Lupa Sudah Menikah

Dya menatap sendu gundukan tanah yang tertutup oleh taburan bunga segar dengan nisan bertuliskan Adam Susanto.

Setelah cukup lama menatap kuburan sang ayah,Dya mengalihkan pandangan nya pada kuburan yang ada disampingnya.

Sebuah kuburan dengan nisan yang terbuat dari batu marmer namun didesain dengan begitu sederhana namun terlihat elegan bertuliskan nama Amera Zahrani.

Makan sang ibu yang tidak pernah Dya kenal akan sosoknya bagaimana.Karena Amera meninggal setelah melahirkan Dya.

"Semoga Bapak dan Ibu bisa bersama,berbahagia disana.Agar ikhlasku tidak meninggalkan sesal"gumamnya sebelum beranjak karena hari sudah kian menggelap.

Dengan di ikuti oleh Kala yang saat itu menemani Dya selama Dya berada dibukuran sang ayah dan ibu,karena Pak Gara harus mengurus acara tahlilan untuk alamarhum dirumah duka.Jadi pamit undur diri terlebih dahulu dari sana setelah proses penguburan selesai.

Meski sedikit menggerutu namun Kala tetap tinggal disana.Menemani wanita yang baru saja dia temui namun harus langsung dia nikahi.

Aneh,canggung,kesal,marah,bingung.Itulah yang kini dirasakan oleh Kala,meski begitu pria itu dengan ikhlas hati turun langsung untuk membantu mengurus jenazah Pak Adam.

Mulai dari memandikan hingga menjadi salah satu orang yang membawa jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Kala juga jadi salah satu orang yang turun kedalam liang lahat untuk mengantarkan sang mertua ketempat peristirahatan terakhirnya.

Dan itu murni kehendak Kala sendiri bukan atas suruhan dan ancaman dari sang ayah.Meski tidak pernah menghendaki pernikahan ini namun Kala juga tidak bisa abai dengan keadaan Dya saat ini.

Kurang dari 15 menit Dya dan Kala pun sudah tiba dirumah sederhana milik Dya yang merupakan peninggalan kedua orang tuanya.

Kedatangan Dya disambut oleh Bi Murni,istri dari Mang Darman yang sedari siang sibuk membantu menyiapkan segala keperluan pemakaman dan acara tahlilan yang akan digelar setelah sholat Isya nanti.

"Dya,lebih baik kamu mandi dulu gih.Baju kamu kotor karena tanah makam ikut terbawa dibajumu"ucap Bi Murni saat melihat keponakan nya masuk kedalam rumah.

Dan melihat gamis yang Dya kenakan kotor karena terkena cipratan tanah kuburan belum lagi gamisnya yang memang panjang yang lumayan menyapu jalan sepanjang Dya berjalan.

"Lagian pake baju kok panjang amat,nggak ribet apa?ga takut apa kalau ntar jatuh karena tuh kaki nyangkut dibajunya?"gerutu Kala didalam hati.Saat ikut melihat baju Dya yang kotor.

"Nak Kala,jika mau istirahat ikut sama Dya ya kekamarnya.Istirahat didalam saja dulu sembari menunggu waktu tahlilan tiba dan para bapak bapaknya kumpul"

Dya menoleh bingung pada Bi Murni saat mengijinkan pria asing masuk kedalam kamarnya dan saat itu Dya pun mulai kembali kekehidupan nyata dan keluar dari lamunan nya.

"Tunggu Bi,ke_kenapa harus dikamarku?di_dia pria Bi,dan kami bukan mahram"

"Astaghfirullah al adzim Dya,istigfar Nak.Coba ingat ingat lagi dan lihat wajahnya.Masa sama suami sendiri lupa?"

"Apa?suami?ka_kapan Dya ni__"Dya pun menghentikan ucapan nya saat ingatan nya sudah kembali pulih,lalu beristigfar sesudah nya.

"Astagfirullah al adzim,maaf Bi Dya lupa.Dya terlalu kalut dengan kondisi Bapak"ucap Dya pada akhirnya menunduk malu.

"Ya sudah tidak apa apa,sana ajak suami mu istirahat.Setelah sholat Isya kita kumpul lagi buat mendoakan Bapak ya"

"Iya Bi,terima kasih dan maaf sudah merepotkan Bibi dan Mang Darman"

"Kita saudara Nak,mana mungkin Bibi diam saja.Apalagi selama hidupnya Bapakmu sudah banyak membantu kami.Sudah sana istirahatlah dulu mumpung masih ada waktu"

"Iya Bi,kami masuk dulu.Ayo Kak,i_ikut Dya masuk"

"Mmm,mari Bi saya tinggal dulu"ucap Kala cukup sopan saat berpamitan dengan Bi Murni.

*

*

Kala memgedarkan pandangan nya,mata hazelnya menatap setiap sudut kamar yang hanya sebesar kamar mandi yang ada didalam kamarnya itu.

Kamar yang tidak seberapa besar namun cukup nyaman karena bersih dan juga rapih.Hanya seprey bermotif bunga saja yang cukup mengganggu pemandangan matanya.

"Kakak istirahat dulu saja,jika mau mandi nanti Dya pinjamkan baju milik anaknya Bi Murni.Maaf jika tempat kami kurang nyaman untuk Kakak"

"Tidak masalah,cepat mandilah.Aku juga ingin segera membersihkan diri"

"Baik Kak,sebelumnya terima kasih sudah membantu mengurung jenazah Bapak".

*

🌸🌸🌸

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

gmn di jodohkan gitu apakah laki laki itu setia atau ga, takutnya suami itu ga putus sama ceweknya lagi gmn dong

2024-04-13

1

Kamiem sag

Kamiem sag

turut berdukacita ya Dya moga Othor membuatmu jadi wanita yg sabar

2024-04-30

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

lanjut

2024-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!