Malam itu, Yasmin ditugaskan untuk mengumpulkan Curtiz dan juga Jilk di ruang kerja Helios.
Yasmin telah menghubungi Curtiz dan kini akan bergerak menemui Jilk.
“Kakek Jilk, Anda diminta Yang Mulia Pangeran mengunjungi ruang kerjanya.”
“Ukh.”
Jilk sangat kaget mendapati Yasmin telah berdiri tepat di belakangnya tanpa sedikit pun merasakan hawa keberadaannya.
Dengan tetap berupaya mempertahankan wajah poker face-nya, Jilk pun menjawab,
“Ehem. Dimengerti. Nak Yasmin bisa bergerak duluan ke sana. Nanti Kakek akan segera menyusul.”
Hal itu benar-benar di luar perhitungan Jilk persoalan walaupun Yasmin adalah mantan orang suci dari kuil suci, dia tidak pernah tahu bahwa orang suci pun bisa melakukan langkah diam yang bahkan seorang assassin seperti-nya pun tak mampu menyadarinya sampai Yasmin sendiri yang membuka hawa keberadaannya.
Ya, benar. Jilk bukan hanya sekadar butler biasa. Dia adalah seorang mantan assassin, tidak, saat ini pun dia masih melakukan pekerjaan dunia malamnya itu.
Apa yang coba dia sembunyikan dari Yasmin yang sempat membuat ekspresinya sekaget itu adalah pisau yang saat ini dia coba bersihkan dengan menggunakan saputangan dari darah segar yang sementara mengucur di bilah tajamnya.
Jilk tidak tahu saja bahwa Yasmin sejak dari dulu telah menyadarinya. Namun, dia tidak menganggap itu adalah hal yang penting untuk diperhatikan sejak bagi Yasmin, selama hidup bahagia di sisi Helios, itu telah cukup baginya.
“Hah, hampir saja ketahuan. Lagipula mengapa di tempat ini semakin banyak tikus-tikus pengganggunya? Padahal Yang Mulia Pangeran Helios telah bersusah-payah untuk meningkatkan nilai tempat ini. Tetapi ada-ada saja mulut-mulut jahat yang menyebarkan gosip aneh-aneh lantaran bisnis batu kristal sihir yang diadakan oleh Yang Mulia Pangeran jadi sukses besar. Hah, kakek tua ini benar-benar tidak mengerti.”
Demikianlah ujar Jilk sambil menghela nafasnya. Tampak bahwa membunuh orang itu bukanlah perkara yang besar baginya.
***
Aku mengumpulkan orang-orang di sekelilingku. Ada Zero alias Alice yang baru saja datang membawa Albert bersamanya. Di samping mereka, juga ada Yasmin, Curtiz, dan Jilk.
Aku mengumpulkan mereka lalu seketika menjelaskan persoalan artifak yang mengendalikan monster di hutan monster yang rusak yang menjadi penyebab utama sering bermunculannya gelombang monster di perbatasan Kota Painfinn itu, sementara di saat itu pula, aku menemukan sesuatu yang dapat memperbaiki artifak itu.
Ya, itu adalah artifak yang tertanam di jantung Alice, tidak, tepatnya itu adalah aura kutukan yang dikumpulkannya dari sirkulasi mana Alice yang saking banyak jumlahnya sampai-sampai tidak mencukupi lagi wadah penampungannya sehingga artifak itu pun sebentar lagi akan meledak.
Aku pun menjelaskan secara terperinci kepada para pengikutku dan para pegawai dari Kota Painfinn yang berkumpul di tempat itu tentang artifak apa sebenarnya yang tertanam di dalam jantung Alice itu.
Namun, sebelum aku menjelaskan lebih detail tentang artifaknya, Albert sempat menyela pembicaraanku dengan memarahi Alice yang ditudingnya sebagai mata-mata kekaisaran.
Albert bahkan sampai mencabut pedangnya dan segera akan dilayangkan kepada Alice sementara tampak bahwa Alice hanya pasrah saja dalam menerima amukan Albert itu.
Untunglah ada Jilk di sana yang segera menenangkan amukan Albert sehingga aku pun dapat menjelaskannya secara lebih detail kepada Albert bahwa Alice mungkin memang di bawah perintah kaisar Vlonhard, tetapi dia sama sekali tidak pernah berniat menyakiti sehelai pun rambut warga Kerajaan Meglovia.
Setelah mendengarkan penjelasan dariku itu, tampak bahwa Albert masih sedikit menggerutu. Tetapi ketika aku menatapnya dengan tatapan mata yang mengancam yang selalu aku tunjukkan kepadanya tiap kali dia berbuat berlebihan, dia pun cepat-cepat menundukkan kepalanya padaku dan memohon pengampunan dengan ekspresi wajahnya seperti anak kecil yang tidak pernah berhenti membuatku terhibur itu.
