Percintaan Non Human: Kutukan Penyihir Tampan
“Sudah aku bilang, aku bukan pelakor! Aku juga perempuan yang punya harga diri! Berhenti menuduhku seperti itu!” teriak seorang wanita di tengah kegelapan malam.
“Cut! Aktingmu bagus sekali Ayara,” puji Pak Sutradara.
“Terima kasih, Pak,” sahut Ayara sambil tersenyum.
“Semuanya, syuting hari ini selesai. Kita lanjutkan lagi besok siang. Setelah beres-beres kalian boleh pulang,” ucap Pak Sutradara lagi.
Ayara pun berkemas, dibantu oleh asistennya, Aluna. Sepintas mereka terlihat seperti kakak beradik. Hanya saja, Luna memiliki penampilan yang tomboy. Mereka berdua sudah kenal sejak lama, bahkan sejak awal Ayara terjun ke dunia perfilman.
“Kenapa wajahmu pucat, Kak Luna? Apa Kakak sakit?” tanya Ayara. Dia melihat asistennya tampak lemas dan pucat.
“Nggak apa-apa, kok. Aku cuma kecapekan aja. Kita harus cepat-cepat pulang dan istirahat,” kata Aluna sambil mengemas beberapa perlengkapan milik Ayara.
Ayara melirik Asistennya dengan tajam. Wanita yang lebih tua dua tahun dari ayara itu tampak berbeda malam ini. Ayara merasa Aluna seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
“Kami pulang duluan, ya. Sampai jumpa besok,” kata Ayara pada seluruh kru syuting.
Tidak ada satu pun yang membalas ucapannya. Semua orang menatap sang aktris dengan sinis. Padahal biasanya mereka semua sangat ramah pada Ayara.
“Lihat, tuh. Senyumnya sok ramah banget. Memangnya dia nggak tahu berita skandalnya udah tersebar?” para kuru syuting saling berbisik.
“Mana mungkin dia nggak tahu? Emangnya dia nggak punya HP? Pelakor mana mau ngaku. Kayaknya dia terlalu kebawa peran di Film-nya, deh,” kata yang lainnya.
Ayara menundukkan kepala dalam-dalam. Dia terkejut dengan reaksi para kru syuting, yang berbeda dari biasanya. Samar-samar Ayara juga mendengar gossip yang sedang dibicarakan orang-orang itu.
“Ayo, Ayara. Kita harus cepat pulang. Aku ngantuk banget.” Aluna menarik lengan Ayara, dan mempercepat langkahnya.
...***...
Jalanan kota malam ini cukup lengang. Mobil milik Ayara yang dikemudikan oleh Aluna melaju kencang, menembus kegelapan malam. Suasana antara Ayara dan Aluna terasa sangat canggung.
“Kak Luna, pasti ada sesuatu, kan? Ada masalah apa sebenarnya?” tanya Ayara tiba-tiba.
“Ayara, kamu jangan kaget mendengarnya, ya. Tapi gossip tentang kamu tersebar di internet. Mereka bilang kamu sedang menjalin hubungan dengan seorang pria yang telah menikah,” kata Luna sembari menyetir.
“Astaga! Kabar dari mana itu? Siapa yang nyebarin?” kata Ayara terkejut. “Kakak paling tahu siapa aku, kan? Aku nggak pacaran dengan siapa pun,” sambung Ayara lagi.
Luna menggelengkan kepalanya. “Aku juga nggak tahu, Ayara. Tapi berita itu sudah tersebar di semua media sosial. Sekarang namamu di cap buruk oleh semua orang,” kata Luna.
“Itu nggak benar. Siapa sih yang berani nyebarin berita kayak gitu?” kata Ayara cemas.
“Tapi di industri kita ini, wajar aja kalau ada yang menyebarkan fitnah seperti itu. Bahkan mereka udah mengupload foto mesramu dengan pria itu,” ucap Luna mengutarakan pendapatnya.
“Itu pasti editan? Siapa yang bakalan percaya sama gossip kayak gitu?” bantah Ayara. Kedua tangannya mengepal, demi menahan emosi.
“Sayangnya udah banyak yang percaya dengan berita itu. Netizen meninggalkan komentar buruk di semua berita tentangmu,” ujar Luna.
“Gimana ini? Apa aku harus buat video klarifikasi? Aku nggak mau karirku berhenti gitu aja cuma karena sebuah gossip,” ujar Ayara.
“Ayara, sebenarnya aku nggak mau mengatakannya. Tapi semua orang, termasuk seluruh kru syuting sudah terlanjur percaya dengan kabar itu. Selama ini kamu nggak pernah menunjukkan keluargamu. Jasi kalau bikin video klarifikasi, kamu mau membuktikan ucapanmu dengan apa?” kata Luna.
“Tapi kakak percaya padaku, kan?” balas Ayara tidak mau mengalah.
“Iya, aku percaya padamu. Tapi kita saat ini butuh bukti yang jelas, untuk membantah gossip itu,” kata Luna.
