[POV Zero/Alice Gloria Fallenstone]
Perlahan, orang-orang di sekitarku pun turut mulai menyadari keanehan pada tubuhku itu sampai berita itu turut pula mencapai telinga sang kaisar.
Ketika sang kaisar bertanya, aku akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjawab jujur bahwa apa yang dirumorkan itu mungkin saja benar adanya perihal aku mulai mengalami kejadiannya sejak aku ditembakkan sinar hitam aneh oleh salah satu monster yang mirip manusia itu.
Aku yang diangkat dengan gelar ksatria termuda, lantas juga dipensiunkan sebagai ksatria di usia termuda. Aku, Alice Gloria Fallenstone, harus pensiun, tidak hanya dari ksatria matahari, tetapi juga dari gelar ksatria yang melekat itu sendiri di usiaku yang masih 12 tahun itu juga, bersamaan di usia di mana aku memperoleh gelarnya.
Namun demikian, walau setelah pensiun, sang kaisar tetap mempercayakan aku mengelola wilayah county Fallenstone.
Selama sepuluh tahun, semuanya sebenarnya masih berjalan dengan baik untuk keluargaku, bahkan setelah pengkhianatanku terhadap jiwa ksatria yang telah aku kubur dalam-dalam tanpa diketahui oleh siapapun itu, terlepas oleh hinaan publik yang menilai ketidakpantasanku lagi mempertahankan gelar kebangsawananku itu setelah aku menjadi orang yang tidak berguna di dalam pertempuran.
Setidaknya seperti itu, sampai terpilihlah kaisar yang baru sejak beberapa bulan yang lalu.
Beberapa hari sejak terangkatnya yang mulia kaisar baru, ibuku pun mengembuskan nafas terakhirnya dalam kedamaian. Lalu setelah itu, dengan alasan petisi yang datang tidak hanya dari seluruh bangsawan, tetapi juga dari seluruh warga Kekaisaran Vlonhard, wilayahku kembali diambil paksa oleh istana dan gelarku sebagai pimpinan kota Fallenstone pun dicopot.
Semuanya tidak berakhir sampai di situ saja. Kaisar yang kejam itu… Kaisar yang kejam itu menyuruhku melakukan perbuatan yang sangat keji dengan ancaman jika aku tidak menuruti kehendaknya, maka keluarga Fallenstone akan tercatat di dalam sejarah kekaisaran sebagai keluarga bangsawan terbodoh yang tidak dapat melaksanakan tugas menjalankan wilayahnya dengan baik.
Tidak hanya aku saja yang akan terkena dampaknya, tetapi Ayah, Kakek, dan seluruh leluhur Fallenstone lainnya akan dicap sebagai bangsawan hina dalam sejarah selamanya. Tiada yang lebih memalukan daripada itu. Mengapa… Mengapa Kaisar meski berbuat sampai sejauh ini?!
Entah darimana dia tahu keadaanku, tetapi Kaisar keji itu menyuruhku untuk menggunakan bom mana yang tidak stabil yang sedang bersemayam di dalam diriku saat ini perihal kutukan itu untuk menghancurkan benteng pertahanan Kota Painfinn sehingga monster dari hutan monster akan bisa berhamburan memasuki wilayah Kerajaan Meglovia lantas membuat kekacauan di sana.
Bagaimana bisa ada titah seperti itu yang dikeluarkan oleh seorang kaisar?! Benar-benar tidak berperasaan.
Namun, jikalau aku tidak mematuhinya, maka para leluhurku-lah yang akan menerima akibatnya.
“Hahahahahahaha.”
Tanpa sadar aku tertawa.
Aku menertawakan diriku sendiri.
Sungguh lucu bahwa sejarah bisa seenaknya diubah oleh yang berkuasa.
Benar-benar negara yang busuk.
Perihal itu, aku pun membulatkan tekadku tentang apa yang harus aku lakukan.
Aku berjalan dan terus berjalan, di tengah malam hari itu di sekitaran benteng pertahanan Kota Painfinn tepat pada saat tidak ada tanda-tanda gelombang monster yang terlihat sehingga penjagaan kota dalam keadaan lengahnya.
Pertahanan mereka mungkin bagus dari luar. Tetapi mereka sama sekali tidak memiliki protokol pencegahan darurat jika bahaya berasal dari dalam kota.
Walau demikian, orang-orang di kota ini penuh dengan kelembutan.
Ada Albert dengan sikap seriusnya yang senantiasa menyanjung-nyanjung Yang Mulia Pangeran Kedua kebanggaannya.
Ada Kakek Jilk, seorang kakek ramah yang senantiasa memberikan kami, para tentara bayaran, kue dan susu segar di kala kami keletihan dalam menjaga perbatasan benteng.
Juga ada Curtiz dengan sifat humorisnya yang membuat suasana selalu terasa cair.
Tanpa sadar, aku telah jatuh cinta pada kota ini. Tetapi demi para leluhur Fallenstone, mau tidak mau aku harus melakukannya.
Aku pun melewati perbatasan benteng kota ini dan melangkah menuju ke hutan monster.
“Mau kemana malam-malam begini, Mbak berdada besar?”
Tiba-tiba terdengar sapaan dari orang yang sama sekali tidak tahu sopan santun datang dari arah belakangku. Namun ketika kumenoleh ke belakang, betapa aku terkejut, rupanya itu adalah Yang Mulia Pangeran Kedua Kerajaan Meglovia, Helios de Meglovia.
