Babad Angkara Murka

Babad Angkara Murka

Kitab Obong - Satria Piningit

Cerita ini dimulai sekitar lima belas tahun yang lalu, atau mungkin lebih. Laki-laki bernama lengkap Satria Piningit itu tak lagi bisa menghitungnya dengan pasti. Yang jelas pertama kali Satria Piningit melihat anak laki-laki itu adalah di malam hari ketika ia sedang berjongkok di tepi kali, alias sungai kecil yang selain berfungsi sebagai saluran irigasi sawah, juga digunakan untuk kegiatan dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti mandi, mencuci dan keperluan kakus.

Memang saat itu adalah zaman dimana belum tersedia internet dan smartphone. Kedua hal ini bahkan belum menjadi sebuah konsep di kala itu, mungkin hanya ide belaka. Jadi wajar kalau di beberapa desa di banyak tempat, juga di pulau ini di tempat dimana Satria Piningit tinggal sekarang, untuk buang air besar pun ia harus melakukannya di kali. Tidak semua orang memiliki toilet atau sekadar tempat buang air di rumahnya. Mungkin hanya pak lurah yang memiliki kemampuan membangunnya di dalam rumahnya yang besar.

Meski bila dipikir-pikir, sebenarnya rumah mbah kakung dan mbah putri Satria Piningit termasuk yang terbesar di desa ini. Ada satu buah WC di bagian belakang rumah, tapi kelak akan dijelaskan mengapa Satria Piningit enggan buang air di WC itu, selain karena bagaimanapun 'budaya' buang air besar di kali tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat desa.

Jadi di desa ini wajar sekali kalau ada orang malam-malam antre untuk buang air besar. Untuk amannya, malam menjadi pilihan agar tak terlalu sulit menyembunyikan malu. Tapi tetap saja, bila ada orang yang juga akan atau sedang buang hajatnya, warga lain yang juga berniat melakukan kegiatan yang sama juga perlu tahu diri untuk menunggu sebentar atau sekalian saja pergi jauh-jauh ke area lain bila sudah tidak dapat menahan hasrat untuk buang air besar. Untuk hal ini, biasanya ke arah hilir sungai.

Anak laki-laki yang sedang berjongkok di tepi kali itu mungkin sebaya dengan Satria Piningit, tapi tubuhnya jauh lebih kecil, kurus kering dan berkulit gelap bagai tembaga yang dipoles dan digosok terus sampai berkilauan. Sorotan kedua matanya yang menatap kosong lah yang menyadarkan Satria Piningit bahwa ada seseorang di tempat gelap itu. Sosok anak laki-laki berkulit berwarna tembaga itu tersentak ketika tiba-tiba melihat Satria Piningit.

Tentu saja ini membuat Satria Piningit juga ikut tersentak. Tapi kemudian Satria Piningit sendiri lah yang merasa bersalah karena telah mengagetkan anak tak dikenal itu, meski padahal harusnya Satria Piningit lah yang berhak merasa kaget terlebih dahulu. Bagaimana tidak, anak laki-laki itu bertelanjang dada di pukul sepuluh malam di udara luar yang yang lumayan dingin merangkak merembet merambat di atas lapisan kulit hanya dengan mengenakan celana pangsi hitam sebetis, tanpa alas kaki dan berjongkok di tepi kali di sela-sela rimbunnya pepohonan tebu.

Merasa sebagai warga pendatang di desa ini, Satria Piningit memutuskan menyapa anak laki-laki itu dahulu. "Kulonuwon, mas," ujarnya. Satria Piningit bingung mau bagaimana menjelaskan kepada anak ini bahwa ia hendak buang hajat dan ingin menggunakan area kali tersebut. Satria Piningit berharap anak laki-laki itu paham dengan tujuannya, karena logikanya, untuk tujuan apa lagi jam sebegini malam ia ke kali, 'kan?

