'Huh?, Kenapa denganku, bukankah seharusnya aku sudah mati ?.'
Noe dalam keadaan sadar.
Noe ingat apa yang terjadi sebelumnya, setelah beradu tembak melawan sepuluh orang, dia berbaring tidak berdaya dengan semua luka peluru dan mungkin sudah mati di pinggiran jalan.
'Tapi...'
Namun ketika Noe membuka mata, dia sedang duduk disebuah ruangan gelap yang menghadap ke arah seorang lelaki paruh baya berpakaian formal. Lelaki itu terduduk santai di terangi sabatang lilin dan matanya serius melihat selembar kertas diatas meja.
Papan nama terpasang di atas meja bertuliskan 'Harise'. Lelaki bernama Harise bertubuh sedikit gemuk dengan kacamata tebal, Noe lebih merasa dia seperti anggota PNS yang biasa duduk di kantor kecamatan.
"Nama ?" Lelaki paruh baya itu berbicara dan Noe kebingungan.
'Siapa ?.... apa dia bertanya kepadaku ?.'
Harusnya Noe sadar, karena tidak ada orang lain di dalam ruangan ini dan hanya ada dia satu-satunya yang sedang di ajak bicara oleh Harise.
Noe memang bingung, tapi dia tetap menjawab apa yang lelaki itu tanyakan.
"Noe, Noe Mavendra pak." Jawabnya dengan singkat.
Harise dengan cepat mengambil sebuah pena dan menuliskan jawabannya, Noe terkejut, dia percaya, jika seseorang sudah mati, siklus selanjutnya adalah alam akhirat, tapi Noe tidak tahu jika alam akhirat seperti kantor kecamatan.
"Pengalaman pekerjaan ?." Kembali Harise menanyakan hal lain.
'Ehhh, apa ini ?, interview kerja atau pendataan keluarga tidak mampu.'
"Eeee...Pembunuh bayaran, sepertinya begitu."
Tanpa perduli apa pun, Noe menjawab pertanyaannya dengan jujur dengan tawa sedikit terpaksa.
"Hmmm bagus-bagus, hebat sekali." Lelaki bernama Harise itu mengangguk tidak lazim, kembali dia menuliskan jawaban Noe.
'Bagus apanya, Aku tidak tahu kalau pembunuh bayaran itu sesuatu yang hebat.'
"Sayang sekali, kalau saja kau masih hidup lebih lama lagi, aku yakin kau bisa naik jabatan menjadi pembunuh tingkat veteran." Lanjut Harise berbicara setelah menulis jawaban dari Noe.
'Ngeledek nih orang, nggak tahu apa kalau pembunuh bayaran juga punya harga diri.'
Semua yang Noe lihat terasa begitu nyata, tempat itu tidak seperti mimpi, dan juga ingatannya masih tergambar jelas kalau dirinya sudah terbunuh, tapi Noe yakin, tempatnya sekarang tidak seperti akhirat.
Karena, seperti pengetahuan Noe tentang malaikat, dia sadar tidak ada malaikat yang menggunakan jas dan dasi ketika mengajukan pertanyaan.
Noe mengangkat tangan untuk bertanya tentang semua kebingungan yang dia hadapi sekarang.
."Maaf, pertanyaan tadi untuk apa ya pak."
"Hmm ini ?, ini untuk pendaftaran renkarnasi orang yang tidak bahagia di kehidupan sebelumnya." Kata Harise menjawab pertanyaan Noe.
'Eh renkarnasi ?, Apa maksudnya itu, baru gua mendengar kalau orang bisa berenkarnasi.'
Noe tidak habis pikir jika sistem renkarnasi itu ada, di dalam dunia yang dia tahu, hal seperti itu hanya ada dalam karangan novel atau dalam film fiksi belaka.
"Ada dua tipe renkarnasi, kau akan kembali hidup sebagai orang lain, tapi jika kau sedang tidak beruntung, kau akan berakhir menjadi kucing."
'Ya, jika itu kucing rumahan gua gak masalah, mereka lebih banyak bersantai dan selalu dirawat dengan baik. Tapi jika menjadi seekor kucing jalanan, itu sama saja seperti kehidupan yang sebelumnya.'
Di kehidupan sebelumnya, Noe harus bertarung untuk mencari makanan atau pun merampok makanan dari orang yang sudah dia bunuh.
Dia tidak ingin kembali kedalam hidup penuh sengsara yang seperti itu.
"Untuk pilihan kedua pak, seperti apa ?." Noe kembali bertanya.
"Dan yang kedua adalah membuatmu berenkarnasi untuk kembali ke masa lalu." Jawab Harise menjelaskan tentang kedua pilihan itu.
Itu yang Noe harapkan, jika dirinya kembali ke masa lalu, maka dia bisa mengubah jalan takdir kehidupan agar tidak berakhir mengenaskan seperti sebelumnya.
"jika aku memilih pilihan kedua, apa yang terjadi ?."
Meskipun Noe masih gagal paham dengan arti sebuah renkarnasi.
"Maka aku akan mengirim jiwamu untuk kembali ke masa dimana kau ingin memulai semuanya dari awal." Harise dengan singkat menjelaskan pertanyaan Noe.
"Apa nantinya semua kejadian yang pernah aku alami akan terulang lagi ?. Aku masih memiliki ingatan yang sekarang dan juga, saat aku mengambil jalan cerita berbeda, itu akan mengubah masa depanku ?." rentetan pertanyaan keluar dari mulut Noe.
