Intimidasi.
Tindakan menakut-nakuti pihak lain dengan gertakan atau ancaman dengan menunjukkan siapa yang paling berkuasa.
Tindakan yang paling dibenci oleh penguasa mana pun yang sangat mementingkan penampilan untuk tidak dianggap sebagai tiran yang sewenang-wenang.
Dan aku, Helios de Meglovia, pangeran kedua Kerajaan Meglovia yang diramalkan akan menjadi tiran masa depan yang akan menghancurkan kerajaan oleh ramalan kuil suci, baru saja membuktikan kebenaran ramalan itu dengan kehendakku sendiri.
Di hadapan kepala prajurit yang memprotes itu, aku duduk di kursiku sembari menegapkan tubuhku dengan wajah tanpa ekspresi kecuali muka masam dan penuh penghinaan kepada orang yang sedang aku tatap di hadapanku itu.
Sejak orang itu masuk ke ruangan ini, aku tak pernah sekalipun melepaskan pandangan intimidasiku padanya.
Lalu dengan nada rendah namun dengan intonasi pengucapan yang jelas, aku pun berujar penuh penghinaan. Bukan padanya, melainkan itu instruksiku buat Albert.
“Albert, ajarkan rakyat jelata itu bagaimana bersikap yang seharusnya di hadapan pangeran.”
Albert sejenak menatapku dengan pandangan mata yang bergetar, melihat perubahan kelakuanku secara tiba-tiba yang tidak biasa tersebut. Akan tetapi apa yang aku katakan bukan berarti salah.
Jika itu berdasarkan undang-undang kerajaan, maka sikap yang ditunjukkan oleh kepala prajurit itu dengan masuk tanpa menundukkan kepalanya di hadapan keluarga kerajaan, terlebih meninggikan suaranya di hadapan keluarga kerajaan sebelum diizinkan sudah bisa dikategorikan sebagai penghinaan terhadap keluarga kerajaan.
Hukumannya paling rendah dicambuk di hadapan umum dan setinggi-tingginya akan menghadap guillotine.
Tentu saja aku tidak berniat sampai sejauh itu, lagian jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, aku membenci perilaku yang sangat bertentangan dengan harkat dan martabat kemanusiaan itu.
Namun aku tidak punya jalan lain sekarang. Situasi kota saat ini benar-benar dalam masalah kritis. Tidak hanya dari segi keamanan, masalah finansial di kota ini juga berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di tengah-tengah gelombang monster yang mengancam.
Mau tidak mau aku harus memangkas gaji prajurit untuk saat ini demi meningkatkan anggaran perbaikan benteng pertahanan. Namun, di dalam hati aku berjanji bahwa setelah semua masalah ini usai, aku akan meningkatkan gaji dan bahkan memberikan bonus kepada para prajurit yang telah dengan gagah berani mempertahankan kota ini dari serangan monster.
Albert pun segera menarik tangan kepala prajurit itu ke belakang punggungnya sembari menendangnya kuat-kuat hingga tersungkur dan jidatnya menyentuh tanah.
“Harap tunjukkan sikap hormatmu di hadapan Yang Mulia Pangeran Kedua.”
Ucap Albert dengan tatapan mata yang mengintimidasi.
Tubuhnya yang besar dan kekar serta penampilannya yang tampan dengan suara khas yang rendah nan berkarisma benar-benar mendukung aktingku dengan sangat baik. Dia benar-benar menjalakan perannya sebagai ajudan pangeran pengintimidasi dengan memuaskan.
Aku bertepuk tangan dalam hati akan penampilan luar biasa Albert itu walaupun tanpa skrip sekalipun. Sikapnya yang secara alami mampu mengintimidasi itulah yang aku senangi darinya ketika dia berada dalam mode serius.
“Maafkan ketidaksopanan sikapku sebelumnya, Yang Mulia Pangeran Kedua. Hiiiik. Tetapi Yang Mulia, ada anak isteriku yang harus kuberi makan. Begitu pula dengan para prajurit lain. Jadi jika gaji kami dikurangi, maka bagaimana dengan nasib keluarga kami.”
“Praaak.”
Aku menepuk meja dengan sangat keras dengan tetap mempertahankan tatapan mataku kepadanya yang seakan siap membunuh orang kapan saja.
Melihat itu, kepala prajurit itu pun bergidik.
Sebenarnya jauh di hatiku, aku juga kasihan padanya. Bukan berarti aku tidak mengerti kesulitannya itu. Tetapi ini bukan saatnya untuk hidup mewah. Setiap penduduk kota harus mengorbankan hidup enak mereka saat ini jika ingin kota ini terselamatkan. Tentu saja itu juga tidak luput buatku.
“Kalau gaji kalian dikurangi, maka kurangi juga hidup sembrono kalian dengan menghambur-hamburkan uang kalian di bar sambil bermain wanita!”
“Tapi Yang Mulia, itu demi menjaga pikiran kita agar tidak stress memikirkan kematian akan siap mengintai kami kapan saja. Itu hanya untuk memaksimalkan persiapan mental kami saja. Jika tidak, kami di pertempuran akan…”
“Praaaak.”
