Sepuluh hari berlalu. Aku telah menerima kabar dari Ilene jauh-jauh hari bahwa dia telah melaksanakan permintaanku dengan baik sehingga aku tak perlu lagi khawatir mengenai nasib keluarga Fernand yang ditinggalkan di sana.
Dan walau itu tak seberapa pula, keluarga yang ditinggalkan oleh para prajurit di ketiga county, para tentara bayaran, serta prajurit asli wilayah Kota Painfinn setidaknya bisa menerima uang belasungkawa yang memadai bagi mereka melaksanakan upacara perpisahan dengan keluarga mereka yang tercinta yang tewas di medan perang serta untuk hidup layak beberapa saat sembari memulai usaha kecil-kecilan dengan berbekalkan sisa uang belasungkawa itu.
Setidaknya, itu yang dapat kulakukan sebagai perwujudan tanggung jawabku sebagai seorang pemimpin yang telah gagal melindungi nyawa para anak buahnya di medan perang.
Tentu saja, bahkan setelahnya, sosok mereka semua yang tewas di medan perang itu akan tetap selalu kukenang di dalam benakku sebagai kutukan agar aku dapat hidup dalam perasaan bersalah ini demi tidak mengulangi kesalahan yang sama di waktu mendatang.
Begitu pula kabar dari kuil suci, akhirnya setelah menunggu lama, tiba juga surat balasan dari mereka. Tetapi apa balasan yang justru kuterima adalah penolakan dengan alasan bahwa kondisi kesehatan para saint dan saintess mereka saat ini sedang buruk semuanya.
Terus terang, aku meragukan semua jawaban itu. Apakah itu mungkin bahwa dari dua puluh saint dan saintess yang ada, mereka semua sakit pada waktu yang bersamaan? Pasti lagi-lagi alasannya adalah karena permintaan itu datang dari sosok yang sangat dibenci oleh api suci, seorang calon tiran berhati es yang jauh dari makna api suci yang hangat.
‘Akankah aku harus meminta bantuan Kakak terhadap persoalan ini?’ Gumamku dalam ketidakberdayaanku.
Jika itu Kakak yang mengajukan permintaan pada kuil suci dan menengahi masalah ini, kuyakin mereka akan langsung setuju dan Nunu segera bisa untuk disembuhkan.
Terus terang, aku kasihan pada Nunu yang karena memiliki tuan yang salah sepertiku, harus juga berakhir memperoleh perlakuan yang sentimen meskipun nyawanya sedang menjadi taruhannya.
Apapun itu pasti akan kulakukan. Tak peduli jika aku harus merendahkan diriku, selama Nunu bisa diselamatkan, maka aku akan baik-baik saja dengan semua itu.
Aku lantas menyandarkan badanku yang penuh dengan kepenatan, bukan lantaran masalah fisik, melainkan masalah pikiran, ke sandaran kursi empuk yang aku modifikasi sendiri dengan menggabungkan antara sihir es dan sihir angin ke dalam suatu bahan dasar material kayu khusus yang berpadukan inti kristal monster undead kelas rendah.
Salah satu hal yang kusyukuri sebagai pangeran terbuang di istana kumuh adalah bahwa pihak istana membebaskanku untuk menentukan dan mencari sendiri guru untuk belajar berbagai keterampilan. Berkatnya, aku bisa dengan leluasa belajar sihir, alkimia, dan herbal tanpa ada gangguan.
Keberadaan kuil suci yang terus mengawasiku, tidak hanya ada hal-hal buruknya saja, namun di beberapa poin, aku juga mendapatkan keuntungan di situ.
Berkatnya, para pendukung kubu Kakak dan juga kubu Leon yang sedang dalam status perang dingin dalam diam memperebutkan posisi calon pewaris raja di kala Ayah masih dalam keadaan sehat wal’ aviat, tidak dapat terlalu mengawasi gerak-gerikku karena dibatasi oleh kuil suci tersebut.
Hal itu pun membuatku bisa memperoleh lebih banyak kebebasan. Tapi yah daripada kebebasan, mungkin lebih tepatnya jika dikatakan tidak ada sama sekali yang mempedulikan keberadaan pangeran yang tak berarti yang tak memiliki kekuatan serta satu pun pendukung ini.
Tapi itu tidak mengapa, selama aku bisa memperoleh apa yang aku mau. Aku bisa belajar sihir, alkimia, dan bahkan herbal dengan sesuka hatiku tanpa ada larangan dan terlebih-lebih paksaan.
Namun, tentunya itu ada batasnya. Aku tidak dapat memperoleh guru sekaliber para guru milik Kakak, Leon, dan juga Ilene. Aku hanya diperbolehkan untuk memperoleh guru dari kalangan rakyat jelata saja.
Tetapi setidaknya berkat itu, aku lebih dapat menghargai kehidupan para rakyat jelata dan paham benar bahwa di balik keterbatasan status mereka, bakat dan semangat mereka untuk berkarya lebih baik, tak kalah jauh dari para guru bangsawan. Kecuali pada keterbatasan mereka memperoleh sumber belajar dan bahan ajar, kualitas mereka tidak ada bedanya dengan para guru bangsawan itu.
