Bab 8. Ketegasan Ibu Ayu

Follow ig@putritanjung2020 ~

Dukung buku ini dengan like, komen dan vote ya. Happy reading dan terima kasih.

Arka memacu kuda besi berwarna hitam miliknya, melaju begitu kencang menuju tempat tinggalnya selama ini yang tak lain adalah rumah sakit. Pria itu awalnya ingin langsung ke kantor sahabatnya karena meyakini jika Bima akan membawa Syifa ke sana. Namun dirinya sangat yakin sekali jika saat ini Bima pasti sedang membawa Syifa kembali ke rumah sakit untuk meminta gadis itu dinikahinya terhadap wanita yang selama ini telah melahirkan Syifa. 

Arka tidak punya niat untuk merusak persahabatan nya dengan Bima tetapi cara sahabatnya itu yang datang tanpa pemberitahuan, serta merusak rencananya membuat pria itu tak lagi mau memperdulikan hubungan persahabatan mereka.

Enak saja Bima telah mengacau di dalam rumah besarnya. Pria itu membuat Papa dan juga mama tirinya menjadi salah paham dan menganggap jika dirinya membayar Syifa untuk berpura-pura jadi kekasihnya. Hati Arka menjadi sangat panas tetapi logikanya masih tetap dipakai agar tidak membuat persahabatan itu sampai putus, kecuali ingin meminta Bima secara baik-baik mengembalikan Syifa ke sisi-nya karena dialah yang pertama kali melakukan PDKT dan mengejar gadis itu.

Bahkan Arka merasa sangat kesal sekali karena tiga orang  sahabatnya yang lain juga mengetahui kalau dirinya sedang mengejar gadis bernama Syifa tetapi kenapa Bima malah mengambil start terlebih dahulu seolah-olah menjadi seorang Penjahat di saat dirinya sedang jatuh cinta.

“Aku tidak akan pernah membiarkanmu sampai bahagia kalau kau benar-benar menjadikan Syifa sebagai istrimu! Sejak dulu kau selalu saja menjadi nomor satu semenjak kita sama-sama menuntut ilu tapi untuk sekarang, aku tak mau lagi menjadi yang kedua karena akulah yang harus menjadi pemenangnya … bukan lagi kau, Bima!”

Pria itu beberapa kali menggeram marah dengan tangan meninju dasbor yang ada di depannya, dan sekali-kali Arka meraup kasar rambutnya sekedar menghilangkan rasa kesal berlebihan terhadap sahabatnya itu. Harusnya Bima bersaing dengan jantan untuk memperebutkan gadis yang mereka sukai, bukan main curang dan juga main culik di depan kedua orang tuanya.

Arka sangat yakin, kalau Bima sengaja melakukan semua itu agar kedoknya yang minta bantuan Syifa untuk berpura-pura menjadi seorang kekasih, bisa diketahui oleh mama dan papanya hingga membuat perselisihan pun terjadi di antara mereka. Terbukti dengan kedatangan Bima ke rumah keluarga besar Arka, Papanya benar-benar sangat marah. 

“Kamu benar-benar keterlaluan, Arka! Tega sekali kamu mengajak kekasihnya Bima ke sini untuk menjadi kekasih pura-pura mu! Untung saja Bima datang ke sini untuk menjemput tunangannya itu kalau tidak kami pasti sudah tertipu dengan perbuatanmu! Dasar anak tak tahu malu!” Tuan Susilo menyembur anaknya dengan kata-kata pedas dan menyakitkan akibat ulah kedatangan Bima yang berpura-pura menjadi tunangan Syifa.

Arka hanya bisa mengutuk kedatangan Bima ke rumahnya dan pergi meninggalkan rumah itu dengan hati yang begitu sakit. Ada hal yang membuat Arka merasa sangat jengkel dengan ulah Bima, karena yang dia tahu pria itu selama ini selalu anti dengan perempuan bahkan terang-terangan menolak siapa saja wanita yang berusaha mendekatinya. Lalu kenapa ketika dirinya jatuh cinta pada seorang gadis malah Bima pun harus melakukan hal yang sama dan merebut Gadis itu dari nya? 