“Hiiiiik.”
Aku sekali lagi memukuli meja yang membuat kepala prajurit itu sampai terkaget hingga mengeluarkan suara yang aneh.
“Kalian mabuk-mabukan di siang harinya sehingga di malam harinya membuat kalian sembrono di pertempuran lantas mencelakakan rekan-rekan kalian sendiri di medan perang. Itu yang kalian bilang mempersiapkan mental?!”
Aku pun membesarkan suaraku sedikit lebih tinggi yang membuat kepala prajurit itu bertambah ketakutan.
“Oh iya, kamu bilang kamu punya anak isteri ya? Kalau tidak salah, mereka memang tidak tinggal di sini, melainkan di ibukota ya? Apa itu sebabnya kamu tidak begitu memperhatikan keamanan kota ini? Kamu bisa melarikan diri kapan saja ketika kota ini terancam bahaya, bukan?”
“Tidak, bukan begitu, Yang Mulia. Yang Mulia salah paham.”
“Oh iya, kapan-kapan aku bisa jalan-jalan ke ibukota menemui keluargamu yang sangat berharga itu mungkin. Ah, apa aku perlu juga mengasah ketajaman pedangku ya? Pedangku belakangan ini tumpul karena kebanyakan menggorok leher orang.”
“Apa maksud Yang Mulia?! Apa yang ingin yang ingin Yang Mulia lakukan dengan menemui keluargaku?!”
Lalu intimidasiku itu pun mencapai antiklimaksnya dengan penegasan yang ambigu.
“Mengapa kamu tampak khawatir begitu, Tuan Fernand. Ah, tentu saja aku perlu mengasah ketajaman pedangku ketika berkunjung ke ibukota kerajaan sejak di sana merupakan tempat pandai besi terbaik di kerajaan. Eh? Apakah kamu membayangkan sesuatu? Imajinasimu itu tampaknya terlalu liar, Tuan Fernand. Makanya Anda harus banyak-banyak menjaga sikap Anda agar hidup Anda bisa jadi lebih tenang.”
Setelah aku mengeluarkan ancaman ambigu yang berkaitan dengan keluarganya itu, Fernand pun terdiam dan tampak tak lagi bersemangat untuk berbicara. Setelah itu, dia kemudian hanya membungkuk hormat lalu segera meninggalkan ruangan.
Pasca Fernand meninggalkan ruangan, Albert kemudian menatapku dengan tatapan mata yang mengambek.
“Master, apa-apaan tadi sikap Master itu?”
“Aku pun juga berat lho, Albert, bersikap layaknya bukan diriku. Tetapi kamu juga harus segera terbiasa. Sejak aku sudah terlanjur dijuluki tiran sehingga ini adalah cara yang paling mudah untuk bergerak mengatasi kesulitan ini.”
“Tapi, Master, apakah Anda baik-baik saja dengan semua itu?”
“Entahlah. Yang jelas, yang jadi prioritas utama kita saat ini adalah keamanan kota. Begitu banyak nasib penduduk yang dipertaruhkan di atas telapak tanganku saat ini.”
“Baiklah, Master. Aku paham akan keputusan Master. Apapun jalan yang Master ambil, aku pasti akan menjadi pendukung setia Master. Jadi kumohon, jangan tangung beban berat itu sendirian dan biarkan aku juga ikut memikul beban berat itu bersamamu.”
Mendengar ucapan Albert yang terdengar tulus itu, entah mengapa beban di hatiku terasa sedikit berkurang. Tetapi aku segera tersadar begitu mengingat sifatnya yang kaku dan terlalu jujur itu. Ah, aku tidak dapat terlalu mengandalkan orang ini.
“Ngomong-ngomong, Master. Apakah Master akan terus memberlakukan kebijakan penurunan gaji prajurit itu?”
Aku menggelengkan kepalaku terhadap pertanyaan Albert itu.
“Setidaknya itu hanya berlaku di awal-awal saja. Aku juga tahu bahwa ada prajurit seperti Fernand yang mempunyai banyak keluarga yang harus diberi makan. Tidak akan baik untuk melakukan pengurangan gaji berturut-turut untuk keluarga seperti mereka. Setelah aku mengamankan penjualan batu kristal sihir dan kas kota terisi kembali, aku akan kembali mengatur ulang soal pengeluaran pembelanjaan kota.”
“Tetapi untuk saat ini, kita harus bersatu-padu dulu menghemat dana demi keselamatan kota. Jika kamu memang mencintai kota ini, maka berkorban sesedikit itu harusnya kamu bisa. Tetapi, beda ceritanya dengan masalah prajurit yang sering mabuk-mabukan hingga mengabaikan tugas jaganya. Itu adalah masalah lain yang juga harus segera kita selesaikan pasca kota memperoleh kembali kestabilannya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
🌕ˢᵃⁿᵍ𝓡𝒆𝒎𝓑𝒖𝒍𝒂𝒏🌙
mntap lanjutkan aktingmu hihi...
2022-12-24
1
Alveandra
kak folbek aku.
aku mau bicara sama kakak.
terima kasih dan semangat 😊
2022-12-06
1