“Kak Nabil?”
Nabil benar-benar terkejut saat mendapati Shanum sudah berdiri di hadapannya. Pria itu mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan kalau itu benar-benar Shanum.
Terlihat Shanum baru saja memasuki halaman rumah dengan menenteng beberapa kantong belanjaan yang berisi makanan ringan dan beberapa kaleng softdrink.
“Kamu dari mana saja malam-malam begini?” tanya Nabil tidak percaya sekaligus kesal.
Bagaimana tidak kesal kalau saat jam sudah menunjukkan di angka dua belas lebih beberapa menit dan Shanum masih kelayapan. Bahkan pakaian yang dikenakan Shanum saat ini hanya piyama tidur dengan setelan celana panjang dan dibalut dengan cardigan. Meskipun tertutup, tapi Nabil melihatnya membuat ada desiran aneh pada tubuhnya.
“Aku dari minimarket yang ada di kompleks ini, Kak.” Jawab Shanum dengan menunjukkan kantong belanjaannya.
“Kenapa harus malam-malam begini? Kamu sadar nggak dengan pakaian yang kamu kenakan? Bagaimana kalau ada orang berbuat jahat padamu?” tanya Nabil dengan kesal.
“Aku yakin kompleks ini aman, Kak. Banyak pos satpam di setiap gang. Dan aku keluar malam karena sejak tadi nggak bisa tidur. Akhirnya aku pilih beli cemilan saja. lalu dengan pakaianku? Memangnya kenapa?” tanya Shanum bingung sambil menelisik sendiri pakaiannya.
“Ah sudahlah! Kamu kan bisa menghubungiku kalau butuh sesuatu. Nggak harus keluar malam sendirian. Jangan GR, aku hanya menjalankan amanat Om Bagas.” Lagi-lagi Nabil berkata dengan nada kesal.
“Iya, aku nggak GR kok. Tapi bukannya Kak Nabil sendiri yang bilang kalau aku nggak boleh mencampuri urusan Kak Nabil di luar jam kantor.” jawab Shanum dengan tenang.
Nabil menjadi bingung menjawab ucapan Shanum. Karena benar apa yang diucapkan Shanum baru saja. tidak seharusnya juga ia khawatir dengan perempuan itu. tanpa mengucapkan sesuatu, Nabil langsung meninggalkan Shanum dan masuk ke rumahnya.
“Kak Nabil ada perlu apa tadi?” tanya Shanum sedikit berteriak.
“Nggak penting!” jawab Nabil dan langsung masuk ke rumahnya tanpa menoleh sedikitpun pada Shanum.
Shanum hanya menggelengkan kepalanya saja. dia juga merasa sangat aneh dengan sikap Nabil baru saja. terlebih memang selama ini dia tidak begitu dekat dengan Nabil. Jadi Shanum tidak tahu tahu bagaimana sifat asli Nabil.
Tak lama kemudian Shanum juga masuk ke rumahnya. Dia memang kalau tidak bisa tidur pasti akan mencari sesuatu yang bisa dimakan. Berhubung ini adalah pertama kalinya ia tinggal di tempat baru dan belum mempunyai persiapan apapun. Akhirnya tadi ia memutuskan untuk membeli makanan ringan di minimarket.
***
Keesokan harinya Shanum sudah siap dengan setelan kerjanya dan siap menuju rumah Nabil. Perempuan itu belum cukup paham bagaimana nantinya akan pergi ke kantor Nabil. Apakah ikut satu mobil dengan Nabil atau naik taksi. Dia juga belum tahu pasti alamat kantor Nabil.
Shanum masuk ke rumah Nabil berpapasan dengan seorang pembantu Nabil yang datang hanya pagi hari saja untuk membersihkan rumah sekaligus membuatkan sarapan untuk Nabil.
“Pagi, Bi! Apa Kak Nabil ada di dalam?” tanya Shanum pada wanita paruh baya dengan usia kisaran empat puluh lima tahun.
“Tuan Nabil sedang sarapan, Non.” Jawabnya dengan sopan.
Shanum mengangguk dan langsung masuk ke rumah. tepatnya menuju ruang makan. Dan benar saja di sana ada Nabil yang tengah menikmati sarapannya. Pria itu juga sudah siap dengan setelan kerjanya. Hanya saja belum memakai jasnya.
“Pagi, Kak!” sapa Shanum dengan tersenyum manis.
Uhukkk
Nabil yang sedang mengunyah makanannya seketika terbatuk karena sangat terkejut tiba-tiba mendengar suara seseorang. Shanum pun dengan sigap menuangkan air minum ke dalam gelas dan memberikannya pada Nabil.
“Pelan-pelan, Kak!” ucap Shanum.
Nabil melirik sengit pada Shanum yang sudah duduk manis di hadapannya. Karena ulah perempuan itu hingga membuat dirinya tersedak makanan. Apalagi penampilan Shanum pagi ini yang sangat cantik dan menarik. Dan pakaian yang dikenakan juga masih dalam kategori sopan.
“Bisa nggak kamu tidak ngagetin?” tanya Nabil setelah reda rasa sesak di dadanya habis tersedak.
“Maaf.” Hanya itu yang diucapkan oleh Shanum. Setelah itu dia diam kembali membiarkan Nabil melanjutkan makannya. Tapi sayangnya Nabil sudah hilang selera makan.
“Ada apa kamu pagi-pagi kesini?” tanya Nabil.
“Ehm, aku mau tanya dimana alamat kantor Kak Nabil? Aku belum hafal daerah sini.” jawab Shanum jujur.
“Tunggulah di luar. Hari ini kamu berangkat bareng aku. setelahnya kamu bisa berangkat dengan naik taksi.” Jawab Nabil setelah itu ia bergegas meninggalkan ruang makan dan masuk ke kamarnya untuk mengambil ponselnya.
Tidak lama Shanum menunggu Nabil. Pria itu sudah keluar rumah dengan pakaian yang sagat rapi. Shanum sampai terpesona melihat ketampanan Nabil, hingga membuatnya tidak berkedip sama sekali.
“Mau sampai kapan kamu akan berdiri di sana?” tanya Nabil membuyarkan lamunan Shanum.
Shanum bergegas masuk ke dalam mobil menyusul Nabil yang baru saja masuk. Saat Sahnum baru saja memasuki mobil, indra penciuman Nabil disuguhi oleh semerbak harum parfum yang dipakai Shanum. Pria itu sangat suka dengan aroma parfum itu. hingga tanpa sadar membuat Nabil mencondongkan tubuhnya mendekati Shanum.
“Kak Nabil mau apa?” tanya Shanum bingung sekaligus takut.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Mrs.Riozelino Fernandez
mau cium kamu shanum 😂😂😂😂
nabil... nabil... main hati dilawan...
2023-01-19
1
Ana
ck so muna nih nabil 😅
2022-12-03
1
Neneng cinta
jutek bgt sih😁....kl shanum dkt sm cwo lain...gmn coba....apalagi cwoya baik dan perhatian...
2022-12-03
2