Wajah Harise cukup rumit ketika harus menjawabnya satu persatu.
"Pertama, kau memiliki ingatan di masa sekarang ketika melakukan renkarnasi ke masa lalu mu. Kedua kejadian apa pun yang kau ubah akan berpengaruh di masa depan dan yang ketiga setiap orang dalam hidupmu masih tetap sama.... kecuali jika mereka juga seorang renkarnasi." Ucap Harise menjelaskan.
Noe mengangguk paham, kini dia yakin untuk mengambil satu dari kedua pilihan itu.
"Baiklah aku ingin memilih yang itu." tegas jawaban Noe penuh keyakinan.
Kertas yang ditulis oleh petugas pendaftaran renkarnasi bernama Harise di stample. Secara tiba-tiba tubuh Noe bersinar terang.
"Noe Davendra, tolong gunakan waktumu yang berharga sebaik mungkin, karena kesempatan tidak datang untuk ketiga kalinya." Kata Harise kepada Noe.
"Terimakasih, aku sangat berterimakasih kepadamu." Noe tidak bisa menahan Emosinya.
'"Dan juga, aku memberikan sedikit kemampuan khusus, jadi jangan digunakan untuk hal yang tidak berguna." Ucap Harise sebagai tambahan.
Harise melambaikan tangan kearah Noe, melihat dia melayang dan terbang tinggi kemudian menghilang.
*******
Disaat kesadaran Noe datang, apa yang dia lihat pertama kali adalah wajah seorang guru wanita paruh baya memandang dengan serius kearahnya.
Tatapan ibu guru lebih seperti kebencian, perasaan kesal dan sedikit jijik.
Tapi disisi lain, Noe merasa rindu dengan cara guru itu menatap, dimana maknanya seperti melihat orang yang gagal dalam hidup, sangat tajam dan juga menyakitkan.
Dia adalah ibu Nadia, guru mapel bahasa Inggris, walau sudah berkepala tiga, tapi kosmetik yang dia gunakan berhasil mengelabui semua orang.
Noe masih menganggap kalau ini hanyalah sebuah mimpi, dimana Noe berada didalam ruang kelas seperti dulu, bersama dengan ibu Nadia yang mengajarkan ilmu bahasa Inggris.
Sudah puluhan tahun Noe tidak merasakan sensasi menegangkan seperti ini, Dia bisa menebak, apa yang akan ibu Nadia katakan selanjutnya hanya dengan membaca ekspresinya.
'Noe jika memang pelajaran yang ibu bawakan tidak sesuai dengan keinginanmu, bisa tidak keluar aja dari sekolah ini.'
Itu bisa Noe baca dari raut wajah ibu Nadia, kemampuan ini adalah ilmu yang sudah dirinya pelajari sejak menjadi pembunuh bayaran.
Dan ibu Nadia berkata.
"Noe, ibu tahu kalau pelajaran ini tidak sesuai dengan otakmu, karena itu, bisa tidak kau mati saja."
Nyaris sekali, setidaknya prediksi Noe membaca raut wajah ibu Nadia hampir sama, karena dua-duanya ingin Noe pergi dari hadapannya.
"Maaf ibu guru, jika ibu ingin aku mati, aku tidak bisa melakukannya, karena ada banyak hal yang harus aku lakukan mulai sekarang, tapi jika ibu minta untuk aku jadi suami ibu, mungkin aku akan mempertimbangkannya."
Setelah Noe mengatakan itu, sebuah buku 600 halaman yang berjudul 'mengatasi murid bermasalah tanpa masalah.' melayang dan tepat menghantam kepala.
Masalahnya adalah buku itu terasa sakit saat terkena kepala siapa pun. Itu sangat efektif untuk setiap murid yang nakal, tidak tahu aturan dan selalu seenaknya sendiri.
Termasuk kepada Noe.
Noe tidak menyangka, dia kembali ke masa dimana hidup sebagai siswa SMA. Itu bukan mimpi, karena jika itu mimpi, maka buku 'mengatasi murid bermasalah tanpa masalah.' tidak akan terasa sakit.
Aroma kapur, bangku penuh coretan dan foto wajah bapak presiden republik Indonesia yang gagah dengan peci hitam hinggap di dinding kelas, itu semua bukan rekayasa, Noe bisa merasakannya secara nyata.
Begitu juga ketika dia melihat wajah dari semua orang yang berpura-pura menjadi teman satu kelas. Para gadis dengan bedak super tebal atau pun rambut klimis lelaki udik yang lupa untuk bercermin.
Mereka semua tidak lebih seperti karakter dari sebuah novel sebagai pelengkap jalannya cerita. Semua masih sama seperti dalam foto album kenangan masa sekolah miliknya dulu, walau pun buku itu sudah menjadi barang loak dan mungkin berakhir menjadi tempat bungkus gorengan.
Tidak ada lagi senjata, tidak perlu lagi saling membunuh, semua yang ada dihadapan Noe hanya sebuah buku dan alat tulis.
Noe kini melakukan renkarnasi dan kembali ke masa dimana semua kehidupan suramnya dimulai, sebagai sosok yang baru dari dirinya bernama Noe Davendra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
YunArs bingung nulis apa
mavendra thor
2023-03-19
0
Carles Wijayanto
pokoe like comment gift and vote trs
2022-12-14
0
Carles Wijayanto
seneng banget ma ni novel...tp kok sepi pembaca ya...udahlah...yg penting dukungan ku selalu untukmu thor
2022-12-14
2