Pagi mulai datang, matahari sudah bercokol tangguh tanpa lawan dengan kemiringan 30° namun terhalang tingginya apartemen yang berdiri sombong tidak bergerak.
Seorang lelaki perlahan terbangun ketika mendengar seruan motor bebek terbatuk-batuk dari kenalpot rongsok setelah melewati jalan setapak dari depan kontrakan yang dia sewa.
Itu ibarat alarm yang biasa dia gunakan untuk bangun dan beraktivitas seperti masyarakat normal pada umumnya. Karena siapa yang menyangka dibalik pekerjaan sebagai seorang assassin terbaik dalam membunuh target. Dia tidak lebih menjadi penjaga meja kasir di minimarket.
Melihat dari jendela kamar di lantai dua, dia sudah memantau sekumpulan ibu-ibu tetangga yang menikmati percakapan di pagi hari, membicarakan tentang permasalahan suami istri dalam masalah sidang cerai, atau sekedar menyombongkan dirinya sendiri karena habis makan empal sapi dan kepala kakap.
Mereka tertawa terbahak-bahak puas hingga batuk karena menghirup asap hitam dari kenalpot motor butut yang lewat tanpa permisi didepan acara gosip mereka.
Ini menjadi kegiatan yang selalu dilihatnya setiap pagi, siang, sore dan malam, 24 jam full dalam acara gosip dari soal ekonomi, politik, selebriti, kawin cerai, harta Gono gini, hak asuh, saling tuntut atas nama baik.
Ketika para ibu-ibu melihat lelaki yang keluar kamar kontrakan dengan bertelan*jang dada, membuat setiap ibu-ibu berdaster itu diam sejenak dan menyapa. "Noe, selamat pagi."
"Pagi juga, ibu Reni, ibu Salma, ibu Yuyu, ibu sarmi." Balas Noe itu tersenyum, dia sudah terbiasa harus berpura-pura tersenyum sopan.
Walau Noe juga mendengar beberapa pembicaraan tentangnya.
Nama Noe sendiri adalah nama asli yang dia gunakan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan Askar adalah nama samaran atau julukan dari guild tempat para Assassin berada.
Sesekali Noe mendengar percakapan para tetangga, kalau dia sering keluar malam dan pulang pagi.
Wajah yang cukup tampan, tubuh atletis berotot, dada bidang dan perut berbentuk enam gelombang naik turun, tentu membuat mereka berprasangka negatif kepada Noe. Dikatakan sebagai seorang gig*olo. Itu yang mereka semua pikirkan.
Tapi Noe tidak perduli tentang pendapat mereka, hanya tersenyum layaknya orang bodoh yang tidak tahu apa pun soal kegiatan gibah mereka.
Di kehidupan Askar sebagai seorang Noe, dia berkerja paruh waktu sebagai seorang penjaga minimarket dengan nama awal huruf 'A' berakhiran 'Mart'. Sangat jelas, tapi ini bukan sponsor.
Berpenghasilan kecil, kebutuhan hidup yang mahal dan gaji dipotong karena kehilangan barang, tapi ini satu-satunya tempat untuk bekerja selagi menyembunyikan identitas sebagai Assassin.
Setiap hari Noe harus menghadapi pelanggan sok kaya, dimana uang didalam dompet mereka hanya cukup untuk membeli kuaci dan tetap Noe harus tetap tersenyum .
Itu hanya sebagian kecil dari masalah hidup Noe di kota ini untuk bermasyarakat, tapi dia tetap tidak memperdulikannya dan terus bekerja seperti biasa.
"Selamat datang ."
Noe menyambut pelanggan dengan senyum palsu secara terpaksa untuk menyapa menggunakan suara lembut, walau terkadang membuat Noe malu.
Tapi bertindak nekad jelas berbahaya untuk menjaga kerahasiaannya, jadi tanpa perduli jika dia harus menaruh harga diri di wajah dengan senyuman terpaksa, dia akan tetap lakukan.
Bahkan Noe sempat berpikir.
'Membunuh orang bahkan jauh lebih mudah untukku.'