Benar saja, anak itu, yang walaupun sebaya dan Satria Piningit panggil mas tadi, berdiri dengan tiba-tiba, membuat dirinya kembali tersentak. Namun anak laki-laki misterius itu mendadak berbalik dan pergi menghilang ke rerimbunan pohon tebu tanpa satu kata pun, bagai terhisap ke dalam pusaran air.

Hantu mungkin, pikir Satria Piningit. Tapi ia tak acuh lagi bila memang sosok itu benar hantu adanya. Ia sudah merasa kebelet, hasrat itu mendorong perutnya dengan paksa sampai kepalanya terasa pusing.

Kali kedua Satria Piningit bertemu dengan anak laki-laki itu lagi adalah selang dua hari kemudian. Masih di tempat serupa, berjongkok dengan pandangan kosong ke arah kali kecil itu, bertelanjang dada dan bercelana pangsi hitam dengan simpul tali di pinggangnya.

"Kulonuwon mas," sapa Satria Piningit lagi dalam bahasa Jawa yang artinya kurang lebih permisi. Anak laki-laki itu tidak capek-capek memandang ke arah Satria Piningit namun keduanya sama-sama tidak terkejut kali ini.

"Mau buang air besar lagi? Kenapa tidak cari tempat lain?" balas anak laki-laki itu juga dalam bahasa Jawa.

Terus terang Satria Piningit butuh sepersekian detik untuk memahami bahasa Jawa yang anak laki-laki itu ucapkan dengan suaranya yang serak bagai meraba kulit pohon kering itu. Satria Piningit berpikir mungkin karena sebenarnya ia bukan sepenuhnya orang Jawa dan juga bukan orang asli desa ini maka ia tak dapat dengan segera paham dengan apa yang diucapkan anak laki-laki itu.

Ayah Satria Piningit lah yang dulunya asli warga desa ini yang pernah tinggal bersama orangtua dan adik-beradiknya. Tapi setelah ia menikah dengan ibu Satria Piningit yang berdarah suku Dayak di Kalimantan, sang ayah sudah jarang pulang ke Jawa.

Sebenarnya Mbah kakung dan mbah putri Satria Piningit yang meminta kepada ayahnya untuk menyekolahkan salah satu anak nya, yaitu Satria Piningit, di Jawa agar hubungan anak-beranak tersebut tetap terjaga. Jadi, bisa dikatakan ini adalah tahun kedua Satria Piningit bersekolah di pulau Jawa. Padahal ayah ibu Satria Piningit awalnya menginginkan dirinya untuk melanjutkan studi ke pulau Jawa pada saat ia beranjak ke masa Sekolah Menengah Atas alias SMA nanti. Tapi hasilnya malah Satria Piningit snediri yang begitu bersemangat untuk bersekolah di Jawa sedari kelas satu Sekolah Menengah Pertama karena ingin merasakan kehidupan di kota lain. Toh, di rumah nya di Kalimantan masih ada abang, kakak dan adik perempuan Satria Piningit yang paling kecil sehingga kedua orangtuanya harus tak akan mudah merindukan dirinya. Begitu pikirnya sederhana.

Hasilnya, selama dua tahun ini Satria Piningit sudah terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Jawa. Tapi tetap saja sedikit banyak ia sering kehilangan kosakata dan terpleset lidah dalam mengucapkan atau menangkap kata. Oleh sebab itu, kali ini setelah kira-kira paham makna kata-kata yang diucapkan, ia langsung meminta maaf pada anak laki-laki itu dan hendak beranjak pergi. Tapi tiba-tiba anak laki-laki misterius bertubuh kurus itu berdiri, "Sudah-sudah. Aku saja yang pergi. Kamu berak di sini saja," ujarnya.

"Wah, tidak apa-apa, mas? Saya bisa ke tempat lain kok," balas Satria Piningit jujur. "Kamu sepertinya sudah biasa di sini," lanjutnya pendek. Sang anak laki-laki itu yang justru kemudian berbalik dan menghilang lagi di balik rimbunan pohon tebu, lenyap bagai tersedot masuk dan menjadi kelam itu sendiri.

