Follow ig@putritanjung2020 ~
Rini kembali melihat layar ponsel yang membuatnya begitu bingung, karena setelah dirinya mengucapkan salam tetapi orang yang ada di seberang sana ternyata hanya diam saja.
“Beruang kutub ini siapa sih, kok teleponnya diangkat malah orangnya nggak ngomong sama sekali?” Gadis itu menatap Syifa dan juga Bram secara bergantian sembari memperlihatkan layar ponsel yang masih menyala, tentunya juga masih tersambung dengan orang yang berada di ujung sana.
“Beruang kutub? Itu siapa, Syifa? Jangan bilang itu nama laki-laki yang menyebarkan sesuai dengan ceritamu waktu itu. Apa tebakanku benar?” Berani bertanya mengarahkan mata pada gadis berhijab yang masih saja belum mau menerima cintanya tetapi hubungan mereka tak pernah luntur sedikitpun sebagai sahabat.
Kedua bola mata Syifa langsung membelalak sewaktu melihat layar utama masih memaparkan nama beruang kutub, apa lagi Rini dengan santai bertanya padanya yang sudah tentu bisa didengar oleh orang yang melakukan panggilan ke ponselnya.
Dengan cepat tangan kanan gadis berhijab itu merebut ponsel yang ada di tangan Rini, lalu berdiri dan sengaja menjauh dari kedua sahabatnya. Sementara Lula yang sudah mengetahui nama beruang kutub itu untuk siapa … malah langsung tertawa cekikikan.
“Tebakanmu benar, Bram. Syifa membuat nama kontak pak Bima dengan sebutan beruang kutub karena katanya, Pak Bima itu benar-benar orang yang sangat dingin plus begitu menyebalkan dan parahnya mereka berdua malah berjodoh hahaha!” celetuk Lula tertawa terbahak.
“Ya Allah ang maha pengasih lagi maha penyayang, dan yang selalu mengabulkan doa-doa makhluk Mu yang terdzolimi. Kenapa nasibku harus menjomblo terus sepanjang waktu, bahkan orang yang disukai selalu seiring sejalan kemana pun juga tapi masih saja diambil dan di comot sama lelaki lain. Kenapa diriku selalu dicampakkan oleh orang-orang yang tak mau mencintai. Oh Tuhan begitu malangnya nasib hamba ….”
Lula memutar kedua bola matanya dengan malas, saat mendengar perkataan orang yang tiba-tiba saja seperti pasien salah minum obat. “Dasar lebay, luuu!” cibirnya.
Sementara itu, Syifaa yang merasa posisinya sudah lumayan jauh dari ketiga temannya, mulai meletakkan ponsel di dekat telinganya. Namun ada, jantungnya berdetak begitu kencang karena merasa bersalah dan juga telah membiarkan Rini menyebut nama beruang kutub padahal nama itu terlintas begitu saja saat dirinya ingin menyimpan nama Bima di ponselnya.
“Halo, assalamu’alaikum.”
Syifa dengan ragu mengucap salam dan berharap lelaki yang ada di ujung sana tidak mendengar percakapannya barusan, apalagi kata-kata beruang kutub yang diucapkan Rini dan juga dipertanyakan sama gadis yang secara tidak langsung sudah membuatnya ketar-ketir.
[Wa’alaikumussalam warahmatullah, itu tadi siapa yang mengangkat ponselmu, Syifa?]
Suara Bima terdengar biasa saja dan begitu santai tanpa ada nada mencurigakan yang bakal memarahi Syifa, membuat Gadis itu langsung mengurut dadanya merasa begitu sangat lega. Namun, Gadis itu juga tidak mengetahui apakah sesaat lagi pria Arogan itu akan langsung mempertanyakan nomor kontak yang diberinya nama dengan beruang kutub.
“Oh itu tadi temanku yang bernama Rini. Masih ingat kan sama gadis yang bernama Rini, satunya lagi temanku perempuan bernama Lula dan yang laki-laki namanya Bram. Mereka bertiga itu selalu ada di saat aku sedang suka mau pun duka dan sekarang semuanya sedang berkumpul di rumah sakit,” jelas Syifa panjang kali lebar menerangkan agar lelaki yang ada di ujung sana tidak melakukan kesalahpahaman.
