya menginginkan yang terbaik, jangan biarkan rasa bersalah ini berlarut-larut." Anne kembali memohon sesuatu kepada John Norman, lalu ia menyesap secangkir kopi blue mountain yang ia pesan beberapa menit lalu.

Ray melenggang masuk ke dalam cafe tersebut dengan menenteng sebuah map berisi berkas-berkas penting, lalu ia serahkan pada John.

Perlahan John membuka dan tersenyum, lalu menyodorkannya pada Anne.

Anne seorang janda yang ditinggal mati sang suami akibat kecelakaan pesawat terbang delapan tahun lalu.

Anne menutup mulutnya, dan tersenyum seraya mengusap foto yang ia pegang.

"John aku titipkan dia padamu, terima kasih segala jerih payahmu, hari ini aku harus pulang dan menyelesaikan segala dokumen yang akan kita butuhkan kelak."

Senyum Anne menyiratkan sebuah kepuasan setelah tertekan sekian tahun lamanya.

Ray bertugas mengantar Anne ke bandara.

Seulas senyum mengembang tiada henti di bibir tipis Anne, angannya untuk kembali bersatu dalam sebuah keluarga menari indah.

"Nyonya sudah sampai, hati-hati jangan pernah abaikan kesehatan." Dengan penuh kesopanan Ray membukakan pintu mobil dan mempersilakan Anne.

Sementara itu di kediaman Juleha...

"Riris, segera kemasi barang-barangmu, kita akan pindah dari rumah ini. Sebentar lagi pemilik baru akan mengambil alih tempat kita."

"Kita harus segera menghilangkan jejak dari mereka, ibu tidak ingin mereka menangkap kita, dan juga membawamu atau mereka akan membalas dendamnya."

Sejuta ketakutan dan penyesalan melintas pada diri Juleha, memandang ke arah Riris yang masih tenang dan santai memoles kuku-kukunya dengan warna kesukaannya.

"Ibu..., kenapa harus tergesa-gesa, sudah baik kita menampung Lupi dan membesarkannya, ibu juga sudah melakukan dengan baik kan?"

Riris berusaha menenangkan Juleha yang panik dan cemas.

**POV author**

Di sini diceritakan Juleha adalah seorang wanita penghibur.

Demi menghidupi Riris buah hatinya dengan kekasihnya, dan ingin mengubah kesulitan dalam kehidupannya setelah ditinggal mati sang kekasihnya karena penyakit menular yang ia derita, tanpa meninggalkan sesuatu yang berharga untuk kelangsungan hidup mereka berdua.

Juleha bekerja pada sebuah perusahaan kapal pesiar, tidak jarang ia juga sebagai pemuas kebutuhan para lelaki kesepian yang harus berlayar hingga berbulan-bulan di atas laut.

Di atas sebuah kapal mewah, cuaca yang cerah mengundang para turis penumpang melakukan aktivitas untuk sekedar bersantai ataupun menikmati birunya langit lukisan alam.

Terlihat dari jauh sepasang suami istri, sedang duduk santai di dalam bar yang ada tersedia di kapal pesiar mewah itu, sambil mengamati putri kecilnya yang berlarian ke sana ke mari.

Namun...

Tidak jauh dari tempat itu terjadi sebuah insiden, seorang bocah kecil terjatuh ke laut dan sedang dalam pencarian.

Jerit para penumpang, dan para awak yang berlarian untuk segera menyelamatkan gadis kecil yang terjatuh ke laut dalam itu.

Di saat terjadi kepanikan, perhatian penumpang yang ada di bar dan tepian dek tertuju pada satu titik, dalam upaya penyelamatan korban.

Pada kesempatan itulah Juleha memanfaatkan waktu untuk mendekati gadis kecil yang juga ikut panik ketakutan dan bersembunyi di pojok bar mencari perlindungan, karena tidak tau apa yang terjadi.

Dia adalah Tan Palupi Gulizar kecil,

Juleha menggendong Palupi, lalu mengambil tas.

Isi di dalam tas tersebut adalah seperangkat perhiasan berlian, yang akan diberikan sang suami kepada istri sebagai hadiah ulang tahun pernikahan.