Artifak yang tertanam di jantung Alice kemungkinan berasal dari inti batu kristal sihir demon yang sempat menyerang Kekaisaran Vlonhard sepuluh tahun silam.
Dari literatur yang aku baca, pada prinsipnya, manusia tidak akan pernah bisa menerima asupan mana yang berasal dari monster ataupun demon persoalan jenis energinya berbeda.
Jikalau mana pada tubuh manusia bisa diolah ke dalam beberapa bentuk yakni api, air, angin, tanah, petir, cahaya, dan juga non-atribut, maka mana yang dihasilkan pada tubuh monster dan demon, mengandung sejenis energi yang sangat berbeda dari penggolongan-penggolongan tersebut.
Dalam kasusku yang tidak biasa di mana aku justru berelemen es yang sedikit mirip dengan para monster yang ada di kutub utara, para profesor di akademi sihir berkesimpulan bahwa itu adalah hasil percampuran antara elemen air dan elemen angin. Hal itu terbuktikan dengan aku yang juga mampu menggunakan elemen air dan juga elemen angin sehingga kasusku bukanlah ketidakmungkinan dari segi ilmu pengetahuan.
Namun, mana monster dan demon sangat berbeda dengan konsep itu.
Kita mungkin masih bisa menggolongkan monster menjadi monster api, monster air, monster es, monster tanah, monster angin, dan sebagainya berdasarkan kedekatan tipe mana mereka dengan penggolongan mana manusia tersebut walaupun pada prinsipnya adalah berbeda.
Tetapi sangat berbeda dengan demon. Itu benar-benar di luar penggolongan yang bisa dipahami oleh akal manusia yang terbatas.
Dan artifak yang seharusnya mengolah energi demon itulah yang tertanam di jantung Alice saat ini.
Itu menarik dan mengolah mana menjadi mana demon yang sangat tidak cocok dengan tubuh manusia. Sehingga jika itu adalah orang biasa yang terkena, mereka pasti sudah lama akan tewas.
Beruntungnya, Alice telah lama membangun kekebalannya terhadap mana demon sejak dia memperoleh kutukannya itu. Itulah yang menyebabkannya bisa bertahan sampai saat ini.
Aku tidak tahu detail tentang bagaimana Alice sampai bisa memperoleh kutukan itu, tetapi tampaknya dia telah salah paham dari dulu bahwa kutukan itulah yang menyebabkan aliran mana-nya menjadi tidak stabil dan terancam akan meledak.
Nyatanya, itu disebabkan oleh keberadaan artifak itu sendiri.
Pada dasarnya, mana kutukan yang bercampur di dalam mana aslinya telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat bercampur tanpa membahayakan hidupnya. Hanya saja, itu akan memberikan efek sedatif pada para monster yang menyebabkan para monster yang ada di sekitar Alice akan menggila.
Namun, keberadaan artifak di samping menyerap dan memadatkan mana kutukan itu sehingga menguatkan efek sedatif kutukannya kepada para monster di sekitar Alice, itu juga akan terus-menerus memaksanya untuk masuk ke dalamnya.
Bagaikan balon yang terus-terusan ditiup, pasti suatu saat akan pecah juga. Ditambah, artifak itu tidak hanya menyerap mana dari kutukan saja, melainkan juga mana dari alam di sekitar yang turut ditransfernya menjadi mana demon.
Sedikit saja Alice menggila dan menarik pelatuknya, maka bom bernama Alice yang ada di hadapanku ini pasti akan segera meledak yang dengan seketika akan memporak-porandakan seluruh Kota Painfinn bersamaan dengan segala isi yang ada di dalamnya.
Tetapi dengan bakat alkimiaku, itu tidak akan lagi menjadi masalah.
Justru keberadaan artifak itu akan menjadi bagai melempar dua burung dengan satu batu bagiku. Dan burung yang pertama itu adalah untuk memperbaiki artifak hutan monster yang rusak.
Inilah tujuanku saat ini mengumpulkan orang-orang untuk merencanakan ekspedisi ke hutan monster tesebut dalam waktu dekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
🌕ˢᵃⁿᵍ𝓡𝒆𝒎𝓑𝒖𝒍𝒂𝒏🌙
Albert.. Albert... hm hm hm
keren thor
2022-12-25
1
🌕ˢᵃⁿᵍ𝓡𝒆𝒎𝓑𝒖𝒍𝒂𝒏🌙
Mencurigakan kakek jilk ini 🧐
2022-12-22
2
huff
kakek jilk kupikir jahat rupanya baik
2022-12-16
2