2. Ola : Tuan Bermata Cokelat Panas

Aku menoleh dan well, yelp! Tidak mengejutkan sama sekali. Tidak. Tidak. Aku tidak terkejut oleh kehadiran Bang Angga yang tahu-tahu sudah berdiri seperti hantu di belakang kursi yang aku duduki. Aku bahkan tidak punya ide kapan dia sampai di sana.

Dasar Anggarasyah Emilio Addams!

Sudah menjadi rahasia umum, memang, kalau Bang Angga selalu datang dan pergi sesuka hatinya.

Dan dia tidak pernah gagal membuatku jengkel dengan julukan kekanak-kanakan yang masih dipakainya itu. Sialan.

Suara ketukan di mikrofon menyelamatkanku dari keharusan untuk menganggap keberadaan dan membalas ucapan Bang Angga. "Baiklah. Halo, Beniqno." Terdengar sebuah sapaan menggema melalui speaker. "Selamat malam bagi yang baru bergabung. Selamat menikmati hidangan. Lagu selanjutnya adalah permintaan khusus dari Pak Bos Ben untuk gadis yang berulang tahun. Ngomong-ngomong, selamat ulang tahun."

Kualihkan pandangan ke panggung. "Artis baru?" tanyaku tanpa tujuan.

“Yup," aku Om Ben. "Dia datang dua minggu lalu. Baru tampil dua hari, sih, tapi respon pengunjung sangat positif saat melihat penampilannya."

Aku mengangguk sambil terus memperhatikan sosok itu.

“Om minta dia untuk memainkan sesuatu yang istimewa sebagai hadiah. Om harap kamu suka. Sekali lagi, selamat ulang tahun, Ola Sayang.” Beliau mendaratkan sebuah ciuman lembut di pelipisku. “Oke, deh. Kalian anak muda bersenang-senanglah. Om yang traktir malam ini.”

Sebelum aku sempat memprotes, Om Ben melambaikan tangan dan berjalan ke arah belakang restoran.

Alunan petikan gitar memenuhi ruangan, kembali menghisap perhatianku.

Happy birthday, yeah

Waking up, sun rising

Pemuda itu duduk di atas bangku, dengan gitar akustik di tangan, jari-jarinya memetik senar dengan elegan.

With a big smile on your face

It's here another year

Aku terpaku padanya dan tatapanku dibalas oleh sepasang bola mata gelap yang sangat indah. Kutatap dia, dia balik menatapku, dan sejak pertama kali, kedua manik itu berhasil menawan mata cokelatku.

Sesuatu di dalam diriku bergetar. Aku tidak tahu apa, tetapi yang jelas sesuatu itu memaksaku untuk terus menatapnya.

Dan mendengarkan suaranya yang halus.

Dan aku pikir dia tahu apa yang terjadi dalam diriku, karena di bibirnya terlukis sebuah senyum kecil.

Dan, ya, Tuhan ... sudut bibir itu.

Dia terlihat, terdengar, dan tercium seperti sebuah malapetaka.

****

Aku mendengar suara pintu depan ditutup. "Menurut lo, Angga itu orangnya gimana?"

Deg. Jantungku terbatuk. "Maksud lo?" timpalku, berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengemukakan tatapan dan ekspresi tidak mengerti untuk menutupi kegamangan yang sebenarnya terjadi di dalam hati. Setelah melepas high heels pembunuh itu, aku meluruskan kakiku yang sekarat dan menelekan keduanya ke atas meja.

Jelas-jelas bakal sengsara, tetapi tetap aja mau pakai sepatu beginian. Dasar perempuan!

"Please, deh!" Raisa memutar matanya dan menjatuhkan diri di sampingku di sofa. "Kita udah bolak-balik Beniqno dari zaman baheula, ya, Neng Ola, dan selama itu gue lihat cara dia mandangin lo. Masa lo sendiri gak notice, sih?"

Aku tertawa, dipaksakan. “Notice apaan, Raisableng?” Sambil menggelengkan kepala, aku menunjuk hidungnya. "Lo aja yang mengada-ada."

"Enak aja!" Dia menyemprot. "Beneran, Olaaay. Lo buta apa gimana, sih? Heran gue. Masa lo gak sadar dipelototin sama si Anggarasyah yang segede itu?”

Apa-apaan, sih, si Sableng? Kenapa tiba-tiba bahas soal Angga?

Tidak hanya otakku yang protes, jantung dan perasaan juga. Diobok-obok. Jadi kufokuskan saja perhatian untuk meladeni bacotannya. “Gue gak buta, Monyong! Mulut lo kalo ngomong suka freestyle, ya?” balasku sambil mencoba menoyor kepala sahabatku itu.