Setiap kali Noe menyapa dengan senyuman, para pelanggan tidak menanggapi, hanya melirik dengan tatapan sinis dan mungkin berkata dalam hati mereka.
'Dih sok akrab banget, cuma karyawan aja belagu .'
Tapi itu memang tugas yang harus Noe lakukan.
Sungguh, baru tiga jam dia masuk dalam sift kerja. Sudah lebih dari Tujuh orang menunjukkan wajah mengejek dan bersikap sombong kepadanya.
Cobaan yang Noe dapat, jauh lebih berat dari pada harus masuk ke dalam gedung dengan seratus penjaga untuk membunuh seorang direktur bede*bah yang suka menghamili anak orang tanpa mau bertanggung jawab.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.15 semua penderitaan yang Noe hadapi di tempat kerjanya untuk hari ini.
Tapi barulah Noe berganti kostum, Seorang lelaki paruh baya dengan wajah kaku seperti orang yang menahan sembelit seharian, kini datang mengadang Noe sebelum pulang.
"Noe, bisa kita bicara di kantor sebentar." Panggil Saman.
Noe menjawab dengan senyum yang terlatih...."Iya pak."
Perasaan Noe tidak nyaman jika harus berurusan dengan lelaki model Saman ini, bagaimana pun dia adalah manager toko yang memiliki otoritas untuk mengatur semua karyawan, termasuk juga Noe.
Tapi perihal perilaku Saman, dia adalah manager yang sewenang-wenang, seenaknya sendiri, tidak tahu malu dan hobi memotong gaji karyawan. Beranggapan jika bisa berbuat apa pun karena jabatan. Terkadang Saman membawa karyawan wanita untuk pergi berjalan-jalan.
Meski pun Noe tahu, namun dia masih bersikap masa bodoh selama Saman tidak mencari masalah kepadanya.
"Jadi begini Noe, karena kondisi toko kita sedang sepi dan penjualan menurun drastis, akan ada pemecatan untuk beberapa orang karyawan." Ucap Saman terdengar sendu.
"Termasuk juga berlaku untukku."
"Ya, tepat sekali, aku senang melihat karyawan yang cepat tanggap. Karena itu aku harus memilih siapa karyawan dengan kinerja kurang maksimal agar tidak membebani toko."
"Tapi pak, bukannya setiap hari target penjualan tercapai, dan juga misal ada kehilangan barang, karyawan sendiri yang harus menggantinya. Bagaimana mungkin toko ini merugi ?." Noe coba menyanggah perkataan Saman dengan fakta.
Saman tertawa, dia pun menunjuk ke depan wajah Noe...."Ini, ini dia karyawan yang sok tahu soal keuangan toko. Apa kau meragukan tindakanku untuk memecat karyawan, harusnya kau sadar Noe, semua yang aku lakukan adalah demi kita semua."
Noe sudah bosan dengan ucapan Saman yang seakan-akan dia adalah pahlawannya, berkorban demi semua karyawan dan memberi keputusan berat meski itu sangat menyedihkan.
Perihal kehilangan barang, kurangnya hasil penjualan dan semua masalah yang terjadi di keuangan toko. Itu karena perbuatan Saman sendiri. Sedangkan dia melempar kesalahan kepada para karyawan dan mengorbankan mereka agar dirinya selamat.
"Jadi apa yang bapak inginkan dari semua ini, apa aku akan dipecat ?." Noe tidak masalah hanya tidak senang dengan alasan yang diberikan.
"Harusnya begitu, tapi berhubung aku adalah orang yang tidak tegaan, baik hati dan selalu menyantuni kaum miskin. Aku berpikir untuk memotong gaji karyawan demi menutup kerugian toko. Agar kita sama-sama senang."
Sontak Noe terkejut, meski di tempat ini dia berkerja hanya untuk menyamar, tapi perihal uang dari gajinya, itu tidak bisa diganggu gugat.
"Jadi apa kau setuju untuk kebijakan ini Noe."
"Tidak." Singkat jawaban Noe.
"Tidak ?. Tunggu apa kau tega melihat toko ini bangkrut dan mungkin menelantarkan karyawannya yang sudah bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup." Terdengar dramatis tapi Saman hanya ingin menyembunyikan keburukannya sendiri.