“Jadi aku harus menerimanya gitu aja? Ini nggak adil, Kak. Aku udah bekerja keras sampai di titik ini. Kenapa sebuah gossip dari orang gak jelas malah seenaknya menghancurkan karirku?” kata Ayara tak terima.
“Aku nggak memintamu menyerah, Ayara. Kita akan tetap melakukan video klarifikasi, tapi dengan bukti dan strategi yang tepat,” kata Luna. “Sepertinya kita butuh seorang pengacara handal,” sambung manajer Ayara itu.
Ayara mengangguk lemah. Dia tidak memiliki pendapat lain, untuk menyelesaikan skandal ini. Aktris terkenal itu tidak rela, jika karirnya di dunia entertainment ini hancur begitu saja.
Gadis berusia dua puluh dua tahun itu sudah memulai karirnya sejak usia tujuh belas tahun. Ayara mengikuti ajang pencarian bintang iklan sebuah produk kecantikan. Kulitnya yang cantik alami membuatnya memenangkan kontes tersebut.
Namanya terus melambung. Ayara pun dipercaya berakting di sebuah sinetron remaja, kemudian dalam berbagai film layar lebar. Semakin lama fans-nya semakin banyak. Gadis cantik itu pun banyak memenangkan berbagai penghargaan. Ayara pun dikenal sebagai aktris cantik yang ramah dan berbakat, sampai skandal itu tersebar.
Tinnnn! Lamunan Ayara pecah, ketika mendengar suara klakson dari belakang. Ternyata Aluna yang sudah kecapekan, tidak bisa mengendalikan kemudi mobilnya dengan baik.
“Kakak nggak apa-apa? Ayo gentian menyetir denganku,” kata Ayara.
“Eh, nggak usah. Aku nggak apa-apa, kok. Mana ada majikan yang nyupirin anak buahnya.” Luna menolak tawaran Ayara.
“Nggak apa-apa. Kayaknya Kakak kecapekan. Pas banget hari ini Pak Tono sedang sakit,” ujar Ayara menyebut nama supirnya. Sedangkan para asistennya yang lain, sudah pulang duluan dan mengurus persiapan syuting Ayara esok hari.
“Beneran gak apa-apa? Besok kamu nggak bakalan memecatku, kan?” tanya Luna.
“Ya elah, kakak pikir aku ini siapa? Percaya aja padaku,” desak Ayara. Mereka pun lalu berpindah posisi. Ayara menyetir setengah perjalanan hingga ke rumah.
...***...
Gedubrak! Mreaawww!
“Hah! Suara apa itu?” Luna yang tadi tertidur, mendadak membuka matanya, ketika mendengar suara ribut itu.
“Kak, gawat!” ujar Ayara dengan wajah panik. Dia tadi terlalu kepikiran tentang masalah skandalnya, sampai nggak memperhatikan pagar dan jalan di depannya.
“Kenapa? Ada masalah apa?” seru Luna sambil memandang ke sekeliling. Ternyata mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Ayara.
“Kayaknya aku barusan nabrak pagar dan kucing, deh,” ujar Ayara tergagap.
“Astaga! Beneran?” Luna buru-buru turun dari mobil dan mengeceknya.
Mobil putih itu memang tampak sedikit lecet dan penyok di bagian depan. Tetapi Aluna tidak melihat kucing seperti yang dikatakan Ayara. Luna pun menghidupkan lampu flash dari HP-nya, lalu memeriksa bagian bawah mobil. Dia pun menemukan seekor kucing jantan yang sedikit terluka di bagian kaki.
“Ayara, kucingnya masih hidup. Tapi kakinya memang terluka,” kata Luna, seraya menggendong sebuah kucing hitam.
“Hiii, jauhkan kucing itu dariku.” Ayara bergidik ngeri melihat kucing di dalam gendongan Luna tersebut.
“Kamu harus merawatnya, Ayara. Kamu yang tadi menabraknya.” Luna memaksa Ayara.
“Nggak mau! Kakak kan tahu kalau aku nggak suka kucing,” tolak Ayara.
“Nggak bisa gitu, dong. Kalau kamu menabrak kucing hingga mati, harus dikuburkan dengan baik. Nah kalau dia terluka, kamu harus merawatnya sampai sembuh. Kalau nggak dilakukan kamu bisa kena sial, Ayara,” desak Luna.
“Masa sih? Sekarang aja aku udah kena skandal. Terus mobilku nabrak. Gimana kalau aku tambah sial lagi?” kata Ayara bimbang.
“Nah, makanya kau harus membawa kucing ini di rumahmu, dan merawatnya hingga sembuh,” kata Luna.
“Uh, iya deh. Tapi kakak yang bawain kucing itu sampai ke dalam rumah,” kata Ayara dengan terpaksa.
“Duh, dasar manusia-manusia ini. Seenaknya aja bilang aku pembawa sial. Padahal dia sendiri yang salah,” ucap kucing dalam gendongan Luna tersebut. Tetapi yang bisa didengar oleh Ayara dan Luna hanyalah suara mengeong layaknya kucing biasa.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Avril Qalesya Pratiwi
ayo semangat kak
2022-12-01
0
Cancan
Awal yang menarik, bikin penasaran.
2022-12-01
4