Dalam keadaan pikiran yang masih kan tanpa terasa mobil dokter umum itu sudah berada Di pelataran rumah sakit. Dengan cepat Arka masuk melalui lift pribadinya dan berhenti di lantai tempat Muhammad Ridho dirawat. Pria itu melangkahkan kaki panjangnya begitu tergesa-gesa karena tidak ingin kedatangannya malah terlambat dan semua akan menjadi berantakan. 

Sayup-sayup telinganya mendengar suara Bariton orang tua yang disegani oleh papanya sendiri. ‘Astaga, bukankah itu suara kakek Arjuna? Ngapain orang tua itu sampai datang ke rumah sakit segala bahkan masuk ke ruangan Muhammad Ridho? Ya Tuhan … apa aku benar-benar tidak diberi kesempatan untuk mendahului Bima demi gadis yang aku suka? Kenapa hidup ini tak pernah adil untukku? Papa hanya mengutamakan mama tiri ku saja tanpa pernah memberikan ku kasih sayang yang utuh. Sekarang lihatlah nasibku, begitu malangnya hidup ini selalu saja menjadi yang kedua dari Bima.’

Pria itu menyandarkan tubuh dengan lunglai di salah satu dinding ruangan sebelum sampai di ruang inap Ridho tetapi suara beberapa orang di dalam sana masih mampu didengarnya dengan baik.

“Berarti mulai sekarang ibu Ayu tidak keberatan kan dengan hubungan Bima dan Syifa? Lagian Bima sudah berjanji akan memberikan apa pun kebutuhan Syifa, baik sekarang maupun setelah menikah nanti! Kalau sampai ada hal buruk yang menimpa anak gadis Ibu Ayu ini, saya sendiri yang akan mencoret nama Bima dari ahli waris Bimasakti Group!” 

Begitu jelas di telinga Arka pria tua itu memberikan ketegasan hingga lebih mementingkan calon cucu menantunya daripada Bima Saputra sendiri. Bukankah hanya mendengar sekelumit kalimat seperti itu saja telah mampu memporak porandakan harapan besar yang sudah tertumpu di dalam hati Arka? Kenapa nasibnya selalu saja terasingkan setelah dirinya yang pertama kali mengenal sosok gadis itu? 

Pemuda itu merasa tak mampu untuk mendengarkan lagi obrolan yang ada di dalam kamar ruang inap Muhammad Ridho. Rasanya dia sudah tak sanggup untuk mendengar apa yang akan terjadi selanjutnya dari pembicaraan antara kakek Arjuna dengan ibu Ayu — wanita yang telah melahirkan Syifa. 

“Saya hanya bisa menyerahkan keputusan ini sama Putri saya saja, Tuan. Karena Syifa sudah setuju dinikahi sama nak Bima demi menolong Putri Anda, saya pun hanya bisa pasrah dan berdo’a yang terbaik untuk semuanya. Semoga memang semua ini diridhoi sama Allah subhanahu wa ta'ala tanpa ada celah yang tidak baik untuk dimasuki oleh orang lain dan memanfaatkan keadaan seperti ini.”

Ibu Ayu menjawab lalu kembali beralih pandang pada putrinya yang jauh di dalam lubuk hati belum menginginkan Gadis itu menikah di usia muda, bahkan untuk wisuda saja pun Putrinya belum meraihnya. Padahal kuliah Syifa sudah hampir selesai dan sedang melakukan penyusunan skripsi untuk menjadi seorang sarjana yang selama ini sudah dinantikannya. 

Namun, jika garis takdir Putrinya sudah harus ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa untuk mengabdi pada keluarga suaminya, Ibu Ayu pun tak bisa berbuat apa-apa demi melihat anaknya bahagia. 