"Aku tidak peduli. Jika memang harus dipecat, silakan saja. Kau hanya perlu membayarkan gajiku di bulan ini, setelah itu selesai." Tidak ada tanggapan lain dari Noe.
Wajah saman terlihat bingung, semua yang dia katakan hanya akal bulus karena kantor pusat sudah merasakan kejanggalan atas kerugian toko yang dialami mereka. Saman tentu merasa khawatir, jika kerugian itu tidak di tutupi maka setatusnya sebagai manager akan diragukan, kemudian dia juga akan dipecat.
Cara terbaik yang dia pilih adalah memberi ancaman kepada para karyawan agar mau menyisihkan gaji demi menutupi uang yang dicuri olehnya, dengan begitu dia akan selamat dari pengawasan kantor pusat.
"Kalau memang begitu. Aku bisa melaporkan mu ke polisi Noe." Ancam Saman.
Noe mulai emosi atas ucapan Saman..."Apa hubungannya dengan polisi, aku tidak melakukan kejahatan disini, hanya bekerja dan tersenyum bodoh sepanjang hari."
Saman menunjuk tegas di depan wajah...."Aku memiliki dugaan kalau uang yang hilang dari meja kasir itu karenamu."
Jika di hadapan Saman adalah orang lain yang bodoh perihal hukum, tentu saja mereka mengikuti permainan manager tidak tahu diri ini. Tapi Noe tidak mungkin terpancing hanya karena dia akan dilaporkan ke polisi.
"Oh. Jadi kau ingin melempar kejahatan mu sendiri kepada orang lain."
"Tentu saja aku memiliki alibi seperti itu, karena siapa yang bertindak untuk menjaga kasir, tentu saja kau."
"Sungguh lawakan yang sangat lucu." Jawab Noe tanpa sedikitpun merasa takut.
"Kau pikir ini lawakan ? Baik, besok aku akan memanggil polisi untuk menangkapmu." Ucap Saman seakan bisa melakukan apa pun.
Suasana hati Noe semakin panas, dia yang sudah bersabar untuk tersenyum bodoh di depan para konsumen sombong demi pekerjaan bergaji kecil, kini harus menanggapi perkataan lelaki durjana Seperi Saman.
Seketika Noe menggebrak meja di depan Saman, dia juga meletakkan sebuah flashdisk untuk diberikan kepadanya.
"Apa ini ?."
Mata Noe tajam menatap Saman...."Sebenarnya aku sudah sangat bersabar dengan sikapmu, tapi kau harus tahu, aku tidak senang jika ada orang yang mencoba memanfaatkan jabatannya demi mengancam orang lain. Di dalam flashdisk ini, ada semua kejahatan yang kau lakukan, kau bisa melihatnya sendiri."
"Kau sekarang berani melawan ku."
"Terserah kau saja. Tapi file di dalam itu tidak bisa di ubah, aku juga memiliki salinannya." Balas Noe.
Noe berbalik pergi dari meja Saman untuk keluar. Tapi sebelum membuka pintu, dia pun berbalik.
"Untuk pertama kalinya, aku berharap hari esok akan datang lebih cepat. Dan satu lagi, jangan lupa kirim gajiku dengan penuh." Noe tertawa terbahak-bahak.
Noe keluar dengan membanting pintu keras. Wajah Pak Saman menjadi pucat pasi ketika di coba mengakses isi folder dari flashdisk yang Noe berikan.
Semua jelas terbukti, dari video rekaman pencurian, rekap data penjualan, sadapan telepon ketika dirinya meminta layanan wanita di tempat hiburan dan juga pemotongan gaji yang tidak sesuai aturan.
Saman berlari cepat mengejar Noe, tapi sayangnya dia sudah lenyap dari tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
IG: _anipri
hhhhh... rasain! bagus Noe!
2023-01-02
0
IG: _anipri
anjay
2023-01-02
0
ugly squid
ralat komentar gue tadi, ternyata ni ceritanya seru pake banget jdi dimohon buat author nya jangan sampai ni cerita nge gantung ga jelas sekian terimakasih
2022-12-27
0