Anthony Tan Gulizar seorang pengusaha tekstil, yang sedang membawa keluarga kecilnya untuk berlibur, ternyata harus kehilangan buah hati mereka. Mereka mengira putrinya yang jatuh ke dalam laut, rasa putus asa dan tangis duka Anne Menyayat hati.

Sedangkan Juleha membawa Palupi kecil itu ke sebuah ruangan jauh di tempat tersembunyi. Rasa takut dan gembira menguasainya, sebab dia akan mendapatkan uang banyak dengan cara menjual berlian yang ia curi, lalu terbayang akan membawa pulang Riris ke kampung halaman mereka dan hidup makmur walaupun tanpa adanya sebuah pernikahan.

Setelah semalam dalam persembunyian, tiba juga saatnya kapal pesiar itu kembali merapat.

Dengan segala kewaspadaan extra, Juleha keluar dari persembunyiannya. Dia mengendong Palupi kecil yang, ketakutan dengan semua ancaman yang Juleha berikan pada Lupi.

Selamat dari pelariannya, Juleha membawa Palupi bersama Riris menuju kampung halamannya.

Para warga tidak terkejut dengan kehadiran Juleha yang pulang dengan dua gadis kecil, dengan perbedaan mencolok pada diri Riris dan Palupi.

Jati diri Palupi tertulis dalam sebuah nama yang terukir indah pada sebuah bingkai, tempat tertatanya seperangkat perhiasan.

Dalam menghidupi kedua gadis kecil itu, Juleha masih melakukan pekerjaan yang sulit ia jauhi dari kehidupannya.

Menemani dan menikmati sentuhan dan erangan kenikmatan dari satu hidung belang satu ke hidung belang lainnya.

Mau tidak mau kedua gadis kecil itupun terbiasa juga dengan keadaan yang mereka jalani hingga mereka beranjak ke usia dewasa.

Suara ringkik tawa dan jerit, serta kepulan asap rokok bahkan bau khas alkohol bukan lagi menjadi hal yang aneh bagi Riris dan Palupi.

Kedua gadis yang tumbuh bersama dengan usia terpaut tidak jauh, namun membawa kepada kepribadian yang sangat berbeda.

Kehidupan Palupi jauh berbeda di banding Riris.

Palupi kecil harus melakukan semua pekerjaan rumah, setelah pulang sekolah dasar. Tangan kecilnya sudah terbiasa mencuci sprei bekas peluh dan noda bekas cinta semalam juleha.

Desa\*han dan lenguhan Juleha bukan irama baru lagi untuk pendengaran Palupi, dengan berganti pasangan pada setiap percumbuan panas mereka.

Bahkan tubuh kurus Palupi tidak pernah luput dari kekerasan fisik dari Juleha dan Riris.

Mereka menutut Palupi bekerja, dengan alasan sebagai sebuah pengabdian anak pungut yang sudah dirawat dan dibesarkan.

Sifat iri Juleha dan Riris semakin membuat kebenciannya menjadi-jadi kepada Palupi.

Kecantikan Palupi, dengan kulit yang bersih, hidung yang indah, mata dengan manik kecoklatan, rambut ikal pirang, selalu menjadi acuan kecemburuan dengan perbedaan fisik mereka.

Tidak jarang ketika laki-laki hidung belang yang Juleha bawa pulang ke rumah selalu memuji kecantikan Palupi.

Tidak segan Juleha menawarkan Palupi dengan nominal seratus juta sebagai pengganti kesucian Palupi.

Sekaligus sebagai imbalan karena sudah merawat dan membesarkannya.

Sedangkan Riris dengan beranjaknya usia yang menuju dewasa dan sedang mekar-mekarnya ibaratkan buah sedang ranum untuk dinikmati, Riris mengikuti jejak Juleha.

Target Juleha untuk Palupi adalah, akan memberikan kepada seorang laki-laki untuk sebuah kesuciannya dengan nominal seratus juta.

POV author off

happy reading eplibadeh 🤗😘

To be continued 😂

Terpopuler

Comments

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

mampir ya

2023-03-15

0

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

Juleha oh juleha

2023-03-08

1

ALoNa💜

ALoNa💜

juleha....juleha lihatlah anakmu mengikuti jejakmu juga

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!