Satria Piningit tersenyum. Memang hantu sepertinya anak itu, pikirnya. Tapi memang tempat ini adalah tempat yang paling pas untuk buang hajat setelah lama berpindah-pindah dari satu spot ke spot lainnya. Kali ini berbeda jauh dengan sungai yang ada di Kalimantan. Melihat ukuran lebarnya yang hanya bisa diisi oleh dua sampai tiga orang dewasa bila jongkok berjongkok berdampingan - Satria Piningit merasa jijik ketika membayangkan gambaran perbandingan ini, kali ini hanya pantas disebut parit, bukannya sungai atau anak sungai yang memang lebar-lebar di Kalimantan.

Tepian kali dibangun dari bebatuan yang disusun dan disemen dengan rapih. Tapi tempat dimana Satria Piningit berjongkok untuk buang hajat ini ada cuilan bebatuan yang rompel dari tepian kali yang disemen. Cuilan bebatuan itu jatuh dan sebagain terbenam di tengah arus, sebagian lagi menumpuk menonjol ke atas membelah air. Satria Piningit biasanya berjongkok di atas batu-batu itu dan membenamkan sedikit pantat nya ke aliran air sembari merenung dan memainkan gelang kulit kayu bahar yang melingkar di lengannya.

Posisi buang air besar terbaik menurutnya, walau terdengar konyol dan tak nyawan bila menilik cara buang air besar yang umum di tempat lain atau di masa modern ini. Jadi jelas memang Satria Piningit suka tempat ini. Sedangkan anak laki-laki misterius bagai hantu itu yang selama kurang lebih setahun Satria Piningit tinggal di desa ini belum pernah terlihat. Maka sudah barang tentu, anak itu yang harusnya mengalah dengan dirinya. Lagipula ia tak tahu jelas tujuan utama sang anak laki-laki tersebut nangkring di tempat terbaiknya ini.

Terpopuler

Comments

rajes salam lubis

rajes salam lubis

masih nyimak

2024-06-20

0

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Alur ceritanya sudah lumayan bagus 👍👍

