Bab 19. Dapat Syifa KW

Follow ig@putritanjung2020 ~

Syifa baru saja memutus panggilan telepon dengan laki-laki yang bergelar calon suaminya itu dan mulai melangkah mendekati keberadaan Rini, Lula dan juga Bram yang masih setia berada di ruang inap adiknya. Mereka bertiga sengaja menunggu hingga waktu pulang Muhammad Ridho sore nanti karena memang para sahabat baik gadis berhijab itu sudah berjanji akan ikut mengantar adik sahabatnya itu sampai di rumah.

Bukan hanya itu yang membuat Bram, Lula dan Rini ingin ikut ke rumah Syifa, mereka sudah sangat rindu dengan masakan dari buah tangan Ibu Ayu yang sama-sama mereka panggil dengan sebutan Bunda. Awalnya Lula sudah mau pulang duluan bersama Arka tetapi ternyata pria itu tiba-tiba saja terlihat begitu kesal dan akhirnya memilih pergi sendiri meninggalkan gadis yang sudah ditabraknya.

“Oh ya, Bram. Nanti Pak Bima katanya juga mau ikut menjemput kita ke sini … kamu nggak marah kan?” Syifa sebenarnya tidak enak hati menyampaikan pesan calon sang suami pada sahabatnya yang malah saling melirik seolah-olah sudah mengerti kenapa pria arogan itu ikut datang ke rumah sakit, kalau bukan ada rasa cemburu terhadap Bram di hati jika sampai berani mendekati Syifa.

“Nggak mungkin lah aku keberatan dengan laki-laki yang sudah jelas-jelas bakal jadi suamimu sesaat lagi! Itu tandanya dia mulai bertanggung jawab padamu, Syifa! Kalau perlu biarkan dia sendiri yang ke bawah nanti menurunkan semua barang-barang yang ada di ruangan ini, bukankah dia itu calon menantu Bunda yang baik hati hehehe.”

Bram berusaha mengontrol emosinya yang tiba-tiba saja tersulut emosi mendengar nama Bima meluncur dari mulut gadis berhijab itu. Entah kenapa calon suami sahabatnya itu ikut mau mengantar Syifa pulang ke rumah, padahal jelas-jelas sebelumnya gadis berhijab yang sudah sangat akrab dengannya bersedia untuk diantar pulang. Mungkin disinilah letak posisinya yang harus selalu mengalah pada laki-laki yang jauh lebih pantas untuk dijadikan suami sahabatnya jika dibandingkan dengan dirinya yang hanya masih menampung kan tangan di bawah ketika membutuhkan sesuatu dari orangtuanya.

Bram merasa begitu kecil sendiri ketika dibandingkan dengan sosok bernama Bima Saputra yang sudah mampu melakukan segalanya, bahkan sudah menjadi seorang pemimpin sebuah perusahaan besar seperti Bima Sakti Group. Dimana perusahaan itu akan menjadi tempat tiga gadis sahabatnya nanti melakukan Penelitian dalam menyelesaikan skripsi yang akan diajukan ke kampus.

“Woi kok malah melamun sih? Jangan bilang kamu beneran ikutan marah karena Pak Bima itu mau menjemput Syifa dan ikut mengantar pulang? Sudahlah Brram, terima saja garis nasibmu seperti ini yang bakal jomblo bersamaku entah sampai kapan hahaha!” celetuk Rini dengan kekehan menertawakan sahabat mereka yang hanya pria satu-satunya di antara tiga Gadis cantik.

“Tenang aja Bram, bukan hanya kamu kok yang menjadi jomblo sejati sampai sekarang, tapi aku masih santuy memegang gelar jomblo tanpa pasangan hahaha. Walau sebenarnya aku sudah suka sama seseorang sih, tapi sayangnya dia malah suka sama gadis lain. Jadi cintaku masih mode status bertepuk sebelah tangan, sedihnya akyuuuu.” Lula mendrama, membuat Rini dan Syifa kembali tertawa.

Sementara Bram menggelengkan kepala, menolak kata-kata sahabatnya barusan karena pria itu tidak ingin didoakan menjadi jomblo sepanjang masa. Pria itu merupakan laki-laki normal yang juga butuh kasih sayang dari seorang pasangan berbentuk perempuan.

“Enak aja kamu ngomong seperti itu, Rini! Aku nggak mau ikut-ikutan menjadi jomblo kelamaan, yang ada nanti keburu tumbuh uban ku hahaha! Selama ini aku bersedia menjadi jomblo sejati hanya karena menunggu Syifa membuka hati untukku … tapi sepertinya sahabat kita yang satu ini benar-benar tak punya hati, dengan teganya malah memilih pria lain calon pemilik perusahaan Bimasakti. Padahal ada sahabat sendiri yang dari dulu selalu setia menanti! Duh nasibku jadi terluka karenamu, Syifa ….”

Rini, Lula dan Syifa langsung saling pandang dan beberapa detik kemudian, mereka bertiga langsung tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat yang dituturkan Bram seolah-olah seperti seorang penyair yang sedang bersedih hati ditinggal pergi sang calon kekasih yang tidak jadi.

“Lebay lo! Hahaha,” ucap ketiga gadis itu kompak bagai panduan suara seiring dengan ledekan berujung tawa.

“Ya Allah … kalian bertiga ini memang gadis-gadis yang sangat tega sekali padaku, ya? Sungguh ter-la-lu!” rungut Bram merajuk.

“Makanya kamu itu yang rajin belajar mulai dari sekarang, biar nanti bisa menjadi seorang bos besar seperti calon suaminya Syifa, pasti nanti kamu bakalan mendapatkan Syifa yang KW nya, hahaha!” lanjut Rini meledeknya.

Terpopuler

Comments

eenok

eenok

gk papa kW aslkn permpuan jg ya bim

2022-12-18

0

eenok

eenok

la jd bang haji dah terlalu

2022-12-18

0

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

yaudah Bram sama Rini aja,Lula kan udah ada Arka....
jadi semua dpt jodoh masing"

2022-12-14

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!