Sialnya dia pintar mengelak.

Dia menertawakan kegagalanku.

“Raisa, apa pun yang lo pikir lo lihat, lo salah. Kami aja gak pernah beneran ngobrol. Dia bahkan gak menganggap gue ada. Gue yakin dia pasti jijik ngebayangin dia jadian sama gue. Secara, kan, gue adik dari sahabatnya.”

Anggarasyah Emilio Adams. Putra dari Beniqno "Benz" Adams, vokalis band kenamaan asal Amerika Serikat, Eves for Adams, yang legendaris, Angga mewarisi semua ketampanannya dan beberapa hal lainnya. Dia seperti makhluk mistis yang sering kamu baca di dalam legenda. Namun, bedanya, dia ada, nyata. Kehadirannya begitu kuat sehingga kita tidak bisa menolak untuk tidak tertarik ke dalam pusaran pikatannya, terlebih karena ekspresi serius dan kening berkerut di wajahnya itu.

Kombinasi tampang bule yang diwarisi dari sang ayah dan getaran misterius yang berasal dari dalam dirinya membuat Angga memancarkan aura maskulinitas murni yang membikin wanita klepek-klepek ingin mendekati. Kemampuannya untuk menyelinap masuk dan keluar ruangan tanpa disadari membuatnya jauh lebih menarik bagi mereka yang suka mengejar misteri.

Sedangkan bagiku? Sudah kubilang aku lebih suka kisah-kisah roman picisan daripada cerita horor.

Hanya sedikit yang cukup berani untuk mencoba menembus benteng pertahanan Angga dan hidup untuk menceritakan kisah itu, sementara kita-kita para manusia biasa hanya mampu mengaguminya dari jauh dan menjadi orang yang cuma akan mengenal dia sebatas namanya, tidak orangnya.

Itulah Anggarasyah Emilio Adams bagi Anda, Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya.

“Tahu dari mana lo? Jangan sok insecure gitu, deh, ah. Gue, kan, cuma mau bantu doang. Kali aja lo juga suka sama dia.” Dia mengangkat bahu, pura-pura tidak bersalah.

Soal ini lagi.

Kuhirup napas dalam-dalam. Lalu kuembuskan. Kuulangi sekali lagi. “Dengar, ya, Raisa Maharani Suryadiningrat, kita udah bahas ini jutaan kali, kan? Gue siap ketika gue siap, jadi gak ada yang perlu dipermasalahkan. Lagipula ini hanya masalah waktu, kok. Gue juga ogah jadi perawan tua keles, Neng!”

"Iyaaa, gue paham." Dia merosot ke arahku, lalu meletakkan kepalanya di atas bahuku. "Gue cuma pengen lo cepat-cepat ngerasain apa yang gue sama Mas Johan punya, La."

Harus kuakui bahwa aku memang iri akan hubungan Raisa dengan pacar sedari SMA-nya, Mas Johan. Di usia yang kedua puluh delapan, dia sudah bertemu cinta sejati dan mulai memetakan masa depan mereka bersama. Hanya masalah waktu sebelum Mas Johan mengajukan pertanyaan itu dan benar-benar membawa Raisa pergi ke pelaminan.

Itulah sebabnya kenapa sulit sekali bagi Raisa untuk menerima pilihanku tentang kehidupan cintaku sendiri. Di matanya, keenggananku untuk bertemu seseorang dan mencoba sesuatu yang baru adalah suatu langkah yang salah untuk menemukan pasangan. Dia mengatakan bahwa relationship sama dengan melakukan olahraga; harus banyak-banyak praktik.

Please, deh.

Aku tidak mengerti entah apa maksud si Sableng ini.

Sayangnya, atau mungkin untungnya, itu bukan keinginanku. Aku tidak mau buang-buang waktu jika dari awal aku sudah tahu bahwa orang itu adalah orang yang salah. Tidak ada percikan-percikan di hati. Tidak ada kupu-kupu di dalam perutku.

Aku tidak mau terburu-buru.

Tidak lagi.

Lebih baik menunggu seseorang yang tepat itu.

Namun, pertanyaannya; siapa dia?

Yeah, isn't that the million dollars question?

****

Bersambung...

