Maaf aku up malam banget soalnya harus crazy up novel ongoing lainnya 🙏
selamat membaca
...***...
...Kecewa tapi tidak menunjukkan rasa marah adalah bagian dari ikhlas yang luar biasa. Saat hati sedang hancur sehancur-hancurnya, saat amarah sedang memuncak, dada terasa sesak, tapi kamu memilih diam, percayalah kamu manusia yang luar biasa. Capek itu wajar, kecewa itu manusiawi, menangis lah ketika semua tidak bisa terbendung lagi. Akan tetapi setelah semua itu berlalu kamu harus bangkit melanjutkan hidup. Hidup memang seperti itu terkadang kita diberi kebahagiaan sampai lupa rasanya menangis tapi kadang kita diberi luka yang membuat senyum itu hilang seketika. Tapi itu tidak masalah Tuhan memberikan luka untuk menguatkannya bukan untuk menghancurkanmu. Jadilah kuat. Selalu percaya sekuat apapun badai pasti akan berlalu....
...***...
"Dok, anda baik-baik saja?" tanya David ketika melihat pandangan Sofia yang kosong. Sofia tiba-tiba teringat perbuatan mantan kekasihnya di kamar apartemen miliknya beberapa waktu lalu.
Suara David membuyarkan lamunan Sofia. Wanita itu menoleh. "Maafkan saya. Apa kita sudah sampai?" tanya Sofia saat menyadari jika mobil yang dikendarai David telah berhenti.
David mengangguk. "Mari kita turun!" Ajaknya dengan lembut. Sofia mengangguk setuju. Setelah itu David menemui montir yang mengerjakan mobil Sofia. "Apa sudah jadi?" tanya David pada seorang laki-laki.
Laki-laki itu mengacungkan jempolnya. Setelah itu David menghampiri Sofia dan memberikan kunci mobilnya. "Jadi di mana saya bisa membayar biaya perbaikannya?" tanya Sofia.
Laki-laki yang berprofesi sebagai dokter Obgyn itu hanya tersenyum. "Anda tidak perlu membayarnya karena saya sudah membayar biayanya. Jika anda mau menggantinya, bayar saja sama saya."
"Oh, baiklah. Sebutkan saja berapa jumlah uang yang harus saya ganti, Dok."
"Saya tidak mau anda menggantinya dengan uang tapi bayar saya dengan apa yang anda punya." David mengucapkan sesuatu yang ambigu.
"Saya tidak mengerti maksud anda, Dok."
"Saya ingin hidup anda." Ucapan David sungguh tidak masuk akal. Mana bisa biaya bengkel diganti dengan kehidupan Sofia. Apa semahal itu biaya perawatan yang dikeluarkan?
"Anda tidak sedang bercanda bukan?" Sofia tahu kalau David seorang yang humoris.
Sayangnya laki-laki itu terlihat serius. "Saya serius. Bayar saja dengan hidup anda kalau tidak saya akan bilang pada semua orang kalau anda mempermainkan saya. Bahkan tega memanfaatkan saya."
"Sebuah fitnah yang luar biasa Dok. Lanjutkan saja! Saya tidak takut." Tanpa David duga ternyata Sofia bukanlah wanita polos yang gampang dibodohi. Dia lebih kuat dari pada penampilannya yang sangat lembut. Sofia meninggalkan David ketika dia mendapatkan kunci mobilnya kembali.
Tapi bukan David namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau. Demi memenuhi obsesinya dia rela melakukan segala cara untuk mendapatkan hati wanita pujaannya.
Sofia bernafas lega ketika bisa menjauh dari laki-laki yang seprofesi dengannya itu. "Anda pikir bisa menjadikan saya boneka, maaf saya bukan gadis yang sepolos itu," gumam Sofia yang sedang bermonolog.
Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Karakternya yang halus dan lemah lembut membuat Sofia menerapkan pada semua kegiatannya. Tapi bukan berarti dia lelet. Hanya saja dia tidak suka kebut-kebutan di jalan. Menjaga keselamatan lebih penting baginya.
Mobil Sofia masuk ke halaman rumahnya bersamaan dengan mobil sang ayah. "Mobilmu sudah kamu ambil dari bengkel?" tanya Julian. Sofia mengangguk.
"Papa lupa lagi biasakan ucapkan salam saat baru sampai Pa." Sofia mengingatkan ayahnya.
"Baiklah, maafkan papa. Assalamualaikum nona Sofia."
"Waalaikumsalam papa Julian," jawab Sofia. Keduanya langsung terkekeh. Julian merangkul putrinya mengajaknya masuk ke dalam.