2023-10-06

2

rajes salam lubis

rajes salam lubis

biar ikannya besar besar dan nikmat
hahaha

2023-03-06

2

lihat semua
Episodes
1 Kitab Obong - Satria Piningit
2 Kitab Obong - Priyam
3 Kitab Obong - Bakar
4 Kitab Obong - Carik
5 Kitab Obong - Dukun
6 Kitab Obong - Anak Perempuan
7 Kitab Obong - Jembatan
8 Kitab Obong - Mayat
9 Kitab Obong - Joglo
10 Kitab Obong - Jahat
11 Kitab Obong - Nenek
12 Kitab Obong - Ngalimun
13 Kitab Obong - Orang Pintar
14 Kitab Obong - Tarini
15 Kitab Obong - Kehilangan Rasa Percaya
16 Kitab Pon - Wardhani
17 Kitab Pon - Temaram
18 Kitab Pon - Laki-Laki Setengah Baya
19 Kitab Pon - Buruk nan Bejat
20 Kitab Pon - Lakuning Rembulan
21 Kitab Pon - Keistimewaan
22 Kitab Pon - Girinata
23 Kitab Pon - Sang Penjaga
24 Kitab Pon - Nataprawira
25 Kitab Pon - Marni
26 Kitab Pon - Roh-Roh Tersiksa
27 Kitab Pon - Bertekuk Lutut
28 Kitab Pon - Nirwana
29 Kitab Pon - Kursi Rotan
30 Kitab Pon - Jagad Lelembut
31 Kitab Pon - Gapura
32 Kitab Pon - Meringkuk dan Menciut
33 Kitab Pon - Tumbal
34 Kitab Pon - Penerangan
35 Kitab Pon - Pangling
36 Kitab Pon - Murka Luar Biasa
37 Kitab Pon - Dasimah
38 Kitab Pon - Sundel Bolong
39 Kitab Pon - Keris
40 Kitab Pon - Borok Nan Bangsai
41 Kitab Pon - Bajul Bedugal
42 Kitab Pon - Rasa Gandrung
43 Kitab Pon - Air Mata Hitam Kelam
44 Kitab Pon - Mengalahkan Kala
45 Kitab Pon - Basyar
46 Kitab Pon - Rupa
47 Kitab Pon - Empat
48 Kitab Pon - Menyerap Menghisap
49 Kitab Pon - Melenggok Pelan Penuh Goda
50 Kitab Pon - Alas Gung Liwang Liwung
51 Kitab Pon - Suluk Pertama Kusuma Dewi
52 Kitab Pon - Suluk Kedua Kusuma Dewi
53 Kitab Pon - Suluk Ketiga Kusuma Dewi
54 Kitab Pon - Suluk Keempat Kusuma Dewi
55 Kitab Pon - Suluk Kelima Kusuma Dewi
56 Kitab Pon - Suluk Keenam Kusuma Dewi
57 Kitab Pon - Suluk Ketujuh Kusuma Dewi
58 Kitab Pon - Suluk Kedelapan Kusuma Dewi
59 Kitab Pon - Suluk Kesembilan Kusuma Dewi
60 Kitab Pon - Suluk Kesepuluh Kusuma Dewi
61 Kitab Pon - Suluk Kesebelas Kusuma Dewi
62 Kitab Pon - Suluk Keduabelas Kusuma Dewi
63 Kitab Pon - Suluk Ketigabelas Kusuma Dewi
64 Kitab Pon - Suluk Keempatbelas Kusuma Dewi
65 Kitab Pon - Suluk Kelimabelas Kusuma Dewi
66 Kitab Pon - Suluk Keenambelas Kusuma Dewi
67 Kitab Pon - Suluk Ketujuhbelas Kusuma Dewi
68 Kitab Pon - Suluk Kedelapanbelas Kusuma Dewi
69 Kitab Pon - Suluk Kesembilanbelas Kusuma Dewi
70 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Kusuma Dewi
71 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Satu Kusuma Dewi
72 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Dua Kusuma Dewi
73 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Tiga Kusuma Dewi
74 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Empat Kusuma Dewi
75 Kitab Pon – Suluk Keduapuluh Lima Kusuma Dewi
76 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Enam Kusuma Dewi
77 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Tujuh Kusuma Dewi
78 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Delapan Kusuma Dewi
79 Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Sembilan Kusuma Dewi
80 Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Kusuma Dewi
81 Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Satu Kusuma Dewi
82 Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Dua Kusuma Dewi
83 Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Tiga Kusuma Dewi
84 Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Empat Kusuma Dewi
85 Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Lima Kusuma Dewa
86 Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Enam Kusuma Dewi
87 Kitab Tri Deshi Babak Satu
88 Kitab Tri Deshi Babak Dua
89 Kitab Tri Deshi Babak Tiga
90 Kitab Tri Deshi Babak Empat
91 Kitab Tri Deshi Babak Lima
92 Kitab Tri Deshi Babak Enam
93 Kitab Tri Deshi Babak Tujuh
94 Kitab Tri Deshi Babak Delapan
95 Kitab Tri Deshi Babak Sembilan
96 Kitab Tri Deshi Babak Sepuluh
97 Kitab Tri Deshi Babak Sebelas
98 Kitab Tri Deshi Babak Duabelas
99 Kitab Tri Deshi Babak Tigabelas
100 Kitab Tri Deshi Babak Empatbelas
101 Kitab Tri Deshi Babak Limabelas
102 Kitab Tri Deshi Babak Enambelas
103 Kitab Tri Deshi Babak Tujuhbelas
104 Kitab Tri Deshi Babak Delapanbelas
105 Kitab Tri Deshi Babak Sembilanbelas
106 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh
107 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Satu
108 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Dua
109 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Tiga
110 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Empat
111 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Lima
112 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Enam
113 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Tujuh
114 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Delapan
115 Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Sembilan
116 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh
117 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Satu
118 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Dua
119 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Tiga
120 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Empat
121 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Lima
122 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh enam
123 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Tujuh
124 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Delapan
125 Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Sembilan
126 Kitab Tri Deshi Babak Empat Puluh
127 Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Satu
