Padahal sebelumnya, Mey bertekat untuk menjaga harga diri dan martabatnya tetap tinggi di hadapan Nanda. Namun melihat Nanda bertingkah begitu manja saat bersama Nuga pagi ini, Mey harus merendahkan diri dan menebalkan muka.
Dan disinilah Mey berada sekarang, duduk bersebelahan dengan Nuga menuju kampus dimana mereka berdua bekerja di tempat yang sama. Bedanya, Mey bukan dosen, melainkan seorang staf akuntan.
Mata sipitnya selalu melirik ke arah Nuga yang diam saja sejak mereka melaju membelah jalanan yang sedikit padat.
Dibelakang, Hima dan Nanda juga terdiam dan bermuka tegang. Tampak mereka sedang menahan diri untuk tidak berbicara ngalor ngidul seperti biasa.
Mey yang memangku kotak bekal berinisiatif mengajak Hima ngobrol. Wanita itu menoleh dan tersenyum ke arah Hima yang memandangnya tanpa sengaja.
"Hima mau sushi?" tawarnya ramah dan murah hati.
"Nggak usah repot-repot, Tante ... Hima sudah bayar katering makan di sekolah." Hima tersenyum manis dan tampak dewasa.
Nuga melirik ekspresi anaknya yang kelihatan sekali sedang menolak Mey dengan kalimat yang sangat halus sekaligus terdengar sombong.
Ini pasti pengaruh Nanda lagi, pikir Nuga. Memang Hima kurang suka dengan Mey yang terkesan caper padanya dan Hima jelas tidak terima ayahnya di dekati wanita lain. Hima pernah menangis dan memberontak jika Mey berada atau mengajaknya berbicara. Tapi sekarang, anak kecil itu pintar sekali memainkan peran.
Lirikan Nuga melalui kaca spion beralih ke Nanda yang tampak santai dengan kaki tersilang dan bibir bersiul seolah dia tidak mendengar apa-apa. Namun sudut bibir Nanda jelas terlihat sedang tersenyum.
Mey jelas tidak berkutik dengan penolakan Hima. Wajah Mey merah tanpa bisa disamarkan lagi dengan alasan apapun.
"Kau mau, Nda ...?" tawar Mey sebab dia merasa terbanting oleh bapak dan anak itu. Ini hanya menjaga gengsi saja, pikir Mey.
"Makasih Tante ... tapi saya sudah sarapan tadi." Nanda tersenyum lebar, hingga matanya menyipit. "Tante lihat sendiri kan tadi?"
Mey mendelik mendengar panggilan Nanda untuknya. Mau marah tapi ada Nuga, kalau nggak dimarahin, Nanda makin melunjak. Mey bingung sendiri dan merasa menyesal memulai pembicaraan basa basi yang bukan dirinya banget.
Nuga menghela napas. Jujur saja dia pagi ini kesal karena Nanda, ditambah Mey yang sedikit menyebalkan, jadi obrolan tadi baginya hanya menggelitiki telinga. Dan melihat ekspresi Mey yang siap menyembur Nanda dengan omelan, Nuga berinisiatif agar suasana paginya tidak ŕusak.
"Mey ... Aku ada perlu sebentar di sekolah Hima. Kamu ke kampus pakai taksi aja, ya ... Aku takut terlambat jika kamu harus menunggku."
Mey menoleh dengan wajah senang. Nuga perhatian sekali sampai takut kalau dia terlambat ke kampus. "Aku nggak apa-apa sebenarnya kalau harus nunggu, Mas ... toh ini masih sangat pagi. Biasanya juga—"
"Aku harus ke kafe juga sebelumnya," tukas Nuga. Bagaimanapun, dia harus tahu siapa taksi langganan yang memanggil Nanda dengan panggilan sayang tadi.
"Aku—"
"Biar aku bayar ongkosnya!" Nuga menyela tidak sabar, matanya melirik Nanda yang bersedekap dengan angkuhnya memandang Mey. "Nda, pesankan taksi untuk Mbak Mey!"
Nanda membeliak. "Kok jadi aku sih? Yang punya urusan siapa, yang ribet siapa? Nggak Om-om, nggak Tante-tante semuanya bikin riweh!"
Mey tidak tahan untuk tidak menoleh dan memberikan Nanda tatapan mengejek. Lalu dengan begitu lembutnya, Mey berkata, "Biar Mey pesan sendiri, Mas ... jangan membuat Nanda kerepotan. Aku tadi yang maksa ikut numpang ke mobilmu, tanpa tahu apa Mas ada urusan atau enggak."
Mey mengedipkan matanya saat berbalik, lalu tersenyum manis ke arah Nuga yang sepertinya sedang menahan napas. Wanita itu meraih ponsel dan memesan taksi.
Nanda mencibir aksi Mey. "Bagus kalau sadar diri! Lagian mobil puluhan, masa ke kampus nebeng! Kelihatan sekali capernya!"
Mey menegang dan memegang ponselnya erat-erat. Batinnya bergumam. "Baik, Nda ... Kamu yang terus saja menguji kesabaranku! Kita lihat saja siapa yang akan tertawa terakhir nanti!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Mariana Frutty
✖️
2024-04-14
0
Wirda Wati
lanjut
2023-05-05
1
Miawati
kak Visual nya Revalhady aja...dikit maksa
2023-01-15
0