Sekitar pukul 4 sore, dua jam sebelum matahari tenggelam, gelombang monster lipan yang nokturnal sekali lagi keluar sebelum waktunya.
Karena ini sudah merupakan ketiga kalinya gelombang monster itu menyerang dengan pola seperti itu, kami pun sudah terbiasa sehingga persiapan kami cukup siap walaupun gelombang monster terjadi dua jam lebih cepat dari waktu yang seharusnya.
“Albert, kamu siap? Keberhasilan misi ini tergantung padamu.”
“Sesuai perintah Yang Mulia Pangeran.”
Albert mengangguk padaku pertanda kesiapan tekadnya. Aku pun turut membalasnya dengan anggukan.
Di antara tugas-tugas berbahaya yang ada, dibandingkan Fernand yang harus menjadi umpan, tugas Albert menurutku yang paling berbahaya sejak dia harus menahan pergerakan ratu lipan di saat Nunu mempersiapkan sihirnya.
Tidak hanya serangan ratu lipan yang berbahaya yang harus dihindari oleh Albert, Albert harus mampu menghindari dengan cepat serangan mematikan Nunu ketika tepat pada saatnya akan ditembakkan kepada ratu lipan.
Betapa aku tidak bisa melepaskan cemasku padanya di kala aku mengenang kembali serangan mematikan Nunu yang seketika mampu membentuk kawah berapi beradius satu kilometer hanya dalam satu kali serangannya.
‘Apakah Albert mampu menghindarinya?’
Betapa aku tidak dapat melepas pertanyaan itu dari benakku.
Aku pun melepas kepergian Albert bersama Fernand ke wilayah musuh sementara aku standby di atas benteng bersama Nunu untuk mengarahkan prajurit sekaligus bertindak sebagai penjaga benteng jika terjadi sesuatu yang tidak terduga dengan jurus es-ku.
“Nunu, kamu juga sudah siap kan?”
“Aku sudah beristirahat seharian ini tanpa melakukan apa-apa, Yang Mulia Pangeran. Baik mana maupun staminaku sudah terisi full. Hehehehehehe.”
Melihat Nunu yang percaya diri, aku pun kurang lebih merasakan kelegaan.
Tanpa membutuhkan waktu yang lama, monster yang paling depan pun akhirnya tiba di wilayah tembak pasukan pemanah dan penyihir.
Aku mulai memimpin pasukan penembak untuk segera membuka jalan bagi Fernand dan Albert menjalankan misi berbahaya mereka itu.
Setelah jalan cukup terbuka, Fernand segera memancing perhatian kerumunan monster sekitar sehingga justru Albert lolos dari perhatian monster-monster itu dan dapat segera bergerak menuju ke ratu lipan.
Strategi pun dimulai. Albert dengan cepat mengalahkan para monster pengawal sang ratu lipan lantas memancing ratu monster itu perlahan mendekat ke area tembak Nunu.
Di lain pihak, Fernand yang telah menjalankan perannya dengan sangat baik, lantas dengan cepat menghilang dari radar monster sembari mengawasi Albert dari belakang layar jikalau sampai ada situasi tak terduga yang akan terjadi.
Sementara itu, jibunan monster pun mulai melakukan kontak fisik dengan pasukan infanteri. Lalu perang besar-besaran tipe defensif sekali lagi kami lakukan untuk melindungi benteng kota ini.
Karena aku sedang mengawasi posisi sang ratu lipan dengan familiar es-ku yang tersembunyi sembari bersiap mengarahkan Nunu dalam menembakkan sihir sekali pakainya, aku tidak bisa banyak membantu pertahanan benteng seperti sebelum-sebelumnya.
Aku banyak menggunakan mana untuk bisa terkonsentrasi dengan indera penglihatan familiar-ku sehingga aku tak sanggup lagi untuk membentuk benteng es yang melingkupi seluruh benteng pertahanan.
Palingan, aku akan membantu menyerang jika ada monster yang cukup kuat yang aku rasa akan sulit dihadapi oleh para prajurit biasa yang menjaga benteng pertahanan bagian atas.
Terima kasih berkat peningkatan moral prajurit sejak berhasil menjaga benteng pada serangan gelombang monster lipan di hari pertama dan kedua, mereka lebih percaya diri dan alhasil mereka sanggup untuk mempertahankan benteng dengan lebih baik.
“Nunu, sekarang saatnya. Persiapkan sihirmu.”
“Baik, Yang Mulia Pangeran.”
Aku segera memberi aba-aba kepada Nunu untuk memulai inkantasi sihirnya ketika kulihat Albert akhirnya berhasil memancing sang ratu lipan ke area tembak Nunu tersebut lalu Nunu pun segera mengeksekusi perintah itu.
Segera aku merasakan panas yang teramat sangat di sekujur tubuhku yang sampai-sampai membuat kura-kura es di kantong bajuku keluar dan menjadi gelisah lantaran perubahan suhu yang amat drastis berkat sihir bola api besar milik Nunu tersebut.