128 Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Dua
129 Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Tiga
130 Kitab Tri Deshi Babak Empapuluh Empat
131 Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Lima
132 Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Enam
133 Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Tujuh
134 Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Delapan
135 Kitab Tri Deshi Babak Empat Puluh Sembilan
136 Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh
137 Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Satu
138 Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Dua
139 Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Tiga
140 Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Empat
141 Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Lima
142 Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Enam
143 Kitab Tri Deshi Babak Llimapuluh Tujuh
144 Kitab Prajurit Ayat Satu
145 Kitab Prajurit Ayat Dua
146 Kitab Prajurit Ayat Tiga
147 Kitab Prajurit Ayat Empat
148 Kitab Prajurit Ayat Lima
149 Kitab Prajurit Ayat Enam
150 Kitab Prajurit Ayat Tujuh
151 Kitab Prajurit Ayat Delapan
152 Kitab Prajurit Ayat Sembilan
153 Kitab Prajurit Ayat Sepuluh
154 Kitab Prajurit Ayat Sebelas
155 Kitab Prajurit Ayat Duabelas
156 Kitab Prajurit Ayat Tigabelas
157 Kitab Prajurit Ayat Empatbelas
158 Kitab Prajurit Ayat Limabelas
159 Kitab Prajurit Ayat Enambelas
160 Kitab Prajurit Ayat Tujuhbelas
161 Kitab Prajurit Ayat Delapanbelas
162 Kitab Prajurit Ayat Sembilanbelas
163 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh
164 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Satu
165 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Dua
166 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Tiga
167 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Empat
168 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Lima
169 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Enam
170 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Tujuh
171 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Delapan
172 Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Sembilan
173 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh
174 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Satu
175 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Dua
176 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Tiga
177 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Empat
178 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Lima
179 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Enam
180 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Tujuh
181 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Delapan
182 Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Sembilan
183 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh
184 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Satu
185 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Dua
186 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Tiga
187 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Empat
188 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Lima
189 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Enam
190 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Tujuh
191 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Delapan
192 Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Sembilan
193 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh
194 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Satu
195 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Dua
196 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Tiga
197 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Empat
198 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Lima
199 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Enam
200 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Tujuh
201 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Delapan
202 Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Sembilan
203 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh
204 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Satu
205 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Dua
206 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Tiga
207 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Empat
208 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Lima
209 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Enam
210 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Tujuh
211 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Delapan
212 Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Sembilan
213 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh
214 KItab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Satu
215 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Dua
216 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Tiga
217 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Empat
218 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Lima
219 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Enam
220 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Tujuh
221 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Delapan
222 Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Sembilan
223 Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh
224 Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Satu
225 Kitab Prajurit Ayat Depanpuluh Dua