“Ah, Yang Mulia Pangeran rupanya. Aku hanya sekadar jalan-jalan saja untuk menghilangkan penat di punggungku.” Jawabku berbohong dengan sekuat tenaga mempertahankan ekspresiku agar tidak ketahuan.
“Itu pastinya, karena Mbak selalu membawa dua gunung besar lebih dari siapapun. Tetapi mengapa mesti jalan-jalan di sini, di tempat berbahaya seperti di hutan monster ini?”
“Ah, itu karena suasana hutannya yang rindang jadi terasa lebih sejuk daripada di dalam kota, Yang Mulia Pangeran. Yang Mulia Pangeran sendiri sedang apa? Bukankah bahaya jika berkeliaran tengah malam begini di tempat berbahaya seperti ini tanpa ada pengawal satu pun yang menemani Anda?”
“Ehem. Gini-gini, aku ini hebat. Aku sebenarnya tak butuh pengawal jika ada musuh yang menyerang.”
Di luar dari image yang kubayangkan dari seorang pangeran yang diramalkan akan menjadi tiran dunia yang kukira akan selalu berekspresi muram yang terlihat seperti akan siap membunuh orang kapan saja, rupanya Pangeran Helios yang ada di hadapanku ini, orangnya terlihat ramah. Yah, walau ucapan itu selalu terkesan sedikit vulgar.
Akan tetapi, dia terlalu ceroboh dengan berkeliaran tengah malam begini tanpa ada satu pun pengawal di sisinya. Bagaimana jika seandainya aku orang jahat yang menargetkan nyawanya? Mana mungkin dia akan selamat menghadapi seorang mantan ksatria sepertiku.
Bagaimanapun, bangsawan tetaplah bangsawan. Mereka terlalu dimanja sehingga belum mengenal bagaimana dunia bawah bekerja sebenarnya. Yah, walaupun aku tidak bisa bilang begitu, sejak aku juga bagaimanapun saat ini masih tetap berstatus bangsawan sejak yang dicopot hanyalah gelar ksatria dan statusku sebagai pimpinan kota saja dan bukannya gelar kebangsawananku.
Tetapi sebagian besar bangsawan yang tidak menempuh jalan ksatria, tidak akan sanggup untuk mempertahankan dirinya sendiri dan hanya mengandalkan pengawal yang menjaga dirinya.
“Hei, Mbak berdada besar, apa Mbak benar-benar akan mematuhi perintah kejam dari kaisar tiran itu dengan mengorbankan ribuan nyawa penduduk Kota Painfinn? Hmm, kurasa tidak. Mbak adalah orang yang berhati lembut yang takkan mungkin tega melakukan itu. Jika demikian, Mbak pasti berpikir untuk bunuh diri saja dengan mengorbankan nyawa Mbak sendiri hingga baik warga kota Painfinn maupun leluhur Mbak, tidak akan ada yang dirugikan.”
“Mbak pasti berpikir untuk meledakkan mana Mbak yang sudah berada di puncak ketidakstabilan-nya itu di ambang batas dekat dengan benteng, tetapi dampaknya tidak akan sampai terkena benteng. Dengan demikian justru para monsterlah yang akan tewas dengan bom mana itu dan warga kota Painfinn akan terhindarkan dari marabahaya. Di samping Kaisar juga tidak akan menyalahkan Mbak karena telah menjalankan perintahnya walaupun gagal.”
“Hei, apakah tebakanku benar, Mbak berdada besar?”
Aku tidak tahu apa yang terjadi. Bagaimana bisa pangeran yang sangat tertutup itu bisa mengetahui rahasiaku ini? Namun seperti apa yang dibilangnya, itulah yang memang hendak aku lakukan.
Cukup sudah dengan nyawa-nyawa yang tak bisa kuselamatkan karena kepengecutanku sepuluh tahun silam itu. Aku tak ingin lagi menambah jiwa-jiwa malang yang harus tersakiti perihal keberadaanku ini.
Namun, perkataan selanjutnya dari pangeran aneh itu benar-benar membuatku terperangah.
“Hei, Mbak berdada besar, ingin menjadi anak buahku? Jika demikian, aku mungkin masih bisa menyelamatkan nyawa Mbak, begitu pula kehormatan para leluhur Mbak dengan kekuatanku sebagai keluarga kerajaan. Apa yang tertanam di dalam jantung Mbak itu bukanlah kutukan yang datang dari monster, melainkan berasal dari produk racikan ilmu pengetahuan buatan tangan manusia.”
Aku tak bisa lagi menahan amarahku kepada kekaisaran setelah mendengar pernyataan dari yang mulia pangeran itu.
Jadi selama ini, aku telah dibodohi oleh Kaisar?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
🌕ˢᵃⁿᵍ𝓡𝒆𝒎𝓑𝒖𝒍𝒂𝒏🌙
🙄🙄🙄🙄🙄
2022-12-25
1
🌕ˢᵃⁿᵍ𝓡𝒆𝒎𝓑𝒖𝒍𝒂𝒏🌙
huhu kasian
2022-12-25
1
🌕ˢᵃⁿᵍ𝓡𝒆𝒎𝓑𝒖𝒍𝒂𝒏🌙
Kasihan Alice ditipu sama kaisar 😯
2022-12-22
1