“Bunda jangan bersedih karena Syifa akan tetap melanjutkan kuliah sampai sarjana karena itu sudah cita-citaku dari dulu, dan aku akan membahagiakan Bunda serta menyekolahkan Ridho sesuai dengan janji ku!” ucap Syifa yang bisa melihat keraguan dari sorot mata bundanya. 

Syifa juga sudah mengantongi sebuah surat yang mengataskan namanya bahwa seluruh harta Bima saat ini sudah berada di bawah tangannya, walau di dalam lubuk hati terdalam tidak akan pernah memanfaatkan keadaan selagi Bima tidak pernah menyakiti dan melanggar surat kontrak yang telah mereka tanda tangani bersama. 

“Bunda jangan khawati, setelah aku menikahi Syifa nanti, seluruh tanggung jawab Bunda, Ridho dan juga Syifa akan berada di tanganku! Jadi Bunda jangan pernah berpikiran kalau aku akan memonopoli kehidupan Syifa. Buat ku saat ini kebutuhan Ibu lah yang paling mendasar dan membuatku ingin menikahi Putri Bunda, karena sudah begitu lama rindu ini tak pernah berbalas, aku hanya ingin melihat Ibuku menjadi orang normal seperti manusia lainnya.”

Pria itu terlihat begitu tulus ketika bicara dan Syifa bisa merasakan ada kesedihan di relung hati terdalam laki-laki menyebalkan itu. Begitupun dengan perasaan Ibu Ayu yang melihat ada ketulusan dari sorot mata calon menantunya, walau kesannya sedikit pemaksa dan juga arogan. 

“Baiklah kalau begitu, bunda merestui kalian untuk menikah walau sebenarnya Bunda belum mau berpisah dengan Syifa. Hanya saja sebagai sesama wanita, Bunda bisa merasakan apa yang pernah dilewati oleh ibumu sampai bertahun-tahun lamanya mengalami penderitaan seperti itu. Bunda hanya bisa berdo’a dan menyerahkan Putri Bunda ini agar bisa kau didik menjadi istri yang baik, bukan menjadi seseorang yang hanya kau jadikan istri pajangan dan perawat ibumu! Jadikan lah Syifa istri yang sesungguhnya!” pungkas ibu Ayu menatap dua pria di hadapannya secara bergantian tanpa gentar.

Deg!

Jantung Tuan Arjuna dan juga cucu kesayangannya langsung mencelos mendengar perkataan yang begitu lemah lembut dari bibir Ibu Ayu tetapi berakhir begitu mengejutkan dan juga penuh penekanan. Secara tidak langsung Ibu Ayu sedang  berusaha mengingatkan, kalau dirinya membiarkan Syifa Salsabila dinikahi Bima Saputra tetapi bukan untuk dijadikan seorang istri yang tidak dihargai oleh keluarga suaminya. 

Kira-kira apa yang terjadi lagi ya? Untuk giveaway season 2 ini akan berlaku tetap sampai akhir bulan dan insya Allah Uni akan langsung memberikan hak pemenang di awal bulan. Uni masih menunggu satu pemenang lagi yang belum mengirimkan nomor hp (Lien_dha RaSaHaz) tapi untuk sesion dua ini hanya akan diberikan untuk yang benar-benar memenuhi syarat:

like & komen di setiap bab.

follow ig@putritanjung2020

share ulang cover novel ini dengan di sosmedmu atau di gc nt dan kirim SS ke ig penulis.

jadilah 5 besar di top fans buku Syifa dan dapatkan pulsa 50k untuk juara 1 dan 25k buat lainnya. 

Terpopuler

Comments

Mariyani Sumbawa

Mariyani Sumbawa

tuh bim denger

2022-12-06

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

denger tu Bima,Syifa.mudah2n entar bucin parah

2022-12-06

1

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

smngatttt uni sarang haeyo ❤️❤️ 💪💪💪🥰

2022-12-05

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!