Bau masakan yang sedap menyeruak sampai ke hidung Sofia. "MasyaAllah, baunya enak sekali." Sofia mengendus makanan itu sampai ke dapur.
"Masak apa, Ma?" tanya Sofia.
"Kamu lupa kasih salam," Raina mengingatkan.
"Ups, assalamualaikum mamaku yang cantik," rayu Sofia pada ibunya.
"Mama masak ayam bakar kesukaan kamu," jawab Raina.
"Boleh aku cicipi Ma?" Raina mengangguk. "Ingat cuci tangan dulu."
"Wah enak sekali, Ma," puji Sofia saat mulutnya telah merasakan lezatnya masakan sang ibu.
"Kamu baru tahu? Kapan kamu belajar masak sama mama? Penting buat seorang wanita memanjakan lidah suaminya."
"Tapi Sofia kan belum menikah, Ma," protes Sofia.
"Makanya segeralah kamu mencari pasangan, jangan menunda terlalu lama untuk menikah sayang. Ingat usiamu hampir menginjak kepala tiga." Raina memberikan nasehat pada putrinya.
"Iya, Ma. Aku juga ingin segera dapat jodoh yang bisa menemani aku sampai tua nanti. Tapi Allah belum mempertemukan aku dengan jodohku jadi aku harus bagaimana Ma?"
"Kamu ini pandai menjawab. Selain banyak berdoa kamu juga harus membuka diri. Siapa tahu ada laki-laki yang mendekati kamu tapi kamu justru menutup diri dan tidak membiarkannya mengenal kamu lebih jauh. Apa ada laki-laki seperti itu?" pertanyaan Raina mengingatkan dirinya pada David.
"Ah tidak ada Ma." Sofia menyangkal.
"Apa kamu yakin?" tanya Raina sekali lagi. Sofia mengangguk dengan yakin.
"Sofia, kamu belum ganti baju juga?" Tegur Julian. Sofia menampilkan deretan gigi putihnya. Setelah itu dia naik ke kamarnya.
Usai menutup pintu kamarnya Sofia kembali merenungi ucapan ibunya. "Apakah aku harus membuka hati pada pria yang sudah lama mengejarku?" tanya Sofia pada dirinya sendiri.
Bukan dia tidak tahu kalau David menyukainya sejak lama, tapi saat itu Sofia menjalin hubungan dengan Leo. Tentu saja hanya Leo yang ada di hati Sofia saat itu hingga dia menganggap pernyataan cinta David sebagai lelucon. Karena setahu Sofia David memang ramah pada siapapun jadi waktu itu dia tidak menyangka apa yang dilakukan David adalah perhatian lebih yang mengharap sebuah status.
Sofia mengambil air wudhu kemudian memakai mukenanya. Seusai sholat dia memanjatkan doa. "Ya Allah aku masih bingung bagaimana menata hatiku. Berilah petunjuk agar aku mendapatkan pencerahan. Sesungguhnya masalah hati ku serahkan padaMu."
Mungkinkah Sofia terlalu pemilih? Ya Sofia memang pemilih tapi dia memilih laki-laki yang baik. Bukan memilih berdasarkan status atas harta kekayaan yang dimiliki seseorang. Namun, dia menunggu untuk mendapatkan pinangan dari seseorang yang baik dalam segi apapun.
Memilih yang baik bukan berarti mencari yang sempurna karena sejatinya kesempurnaan hanya milik Penguasa Alam. Dia hanya ingin seseorang yang kelak bisa yang bisa dia andalkan di masa depan. Seseorang yang membuatnya bergantung pada kebaikannya. Bukan seseorang bisa membuatnya jauh dari Tuhannya.
Sofia menyakini apa yang dikatakan oleh ibunya itu benar. "Yang penting mulai sekarang aku harus membuka diri pada siapapun yang mencoba mendekati aku. Tapi tentu saja aku tahu batasannya," gumam Sofia seorang diri.
Dia tak mau dibilang gadis sombong yang sok suci. Dia ingin menjadi seseorang yang pantas untuk diperjuangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Endank Susilowaty
bukalah hatimu untuk david yg tulus menyayangimu sebelum david diambil orang
2022-12-08
1
Ririe Handay
moga David tulus dan setia
2022-12-06
1
MIKU CHANNEL
suka sm prinsip hidupnya Sofia, bnr didunia ini tdk ada yg sempurna kecuali Allah SWT, mencari calon yg bisa membawa kita hingga kejannah nya Allah, dan didikan org tuanya the best 👍👍👍
2022-12-06
1