[Aku tidak ingin mengenal siapa pun perempuan selain dirimu! Jadi kamu jangan pernah marah kalau aku tak akan pernah bisa mengingat nama seorang perempuan siapa saja dari teman-temanmu, karena calon suamimu ini sama sekali tidak akan pernah berminat pada wanita lain]
Syifa langsung terdiam bagai patung tak bernyawa. Gadis itu sama sekali tidak pernah menyangka jika dari mulut si beruang kutub ternyata meluncur kata-kata yang begitu indah nan mampu membuat jiwa seorang perempuan meleleh seketika. Siapa sih yang tidak menginginkan punya seorang suami setia? Bahagianya, Syifa malah langsung mendengarnya dari mulut Bima sang calon imamnya.
[Halo, Syifa … masih di sana nggak sih? Kok malah diam aja, apa aku melakukan suatu kesalahan?]
Bima kembali berucap menanyakan apakah gadis berhijab itu masih tersambung dengan nya atau tidak, karena Syifa hanya diam tanpa menjawab sedikit pun lagi. Sementara Syifa terdiam karena benar-benar tidak menyangka jika laki-laki yang ada di ponselnya dengan nama beruang kutub itu, tiba-tiba saja memperdengarkan suara seseorang yang begitu lembut penuh perhatian.
Hal itu membuat Syifa bertanya-tanya, apa Bima baru saja kepentok dinding kepalanya hingga bisa berbicara normal seperti orang biasa saja? Atau jangan-jangan memang lelaki itu sengaja menyembunyikan kata-kata penuh kelembutan hanya khusus untuk calon istrinya?
Tiba-tiba saja hati Syifa langsung terasa dipenuhi bunga-bunga nan wangi yang dikelilingi oleh kupu-kupu beterbangan berwarna-warni hingga membuatnya tersenyum sendiri.
‘Astagfirullah Syifa, gimana pun Bima ini tetap aja lelaki yang sangat menyebalkan! Mana mungkin dia langsung berubah begitu saja kecuali pasti ada udang di balik bakwan.’ Gadis itu mencoba mengingatkan dirinya sendiri agar tidak melayang hanya karena mendengar Bima berbicara seperti Bram atau pun Arka, padahal sebelumnya lelaki itu sangat dingin, sombong serta arogan.
“Eh anu … itu tadi mataku kelilipan, jadi diam sebentar untuk menguceknya,” jawab Syifa dengan asal karena bingung harus memberikan alasan apa terhadap pria itu.
Tidak mungkin dirinya menjawab dengan jujur tentang apa yang dirasakannya sekarang karena begitu bahagia, sebab pria tampan yang akan menjadi suaminya tidak lagi mirip seekor beruang kutub yang begitu dingin. Di mata Syifa seorang Bima tidak hanya sekedar dingin semata, tapi sifatnya yang sangat menyebalkan akibat kata-kata yang keluar dari mulutnya lebih sering terasa pedas menusuk di hati.
[Kenapa bisa matamu itu sampai kelilipan segala, sih? Bukankah adikmu dirawat dalam ruangan VIP, lalu kenapa matamu bisa kelilipan, emang apa penyebabnya? Apa aku perlu ke sana sekarang untuk meniupnya?]
Pria itu menodong Syifa dengan berentet pertanyaan yang membuat bola mata gadis berhijab tersebut berputar dengan malas. Semua pertanyaan yang ditujukan Bima barusan terhadapnya, terdengar begitu lebay dan berlebihan. Sepertinya pria itu tau kalau Syifa sedang berbohong karena tidak mungkin ada debu di dalam rumah sakit ruang VIP.
“Hahaha, kapok deh tuh dicurigai, makanya buat alasan itu yang masuk akal!” sela Rini yang ternyata menguping pembicaraan syifa dengan beruang kutub.
Gadis itu sengaja menelinga untuk menghilangkan rasa penasaran nya karena sang sahabat membuat nama kontak pria tersebut dengan beruang kutub. Syifa baru menyadari jawaban asal yang diberikannya setelah Rini dengan tiba-tiba berbisik di telinganya.
‘Astagfirullah, iya juga ya. Mana mungkin ada debu di tempat perawatan ruangan VIP, dasar aku yang kudet!’
Syifa merutuki dirinya sendiri karena telah membohongi laki-laki yang sekarang punya gelar sebagai calon suami. “Ma-maaf. tadi aku bingung membuat alasan padamu. Sebenarnya mataku baik-baik saja kok.”
Jangan lupa ikutan giveaway buku ini ya, share juga di akun sosmedmu atau di gc-gc yang ada di noveltoon! Dapat hadiah pulsa seru dari penulis. Tengkiuuu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
Rini nimbrung aja ya
2022-12-12
1
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
kl Bima perhatian Syifa reaksi nya males,coba kl arka yg perhatian Syifa udah berbunga"
2022-12-12
1
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
waduh Bima repot" amat mau niupin Maya syifa
2022-12-12
1