Syukurlah, aku memiliki mana yang cukup besar sehingga aku yang merupakan individu dengan elemen yang sangat berkebalikan dengan api tersebut, mampu bertahan dengan baik di tengah peningkatan suhu yang sangat drastis.
Aku mengeluarkan sedikit aura es-ku menjalar ke kantong baju bagian bawahku tempat Yasmin berada sehingga Yasmin, kura-kura es kesayanganku itu, setidaknya bisa sedikit lebih tenang.
“Bersabarlah, Yasmin. Sebentar lagi, ini akan segera selesai.”
“Mooooo.”
Seakan mengerti maksud ucapanku itu, Yasmin segera kembali masuk ke dalam kantong bajuku lagi sehingga aku pun dapat berfokus kembali pada inkantasi sihir Nunu serta keberadaan posisi ratu lipan.
Begitu sihir itu siap ditembakkan, aku pun mengeluarkan sihir yang menciptakan bongkahan es yang tidak terlalu besar lantas kupecahkan.
Bongkahan es yang pecah itu menghasilkan suara yang teramat nyaring sebagai isyarat bagi Albert untuk segera menjauh dari lokasi penembakan.
Suara yang dihasilkan oleh bongkahan es-ku begitu nyaring sehingga ratu lipan yang merupakan monster terkuat yang menyerang saat itu pun seketika membeku sejenak perihal terparalisis oleh teramat sakitnya indera pendengarannya mendengarkan suara yang teramat memekakkan telinga.
“Ledakan api!” Teriak Nunu sembari melepaskan sihir yang selama ini telah dikumpulkannya yang dirubahnya ke dalam wujud energi api.
Tidak butuh waktu lama bagi bola api itu mencapai sang ratu lipan lantas mengenainya dengan telak.
Ratu lipan yang tidak dapat lari dari panasnya sihir api Nunu segera meleleh dengan sangat menyedihkan di dalam kobaran api dan dalam sekejap menghilang dari dunia.
Aku pun seketika menyebarkan familiar es-ku ke sekeliling untuk memastikan bahwa Albert benar-benar dapat melarikan diri dari ledakan itu dan betapa bersyukurnya aku begitu kumendapati Albert yang telah telentang dengan suara nafas yang ngos-ngosan di tanah tepat berdekatan dengan kawah yang dibentuk oleh Nunu dengan sihir luar biasanya itu.
Strategiku berhasil. Aku benar-benar berhasil mengalahkan ratu lipan. Betapa aku tak sanggup untuk tidak berteriak secara internal atas kemenangan pertamaku itu menghadapi gelombang monster dari hutan monster tersebut.
Sejenak kemudian Nunu pingsan dan aku segera menggapai tubuh gadis mungil itu sebelum dia menggapai tanah. Tidak salah lagi, berkat bakat luar biasa Nunu terlepas dari kecatatan sirkuit sihirnya, kami beserta seluruh warga Kota Painfinn bisa terselamatkan dari gelombang monster lipan.
Kini yang tersisa hanyalah kroco-kroco monster lipan biasa yang telah kehilangan moralnya begitu ratu mereka berhasil dikalahkan.
Selebinya, hanyalah serangan monster biasa yang telah lama dirasakan oleh para prajurit pertahanan benteng bahkan sebelum aku kemari. Aku bisa menyerahkan sisanya kepada mereka.
Sepuluh menit sebelum pukul sembilan malam, tampak tak terlihat lagi satu pun monster lipan di sekitar area benteng. Kami akhirnya dengan yakin bisa menyorakkan suara kemenangan kami.
Kami pun memanfaatkan sisa-sisa waktu yang ada untuk berpesta walaupun malam tengah larut. Itu menunjukkan bahwa betapa bergembira dan bersyukurnya seluruh warga Kota Painfinn akan keberhasilan kami mengalahkan gelombang monster tanpa pengorbanan yang besar seperti yang dulu dialami oleh Duke Rucanthes.
Bahkan Albert pun sampai-sampai tak dapat melarikan diri dari seorang kakek-kakek yang terus saja menahannya untuk mengobrol riang.
Tidak hanya Albert, sejak kemenangan itu, tampak bahwa perlakuan warga Kota Painfinn telah berubah sedikit padaku. Mereka mulai memperlakukanku dengan baik, terlepas dari julukan tiran yang dicap kepadaku berkat ramalan suci oleh kuil suci itu.
Aku kira setelah semua ini, semua yang akan terjadi ke depannya hanyalah hal-hal yang baik-baik saja. Namun siapa sangka bahwa bencana besar telah menanti tepat di depan mata kami tanpa kami semua yang berpesta malam itu menyadarinya.
Suatu bencana yang merenggut Nunu dan rekan-rekan berhargaku yang lain di kala aku mulai membuka hatiku kepada mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Regilius
gw keingat sama Megumin
2023-02-19
1
🌕ˢᵃⁿᵍ𝓡𝒆𝒎𝓑𝒖𝒍𝒂𝒏🌙
oilahhh
2022-12-24
1
huff
jangan sad ending thor
2022-12-16
1