226 Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Tiga
227 Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Empat
228 Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Lima
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Kitab Obong - Satria Piningit
2
Kitab Obong - Priyam
3
Kitab Obong - Bakar
4
Kitab Obong - Carik
5
Kitab Obong - Dukun
6
Kitab Obong - Anak Perempuan
7
Kitab Obong - Jembatan
8
Kitab Obong - Mayat
9
Kitab Obong - Joglo
10
Kitab Obong - Jahat
11
Kitab Obong - Nenek
12
Kitab Obong - Ngalimun
13
Kitab Obong - Orang Pintar
14
Kitab Obong - Tarini
15
Kitab Obong - Kehilangan Rasa Percaya
16
Kitab Pon - Wardhani
17
Kitab Pon - Temaram
18
Kitab Pon - Laki-Laki Setengah Baya
19
Kitab Pon - Buruk nan Bejat
20
Kitab Pon - Lakuning Rembulan
21
Kitab Pon - Keistimewaan
22
Kitab Pon - Girinata
23
Kitab Pon - Sang Penjaga
24
Kitab Pon - Nataprawira
25
Kitab Pon - Marni
26
Kitab Pon - Roh-Roh Tersiksa
27
Kitab Pon - Bertekuk Lutut
28
Kitab Pon - Nirwana
29
Kitab Pon - Kursi Rotan
30
Kitab Pon - Jagad Lelembut
31
Kitab Pon - Gapura
32
Kitab Pon - Meringkuk dan Menciut
33
Kitab Pon - Tumbal
34
Kitab Pon - Penerangan
35
Kitab Pon - Pangling
36
Kitab Pon - Murka Luar Biasa
37
Kitab Pon - Dasimah
38
Kitab Pon - Sundel Bolong
39
Kitab Pon - Keris
40
Kitab Pon - Borok Nan Bangsai
41
Kitab Pon - Bajul Bedugal
42
Kitab Pon - Rasa Gandrung
43
Kitab Pon - Air Mata Hitam Kelam
44
Kitab Pon - Mengalahkan Kala
45
Kitab Pon - Basyar
46
Kitab Pon - Rupa
47
Kitab Pon - Empat
48
Kitab Pon - Menyerap Menghisap
49
Kitab Pon - Melenggok Pelan Penuh Goda
50
Kitab Pon - Alas Gung Liwang Liwung
51
Kitab Pon - Suluk Pertama Kusuma Dewi
52
Kitab Pon - Suluk Kedua Kusuma Dewi
53
Kitab Pon - Suluk Ketiga Kusuma Dewi
54
Kitab Pon - Suluk Keempat Kusuma Dewi
55
Kitab Pon - Suluk Kelima Kusuma Dewi
56
Kitab Pon - Suluk Keenam Kusuma Dewi
57
Kitab Pon - Suluk Ketujuh Kusuma Dewi
58
Kitab Pon - Suluk Kedelapan Kusuma Dewi
59
Kitab Pon - Suluk Kesembilan Kusuma Dewi
60
Kitab Pon - Suluk Kesepuluh Kusuma Dewi
61
Kitab Pon - Suluk Kesebelas Kusuma Dewi
62
Kitab Pon - Suluk Keduabelas Kusuma Dewi
63
Kitab Pon - Suluk Ketigabelas Kusuma Dewi
64
Kitab Pon - Suluk Keempatbelas Kusuma Dewi
65
Kitab Pon - Suluk Kelimabelas Kusuma Dewi
66
Kitab Pon - Suluk Keenambelas Kusuma Dewi
67
Kitab Pon - Suluk Ketujuhbelas Kusuma Dewi
68
Kitab Pon - Suluk Kedelapanbelas Kusuma Dewi
69
Kitab Pon - Suluk Kesembilanbelas Kusuma Dewi
70
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Kusuma Dewi
71
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Satu Kusuma Dewi
72
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Dua Kusuma Dewi
73
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Tiga Kusuma Dewi
74
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Empat Kusuma Dewi
75
Kitab Pon – Suluk Keduapuluh Lima Kusuma Dewi
76
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Enam Kusuma Dewi
77
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Tujuh Kusuma Dewi
78
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Delapan Kusuma Dewi
79
Kitab Pon - Suluk Keduapuluh Sembilan Kusuma Dewi
80
Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Kusuma Dewi
81
Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Satu Kusuma Dewi
82
Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Dua Kusuma Dewi
83
Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Tiga Kusuma Dewi
84
Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Empat Kusuma Dewi
85
Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Lima Kusuma Dewa
86
Kitab Pon - Suluk Ketigapuluh Enam Kusuma Dewi
87
Kitab Tri Deshi Babak Satu
88
Kitab Tri Deshi Babak Dua
89
Kitab Tri Deshi Babak Tiga
90
Kitab Tri Deshi Babak Empat
91
Kitab Tri Deshi Babak Lima
92
Kitab Tri Deshi Babak Enam
93
Kitab Tri Deshi Babak Tujuh
94
Kitab Tri Deshi Babak Delapan
95
Kitab Tri Deshi Babak Sembilan
96
Kitab Tri Deshi Babak Sepuluh
97
Kitab Tri Deshi Babak Sebelas
98
Kitab Tri Deshi Babak Duabelas
99
Kitab Tri Deshi Babak Tigabelas
100
Kitab Tri Deshi Babak Empatbelas
101
Kitab Tri Deshi Babak Limabelas
102
Kitab Tri Deshi Babak Enambelas
103
Kitab Tri Deshi Babak Tujuhbelas
104
Kitab Tri Deshi Babak Delapanbelas
105
Kitab Tri Deshi Babak Sembilanbelas
106
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh
107
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Satu
108
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Dua
109
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Tiga
110
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Empat
111
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Lima
112
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Enam
113
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Tujuh
114
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Delapan
115
Kitab Tri Deshi Babak Duapuluh Sembilan
116
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh
117
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Satu
118
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Dua
119
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Tiga
120
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Empat
121
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Lima
122
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh enam
123
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Tujuh
124
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Delapan
125
Kitab Tri Deshi Babak Tigapuluh Sembilan
126
Kitab Tri Deshi Babak Empat Puluh
127
Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Satu
