Nathan terpaksa bermalam lagi di sofa yang ada di ruang tengah setelah gagal melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami untuk yang kedua kalinya.
“Apa yang sebenarnya terjadi padaku ?” Nathan tak habis pikir kenapa ia bisa gagal untuk kedua kalinya sedangkan dia merasa baik-baik saja tak ada masalah dengan kesehatannya.
Risty yang sudah memakai bajunya keluar kamar untuk mencari Nathan.
“Nathan...” panggil wanita itu berulang kali mencari suaminya di setiap ruangan yang ada.
“Itu kan suara Risty...” Nathan mendengar suara wanita itu memanggilnya dari kejauhan juga terdengar dalam langkah kaki menuju ke tempatnya berada saat ini. “Aku tidak ingin melihatnya saat ini.” Nathan kemudian menarik bantalnya dan menutupi mukanya dengan bantal itu.
“Di sini kau rupanya Nathan.” Risty berhenti di ruang tengah saat melihat pria itu berbaring di sofa. “Kenapa dia tidur di sini ? Apa dia malu ?” Risty menghampiri Nathan yang sama sekali tak bergerak.
“Nathan jangan tidur di sini, kembalilah ke kamar.” Risty mengajak pria itu untuk kembali ke kamar, namun sama sekali tak ada respon maupun gerakan dari Nathan.
Ia pun mengambil bantal yang menutupi muka Nathan.
“Dia sudah tidur rupanya.” Risty melihat Nathan yang sudah tertidur dalam. “Selamat malam Nathan.” Risty kembali terlihat kecewa. Ia menaruh kembali bantal Nathan ke kursi lalu mencium keningnya dan kembali ke kamarnya.
Sepuluh menit setelah Risty pergi, Nathan membuka matanya kemudian duduk bersandar di sofa.
“Apa yang wanita itu lakukan padaku ?” Nathan menyentuh keningnya bekas ciuman Risty, namun lagi-lagi ia kembali terlihat dingin tanpa ekspresi.
Ia pun kembali mengambil bantalnya dan merebahkan diri di sofa dengan memeluk bantalnya.
Pagi harinya Nathan bangun dengan terburu-buru dan segera masuk ke kamar mandi setelah teringat jadwal penerbangannya hari ini.
“Aku harus cepat berangkat sekarang.” Nathan melihat jam yang melingkar di tangannya setelah menggigit satu potong roti dan akan menggigit potongan lainnya.
Ya sebagai CEO Nathan sering ke luar negeri untuk melakukan meeting atau menawarkan proposal kerjasama dengan perusahaan lainnya dari Singapura, Vietnam dan lainnya. Dan kali ini ia ada jadwal meeting di Singapura selama lima hari.
“Tuan, mobil sudah siap.” ucap driver masuk ke rumah untuk memberitahu Nathan. “Baik, kita berangkat sekarang.” Nathan menaruh satu potong roti yang akan dihabiskannya ke meja begitu saja dan berjalan pergi mengikuti drivernya masuk ke mobil.
Tak lama kemudian mobil meluncur membawanya ke airport. Dan tak lama menunggu Nathan masuk pesawat yang kemudian tinggal landas dalam beberapa menit saja.
Satu jam setelah kepergian Nathan, Risty baru bangun dari tidurnya.
“Nathan pergi kemana ?” Risty menuju ke ruang tengah bermaksud untuk membangunkan dan mengajak suaminya itu untuk sarapan pagi namun lagi-lagi ia tidak bertemu dengannya.
Ia pun mencarinya di seluruh isi rumah namun juga tidak menemukan pria itu. Daripada bertanya pada pelayan di rumah Ia memutuskan untuk menanyakannya langsung pada Nathan dan mengambil ponselnya.
“tuut... tuut...”
“Ahh... nomornya tidak aktif, tidak bisa dihubungi. Kemana dia pergi sebenarnya ?” Risty menaruh kembali ponselnya ke kursi karena tidak mendapatkan informasi.
Kebetulan pelayan rumah, bibi Ijah lewat ke ruang dan melihat Risty yang mukanya muram.
“Apa tuan muda berangkat ke luar negeri tidak bilang pada nona Risty ?” bibi berjalan menghampiri Risty.
“Nona, apakah nona mencari tuan muda ?” tanya sang bibi. Risty hanya menatapnya dengan cemas. “Tuan berangkat ke Singapura tiga puluh menit yang lalu.”
Risty lagi-lagi tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menggigit bibirnya menahan rasa kecewanya yang ke sekian kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Yuli Fitria
Napa nggak pamit yaa, kasian Risty 😔
2022-12-03
0
jaya selalu
hi hi hi
2022-12-03
0
neng ade
kurang nya komunikasi diantara keduanya membuat masalah nya jadi rumit..
2022-12-03
0