Terpopuler

Comments

рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩

рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩

Tidak terbiasa pakai high heels memang membuat sakit

2022-12-03

4

lihat semua
Episodes
1 1. Ola : Happy Birthday to Me!
2 2. Ola : Tuan Bermata Cokelat Panas
3 3. Ola : Sampai Jumpa, Owen
4 4. Ola : Takdir yang Mengacau
5 5. Ola : Tuan Beruang Kutub Raksasa Bertubuh Keras, Pemarah, Kurang Ajar, dan Su
6 6. Ola : Secangkir Kopi Bersama Owen
7 7. Ola : A Talk To Remember
8 8. Ola : Aaaaaaaa!
9 9. Ola : Ready to Kill
10 10. Ola : A Kiss On The First Date?
11 11. Ola : Ada Apa Dengan Bang Oli?
12 12. Ola : Bola Mata Angga
13 13. Ola : Paradiso
14 14. Angga : F*ck This!
15 15. Ola : Bang Oli Pengacau
16 16. Ola : Selow But Sure
17 17. Ola : Tersesat
18 18. Angga : Obat Nyamuk Sialan
19 19. Angga : Johnny Hunny Bunny Sweetie
20 20. Angga : Sahabat Sialan
21 21. Ola : Berubah!
22 22. Ola : oh, my God, Raisa!
23 23. Ola : Happy Shopping
24 24. Ola : Lo Senang, Gue pun Senang
25 25. Ola : Heaven
26 26. Owen : Akhirnya
27 27. Owen : Sungguh Sayang
28 28. Ola : Langit Ketujuh
29 29. Ola : Rindu
30 30. Ola : Bencana
31 31. Ola : Blame On Me
32 32. Angga : In the Light of the Day
33 33. Ola : Toilet Umum Bersejarah
34 34. Angga : Bau Ta*
35 35. Angga : Mata Menyala Olavia
36 36. Ola : Remaja Bermata Sendu
37 37. Ola : Owen Pemenangnya
38 38. Ola : I Love You
39 39. Ola : Salah Besar
40 40. Ola : Tolol
41 41. Ola : Not Enough
42 42. Ola : KENAPA?
43 43. Ola : Aku Harap Mereka Benar
44 44. Ola : Mas Johan
45 45. Ola : Congratulations
46 46. Ola : Cleaning Up the Mess
47 47. Ola : Terlambat
48 48. Ola : Rekapitulasi Dua Minggu Ini
49 49. Ola : Dear Owen
50 50. Ola : NO!
51 51. Ola : Sadar
52 52. Angga : Kesempatan Kedua Untuk Gue
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1. Ola : Happy Birthday to Me!
2
2. Ola : Tuan Bermata Cokelat Panas
3
3. Ola : Sampai Jumpa, Owen
4
4. Ola : Takdir yang Mengacau
5
5. Ola : Tuan Beruang Kutub Raksasa Bertubuh Keras, Pemarah, Kurang Ajar, dan Su
6
6. Ola : Secangkir Kopi Bersama Owen
7
7. Ola : A Talk To Remember
8
8. Ola : Aaaaaaaa!
9
9. Ola : Ready to Kill
10
10. Ola : A Kiss On The First Date?
11
11. Ola : Ada Apa Dengan Bang Oli?
12
12. Ola : Bola Mata Angga
13
13. Ola : Paradiso
14
14. Angga : F*ck This!
15
15. Ola : Bang Oli Pengacau
16
16. Ola : Selow But Sure
17
17. Ola : Tersesat
18
18. Angga : Obat Nyamuk Sialan
19
19. Angga : Johnny Hunny Bunny Sweetie
20
20. Angga : Sahabat Sialan
21
21. Ola : Berubah!
22
22. Ola : oh, my God, Raisa!
23
23. Ola : Happy Shopping
24
24. Ola : Lo Senang, Gue pun Senang
25
25. Ola : Heaven
26
26. Owen : Akhirnya
27
27. Owen : Sungguh Sayang
28
28. Ola : Langit Ketujuh
29
29. Ola : Rindu
30
30. Ola : Bencana
31
31. Ola : Blame On Me
32
32. Angga : In the Light of the Day
33
33. Ola : Toilet Umum Bersejarah
34
34. Angga : Bau Ta*
35
35. Angga : Mata Menyala Olavia
36
36. Ola : Remaja Bermata Sendu
37
37. Ola : Owen Pemenangnya
38
38. Ola : I Love You
39
39. Ola : Salah Besar
40
40. Ola : Tolol
41
41. Ola : Not Enough
42
42. Ola : KENAPA?
43
43. Ola : Aku Harap Mereka Benar
44
44. Ola : Mas Johan
45
45. Ola : Congratulations
46
46. Ola : Cleaning Up the Mess
47
47. Ola : Terlambat
48
48. Ola : Rekapitulasi Dua Minggu Ini
49
49. Ola : Dear Owen
50
50. Ola : NO!
51
51. Ola : Sadar
52
52. Angga : Kesempatan Kedua Untuk Gue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!