128
Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Dua
129
Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Tiga
130
Kitab Tri Deshi Babak Empapuluh Empat
131
Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Lima
132
Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Enam
133
Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Tujuh
134
Kitab Tri Deshi Babak Empatpuluh Delapan
135
Kitab Tri Deshi Babak Empat Puluh Sembilan
136
Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh
137
Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Satu
138
Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Dua
139
Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Tiga
140
Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Empat
141
Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Lima
142
Kitab Tri Deshi Babak Limapuluh Enam
143
Kitab Tri Deshi Babak Llimapuluh Tujuh
144
Kitab Prajurit Ayat Satu
145
Kitab Prajurit Ayat Dua
146
Kitab Prajurit Ayat Tiga
147
Kitab Prajurit Ayat Empat
148
Kitab Prajurit Ayat Lima
149
Kitab Prajurit Ayat Enam
150
Kitab Prajurit Ayat Tujuh
151
Kitab Prajurit Ayat Delapan
152
Kitab Prajurit Ayat Sembilan
153
Kitab Prajurit Ayat Sepuluh
154
Kitab Prajurit Ayat Sebelas
155
Kitab Prajurit Ayat Duabelas
156
Kitab Prajurit Ayat Tigabelas
157
Kitab Prajurit Ayat Empatbelas
158
Kitab Prajurit Ayat Limabelas
159
Kitab Prajurit Ayat Enambelas
160
Kitab Prajurit Ayat Tujuhbelas
161
Kitab Prajurit Ayat Delapanbelas
162
Kitab Prajurit Ayat Sembilanbelas
163
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh
164
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Satu
165
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Dua
166
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Tiga
167
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Empat
168
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Lima
169
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Enam
170
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Tujuh
171
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Delapan
172
Kitab Prajurit Ayat Duapuluh Sembilan
173
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh
174
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Satu
175
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Dua
176
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Tiga
177
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Empat
178
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Lima
179
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Enam
180
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Tujuh
181
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Delapan
182
Kitab Prajurit Ayat Tigapuluh Sembilan
183
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh
184
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Satu
185
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Dua
186
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Tiga
187
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Empat
188
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Lima
189
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Enam
190
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Tujuh
191
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Delapan
192
Kitab Prajurit Ayat Empatpuluh Sembilan
193
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh
194
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Satu
195
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Dua
196
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Tiga
197
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Empat
198
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Lima
199
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Enam
200
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Tujuh
201
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Delapan
202
Kitab Prajurit Ayat Limapuluh Sembilan
203
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh
204
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Satu
205
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Dua
206
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Tiga
207
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Empat
208
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Lima
209
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Enam
210
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Tujuh
211
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Delapan
212
Kitab Prajurit Ayat Enampuluh Sembilan
213
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh
214
KItab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Satu
215
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Dua
216
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Tiga
217
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Empat
218
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Lima
219
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Enam
220
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Tujuh
221
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Delapan
222
Kitab Prajurit Ayat Tujuhpuluh Sembilan
223
Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh
224
Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Satu
225
Kitab Prajurit Ayat Depanpuluh Dua
226
Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Tiga
227
Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Empat
228
Kitab Prajurit Ayat Delapanpuluh Lima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!