Aku meregangkan tulang belakangku yang kaku karena menunduk seharian persoalan bergelut dengan dokumen-dokumen administrasi kota. Kemudian perhatianku tertuju kembali kepada dokumen-dokumen itu. Lantas kulihatlah salah satu dari tumpukan dokumen-dokumen itu.
Aku pun tersenyum melihatnya. Bagaimana tidak. Teori yang selama ini hanya tertanam di dalam kepalaku saja akhirnya dapat aku aplikasikan ke kehidupan nyata dan itu benar-benar bekerja.
Pertanian menjadi lebih subur dengan menerapkan penambahan kotoran ternak sebagai bahan tambahan di tanahnya. Walaupun banyak orang yang awalnya mencela ide gila itu persoalan mana ada seorang pangeran waras yang akan memikirkan untuk memanfaatkan sisa-sisa tinja dari hewan ternak. Tetapi aku, Helios de Meglovia, pangeran kedua Kerajaan Meglovia, baru saja melakukan hal gila itu dan ternyata itu benar-benar berhasil.
Dalam waktu sepuluh hari penerapannya, tunas tanaman tumbuh dengan kondisi daun yang lebih baik dengan batang tanaman yang lebih kuat.
Lalu masalah terkait perairan wilayah kota meliputi air bersih, air limbah, serta sistem perairan tanaman pertanian, juga berjalan dengan baik.
Berkat adanya sistem perairan tanaman pertanian yang kurancang, kota mampu menghemat pengeluaran air bersihnya sampai mencapai 80 persen atau lebih hemat lima kali lipat dari sebelumnya. Ini tentunya akan sangat bermanfaat terutama untuk saat ini ketika musim kemarau sedang menerjang.
Sayangnya di sini, aku masih menerapkan kemampuan sihir es-ku di beberapa tempat sehingga mungkin untuk projek yang ini, hanya akulah yang saat ini dapat melakukannya.
Tapi tak menutup kemungkinan di masa depan, bahwa dengan berbekalkan produk ilmu pengetahuan non-sihir saja, sistem ini dapat diperbaiki dengan lebih baik ke depannya. Begitulah seharusnya umat manusia, harus selalu penuh motivasi dan hasrat untuk berkembang.
Beralih ke persediaan air bersih dan penampungan air limbah. Aku benar-benar mengaturnya dengan cermat agar air bersih ditempatkan di tempat yang lebih tinggi posisinya daripada penampungan air limbah. Aku benar-benar memastikan bahwa tak ada satu pun celah bagi aliran air limbah akan bertemu dengan aliran air bersih.
Hal ini demi mencegah terjadinya kontaminasi air limbah pada air bersih yang dapat menimbulkan penyakit yang dulu sempat muncul di sejarah kelam kerajaan yang membunuh dua pertiga warga kerajaan hanya dalam kurun waktu satu minggu pada dua ratus tahun silam. Dengan mempelajari sejarah, kita mampu mencegah tragedi yang sama untuk terulang kembali.
Terutama masalah kotoran manusia, sebagai sumber utama penyakit mematikan yang terjadi dua ratus tahun silam itu. Aku benar-benar memastikannya agar tak dapat melakukan kontak sedikit pun dengan aktivitas para warga.
Oleh karena itu, aku melarang keras bagi para warga Kota Painfinn untuk membuang kotoran mereka di sungai, terlebih-lebih di danau, termasuk di pinggir-pinggir jalan yang sepi.
Aku saking seriusnya terhadap masalah itu, sampai-sampai mengeluarkan sistem baru yang kusebut septic tank di mana kotoran manusia itu ditampung di dalam suatu wadah tertutup yang benar-benar terisolasi dari alam luar yang kemudian ketika penuh, akan diurus untuk diamankan pembuangannya oleh petugas khusus yang benar-benar telah terlatih di bidangnya ke suatu tempat pembuangan khusus pula yang jauh dari tempat hidup manusia.
Aku benar-benar memperhatian projek itu sejak dua bulan lagi sudah akan masuk musim penghujan di mana berdasarkan sejarah, itu adalah puncaknya di mana penyakit mematikan itu akan melanda.
Walau itu sudah tidak pernah lagi terjadi sejak dua ratus tahun silam di benua Ernoa, tetapi tahun lalu, ada laporan yang masuk dari salah satu familiarku bahwa itu muncul kembali di benua selatan baru-baru ini di tengah kepadatan penduduk mereka yang tiba-tiba saja meningkat pesat sejak beberapa tahun terakhir.
Makanya aku sama sekali tidak boleh mengendorkan kewaspadaanku. Tiada yang tahu kapan penyakit itu bisa kembali melanda di benua Ernoa.
Lalu satu masalah terakhir, tentang pembentukan prajurit pertahanan baru yang datang dari ketiga county, ibukota kerajaan, serta para prajurit bayaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments