“Selamat sore, Kak Nabil!” Sapa Shanum dengan ramah.
“Ehm, sore. Selamat sore, Om!” jawab Nabil sekaligus menyapa Bagas yang duduk tak jauh dari Shanum.
Nabil berusaha bersikap tenang setelah sempat terpesona dengan kecantikan Shanum. Setelah itu ia ikut duduk bergabung dengan Papanya.
Nabil hanya mendengar dan menyimak ceramah dari Papanya mengenai Shanum yang akan menjadi asistennya mulai besok. Sesekali pria itu menganggukkan kepalanya dengan tersenyum ramah pada Om Bagas. Walau sebenarnya ia sangat bosan dengan sesi seperti ini. bukankah tadi siang sudah cukup Papanya mengatakan kalau Shanum akan tinggal di sini. kenapa harus diulang-ulang lagi.
“Om juga titip Shanum ya, Bil? Tolong ajari dia ilmu berbisnis dengan baik.” Ucap Bagas dan hanya diangguki oleh Nabil.
Nabil benar-benar heran. Sebenarnya Shanum dikirim ke sini untuk misi apa. Papanya mengatakan akan menjadi asistennya, namun Ayah Shanum menitipkan anaknya agar diajarai ilmu berbisnis. Dan sayangnya Nabil enggan bertanya kejelasannya. Karena dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa Shanum tidak terlalu pandai mengenai bisnis. Jadi dia bisa memanfaatkan situasi itu dan hidupnya bisa bebas seperti biasanya.
“Om Bagas jangan khawatir soal itu. serahkan semuanya pada Nabil.” Tiba-tiba Nabil berkata dengan semangat.
Barra melirik putranya seolah sedang menerka apa yang ada dalam pikiran Nabil saat ini.
“Bukankah Nabil dan Shanum itu sepupu, jadi Om jangan khawatir. Saya akan menjaganya dengan baik dan mengajarinya ilmu berbisnis sampai sukses.” Tambah Nabil demi membuat Papanya percaya.
Sedangkan Shanum sejak tadi hanya senyum-senyum saja. hatinya sangat berbunga-bunga bisa sedekat itu dengan pria idamannya. Dia jadi tidak sabar ingin segera terjun langsung bekerja dengan Nabil.
Usai perbincangan singkat itu, mereka berempat memutuskan untuk makan malam di luar. Karena setelah makan malam nanti, Bagas dan Barra memutuskan untuk pulang bersama. Kedua pria paruh baya itu juga sama-sama pengusaha yang pastinya sangat sibuk dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama.
Kini mereka berempat sudah berada di sebuah restaurant. Sejak tadi Shanum selalu mencuri pandang Nabil yang tampak sibuk dnegan gadgetnya. Begitu juga Nabil yang sempat mencuri pandang Shanum yang sibuk menyuap makanan ke dalam mulutnya. Hingga akhirnya kedua pasang mata itu tak sengaja bertemu. Buru-buru Nabil memutus kontak mata itu sebelum membuat jantungnya bermasalah.
Setelah makan malam yang cukup singkat, Nabil segera mengantar Papanya dan juga Bagas menuju bandara. Shanum memeluk Ayahnya sebentar sebagai tanda perpisahan. Bagaimanapun juga ada rasa tidak rela saat membiarkan anak perempuannya tinggal jauh dari rumah.
“Kabari Ayah atau Bunda kalau ada apa-apa.” Ucap Bagas sembari mencium kening Shanum.
“Iya, Yah. Pasti Shanum akan sangat merindukan Ayah dan Bunda.” Jawab Shanum sambil mengusap air matanya.
Nabil yang melihat pemandangan itu hanya berdecak kesal, karena dia sangat anti dengan perempuan manja sejenis Shanum. Luntur sudah pesona Shanum setelah melihat sifat manjanya.
Shanum juga mencium tangan Barra dengan takzim setelah pria itu hendak menuju pintu keberangkatan bersama Ayahnya. Sedangkan Nabil sendiri tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Shanum.
Shanum terus melambaikan tangannya pada sang Ayah walau sejak tadi Bagas sudah hilang dari pandangannya. Bahkan Shanum sampai terisak lirih lantaran ditinggal oleh Ayahnya.
“Sudah, jangan manja! Kayak anak kecil saja. sana ikut pergi sekalian kalau tidak mau ditinggal.” Ucap Nabil menghentikan isakan Shanum.
Shanum tak menjawab. Dia hanya mengusap air matanya lalu berjalan mengekori Nabil. Ternyata Shanum baru tahu sifat Nabil yang seperti tadi. tapi dia tetap senang berada di dekat Nabil.
Dalam perjalanan pulang, Shanum sudah terlihat lebih tenang karena saat ini dia sedang duduk tepat di samping Nabil. Tapi sejak tadi keduanya sama-sama diam.
“Ketik nomor ponsel kamu!” ucap Nabil sambil menydorkan ponselnya pada Shanum.
Usai mengetik nomornya sendiri, Shanum mengembalikan ponsel itu pada Nabil. Dan mereka kembali diam.
Beberapa saat kemudian mobil Nabil sudah berhenti di depan rumah Nabil. Namun Nabil masih tetap berada di dalam tanpa berniat untuk keluar.
“Kamu bisa keluar sendiri kan?” tanya Nabil tiba-tiba.
“Bisa, Kak.” Jawab Shanum bergegas memegang handle pintu.
“Tunggu dulu, Num! pekerjaan kamu hanya sebagai asistenku saat di kantor. di luar jam kantor bukan menjadi urusanmu kemana aku pergi. Jadi jangan sekali-kali kamu mencampuri urusanku. Dan kamu juga jangan melaporkan semua ini pada Papaku kalau kamu ingin selamat dunia akhirat.” Ucap Nabil cukup membuat Shanum terkejut sekaligus tercengang. Memangnya Nabil itu malaikat yang bisa menjamin keselamatannya di dunia dan akhirat. Namun Shanum memilih diam dan menurut dnegan perintah Nabil.
“Baik, Kak. Aku mengerti kok. Ya sudah aku masuk ke rumah dulu.” Jawab Shanum dengan cukup ramah walau ia sangat penasaran kemana Nabil akan pergi saat malam-malam seperti ini.
“Terserah kamu kamu masuk atau tidak. Cepat keluarlah!” sentak Nabil yang seketika itu membuat Shanum memegang dadanya karena terkejut.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Baiq Muliati
jadi laki laki tdk boleh sombong
2023-08-02
0
Felycia R. Fernandez
ya ampuuun, jangan ketus ketus ntar cinta lo bil...
2023-01-17
1
Ikoh Zia
jangan takut num sama si nabil nanti juga ketulah sendiri sama perbuatannya
2022-12-02
2