Follow ig@putritanjung2020 ~
Jangan lupa beri dukungan novel ini dengan like, komen dan vote ya. Happy reading dan terima kasih, maaf kalau masih ada typo.
“Ma-maaf tadi aku bingung membuat alasan padamu. Sebenarnya mataku baik-baik saja kok.”
Syifa merasa sangat bersalah karena telah berdusta pada laki-laki yang bergelar calon suaminya, hanya saja dia kebingungan untuk menceritakan bahwa sebenarnya ada rasa tidak enak hati kala pria itu mengetahui bahwa dirinya menyebut nama laki-laki itu sebagai beruang kutub pada nomor kontaknya.
[Santai saja, aku maklum kok kalau kamu membuat namaku dengan beruang kutub. Tenang aja, aku nggak marah sama sekali, Syifa. Mungkin buatmu nama itu memang pantas untuk ku sandang jika mengingat pertemuan pertama kita yang sangat tidak mengenakkan. Maaf, dulu aku sangat kasar padamu, apa kau mau memaafkanku?] tanya Bima begitu lembut karena lelaki itu sudah berjanji akan berjuan mendapatkan hati si gadis bar-bar itu.
Ya Tuhan … apa ini memang Bima yang sedang bicara padanya? Syifa seperti bermimpi saja mendengar suara nan lembut penuh perhatian itu sekarang berkata begitu manis. Kenapa bukan sejak dulu saja pria itu berkata normal seperti sekarang dengannya, mungkin Syifa sudah jatuh cinta pada Bima dan bersedia dengan tulus hati menerima pria itu menjadi suaminya, bukan terpaksa seperti yang terjadi saat ini.
Namun walau pun pengakuan ini sangat terlambat, paling tidak gadis itu sudah tau kalau Bima ternyata tak seburuk yang ada di dalam pikirannya selama ini. Laki-laki itu bisa lembut juga walau mungkin Bima hanya lembut terhadap dirinya seorang. Bukankah sifat calon suaminya ini mirip sekali dengan kisah percintaan CEO mendominasi yang sering dibaca gadis berhijab itu di dalam komik-komik yang ada pada aplikasi mangatoon? Sungguh hati Syifa merasa begitu sangat meleleh dan lumer seketika saat mengingat jika Bima hanya akan mampu menghafal namanya seorang?
“Aku juga minta maaf karena pernah berkata kasar tentangmu bahkan dengan sengaja membuat nomor kontak mu dengan nama beruang kutub, salah sendiri dulu sangat dingin dan angkuh, serta begitu arogan. Pokoknya di mataku kamu itu orang yang sangat menjengkelkan, mentang-mentang orang kaya malah menghina ku yang hanya punya uang receh Rp27.000 di dalam dompet, kamu nggak mungkin lupa kan?” Syifa seolah dengan sengaja mengingatkan pria itu akan pertemuan pertama mereka di dalam ingatan sang gadis, walau pada kenyataannya Bima telah mengenal Syifa sebelumnya saat gadis itu di tepi jalan.
[Mana mungkin aku bisa lupa tentang pertemuan kita tersebut karena setelah mendapatkan perkataan menohok dari gadis Barbar sepertimu, aku pun mau jujur telah menyuruh Kenzi untuk menyelidiki tentang siapa dirimu. Maaf, sebenarnya sejak saat itu aku sudah mulai tertarik padamu. Kamu itu merupakan sosok gadis yang sama sekali tak tertarik dengan ketampanan dan juga kekayaan yang kupunya. Padahal di luar sana begitu banyak gadis yang rela dengan … maaf kata, mereka bersedia memberikan tubuhnya secara cuma-cuma asalkan aku mau jadi kekasihnya]
Kali ini Bima menceritakan kisahnya bukan karena sebuah kesombongan tetapi kenyataan yang sudah dialaminya, terlebih kakeknya yang tidak terlalu dekat dengan agama sehingga menyuruh orang kepercayaan kakek Arjuna untuk mencarikan wanita yang mau menjadi istri buat cucunya.
Bersyukur waktu itu Bima sama sekali tidak pernah tertarik sedikit pun dengan jenis manusia yang bernama perempuan, di hatinya perempuan itu tak lebih dari sampah yang akan menggerogoti kekayaannya saja seperti yang dilakukan oleh selingkuhan ayahnya. Namun, setelah bertemu dengan sosok bernama Syifa, Bima merasa perempuan itu sangat berbeda. Bahkan beberapa kali Bima telah menawarkan harta benda dengan syarat tertentu, tapi gadis berhijab itu malah menolaknya.
“Oh iya, aku mau ngasih kabar kalau sore ini Ridho udah diperbolehkan pulang sama dokter,” beritahu Syifa yang untuk pertama kalinya merasa harus mengatakan hal ini pada laki-laki yang ada di ujung telepon sana.
[Baguslah kalau begitu, paling nggak adikmu merasa senang setelah bosan di tempat penuh bau obat, walau mungkin nanti ada rawat jalan sampai dirinya benar-benar sembuh. Oh iya, jam berapa nanti Ridho di perbolehkan pulang, biar aku yang datang ke Rumah Sakit untuk menjemput kalian semua?] tawar Bima dengan begitu tulus karena dirinya ingin membuktikan pada ibu Ayu bahwa dirinya pantas untuk dijadikan seorang menantu.
Syifa terdiam sesaat memandang wajah Bram yang tadi sudah menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, serta Rini yang sudah hadir bersama mereka yang ingin ikut ke rumahnya sekedar bercengkrama karena sudah lama mereka tidak melakukannya. Lagian mana mungkin Syifa begitu tega menolak tawaran baik dari para sahabatnya yang ingin berkumpul dengannya di gubuk sederhana milik orang tuanya.
Syifa sebenarnya merasa bingung untuk menyampaikan sama calon suaminya itu kalau Bram yang sudah berjanji akan mengantar mereka pulang sampai ke rumah. Namun, jika dirinya tidak mengatakan dengan jujur pada Bima, bisa-bisa lelaki itu malah salah paham terhadap nya.
“Sebenarnya tadi aku sudah menerima tawaran Bram untuk mengantar kami pulang,” cerita Syifa terpaksa jujur daripada mendapatkan masalah dengan lelaki beruang kutub.
[Biar saja Ridho sama Bunda ikut dengan Bram tetapi kamu tak boleh naik mobil pria lain karena kamu hanya gadisku!]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
hhhhhhhhmmm...si Bima mulai posesif nich
2022-12-14
1
candra rahma
ahhhh..... mas bima mulai posesif
2022-12-14
1
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
apa tanggapan syifha ya 🤔
2022-12-13
1