Bab 4. Pilihan Yang Menyebalkan

“Selamat datang, Mas dan Mbak … ada yang bisa kami bantu?” tanya pelayan perempuan itu dengan ramah.

“Carikan cincin berlian terbaik di toko ini untuk calon istri saya!” titah Bima begitu tegas.

Perkataan Bima barusan berhasil membuat Syifa kembali terkejut hingga Gadis itu terdiam dan menghentikan langkah kakinya yang tadi sempat di seret begitu terpaksa oleh pria yang berdiri di sampingnya.

Menyadari Gadis itu tidak melangkahkan kaki untuk masuk lebih dalam di depan etalase berbagai macam berlian, membuat Bima mau tidak mau terpaksa menoleh ke samping untuk mengetahui kenapa Gadis itu seperti baja yang begitu berat hingga tak mau bergerak.

Ternyata Syifa malah menatapnya Intens tanpa berkedip. Tatapan itu terlihat mengandung pertanyaan yang tidak dimengertinya.

“Untuk apalagi kamu harus membeli cincin berlian segala? Bukankah ini sudah melekat di jari ku sebagai tanda pengikat?” tanya Gadis itu dengan cengo, selaras mengangkat jarinya yang terlihat tersampir hiasan uang Dolar yang melingkar di jari manisnya.

Bima tersenyum gemas lalu tanpa sadar mengusap-usap kepala Syifa yang di depan matanya begitu imut dengan sifat lugunya. Tangan itu akhirnya beralih pada jari yang tadi memperlihatkan lingkaran cincin terbuat dari lembaran dolar Amerika Serikat di tangan Syifa.

Bima memegangi jari manis Syifa yang mengenakan cincin terindah darinya, “Apakah menurutmu ini sebuah cincin pengikat hubungan kita, hem?” tanya Bima merasa tak percaya dengan cara pikir gadis di hadapannya.

“Yaa … emang ini hanya kertas tapi bukankah kamu tadi memberikannya dengan ikhlas padaku? Lagian kalau ini dibelikan sama cincin emas juga masih dapat beberapa gram kok? Jadi untuk apa lagi harus buang-buang duitmu kalau uang ini saja masih bisa digunakan untuk membeli cincin jika suatu saat nanti aku menginginkannya. Kalau sekarang aku belum butuh sama cincin kok!”

Dengan senyum manis Syifa menjawab juga pertanyaan yang sebenarnya hanya sekedar untuk menggoda Syifa dan mempermainkan Gadis itu, mana mungkin kertas bisa disamakan dengan sebuah cincin berharga. Apalagi kertas itu hanya berjumlah $ 500 saja. Bima benar-benar tidak mengerti cara berpikir Syifa yang ternyata masih sama seperti anak kecil, seolah-olah tidak mengerti arti dari benda yang akan melingkar di jari manisnya.

‘Astaga … gadis ini benar-benar terlalu lugu untuk kujadikan istri, tapi mau bagaimana lagi, sepertinya hidupku akan semakin berwarna dengan menikahi seorang gadis yang tidak terlalu matre. Apalagi dirinya seperti seorang perempuan yang tidak bakalan suka neko-neko sebagaimana kebanyakan wanita lain di luaran sana.’

Bima sepertinya benar-benar sudah memasukkan nama Gadis itu ke dalam relung hati terdalamnya sehingga setiap saat gadis Barbar tersebut selalu saja memiliki pesona tersendiri sampai bisa membuat Bima tersenyum-senyum.

Cucu tuan Arjuna itu benar-benar tidak menyangka, jika Syifa sama sekali tidak tertarik dengan cincin berlian yang bakal dibelikan untuknya, malah gadis itu sedang berusaha menolak apa yang ingin dilakukannya. Jika memang Syifa merupakan gadis yang matre, tentu saja matanya akan berbinar berputar-putar ketika Bima mengatakan bakal membelikan cincin berlian untuk calon istrinya.

Namun, yang terjadi malah di luar dugaan Bima, padahal notabene Syifa diketahuinya hanyalah Gadis miskin anak dari seorang penjual cendol ijo alias es dawet Ayu di warung kecil saja.

“Kamu mau ikut jalan denganku ke dekat etalase sana … atau mau aku gendong?” Pria itu dengan sengaja menggoda Syifa selaras kedua alis yang dinaik turunkan nya.

“Kamu memang pria yang sangat menyebalkan!” ketusnya.

Dengan menghentakkan kedua kaki, gadis itu akhirnya berdecak lidah sambil melangkah ke depan etalase di mana Pelayan toko sedang menjajarkan beberapa cincin berlian yang begitu indah dan juga sangat mewah.

“Sepertinya cincin ini sangat cocok di Jari Manis calon istri anda, Mas,” ujar sang pelayan toko yang memperlihatkan sebuah cincin emas dengan permata berlian di bagian tengahnya.

Bima mengambil dan memperhatikan dengan seksama. Untuk melihat reaksi wajah dari perempuan yang sebentar lagi akan sah menjadi istrinya.

“Apa kamu suka dengan desain cincin ini?” tanya Bima menyerahkannya sama sang gadis.

“Nggak!” sahut Syifa cepat.

Mendengar jawaban Syifa membuat kedua mata Sang Pelayan toko malah terbelalak kaget, bisa-bisanya gadis berhijab itu mengatakan tidak menyukai cincin berlian yang berharga di atas 700 juta tersebut.

Bima mengira jika Syifa memang tidak menyukai desain cincin berlian yang sedang dipegangnya.

“Kalau yang ini bagaimana? Desainnya terlihat sederhana tetapi berliannya sangat mempesona, cincin ini pasti juga bakal sangat cantik kalau melingkar di Jari Manismu,” ucap Bima sembari meraih jemari tangan kanan gadisnya.

Dengan cepat Syifa menariknya tangannya, “Aku kan udah bilang kalau nggak usah beli cincin berlian segala, Bima … yang penting aku kan udah jadi tunanganmu, aku gak peduli mau pakai cincin ato nggak ….” cicitnya pelan seperti suara anak ayam yang begitu pelan.

Bima menghembuskan nafasnya kasar di udara, benar-benar tidak menyangka kalau ternyata Syifa menolak cincin pemberiannya. Padahal banyak gadis yang pasti menginginkan untuk memiliki perhiasan mahal seperti berlian tapi Syifa memang Gadis yang sangat unik. Bahkan dia sama sekali tidak tertarik dengan barang mewah yang sering diimpikan setiap wanita tersebut.

“Baiklah kalau kamu memang tak mau menerima cincin ini melekat di jari manismu. Untuk gantinya maka kamu harus mau kuciumi seluruh wajahmu di depan Mbak Pelayan toko ini, mau pilih yang mana?” ancam Bima dengan sengaja mendekatkan wajah ke dekat pundak perempuan yang langsung terlihat membelalakkan kedua bola matanya.

“Iss kamu ini. Mana ada pilihan seperti itu, dasar laki-laki menyebalkan!” sungut Syifa berwajah masam.

Gadis itu benar-benar tak habis pikir, kenapa Bima harus memaksanya untuk mengenakan sebuah cincin? Padahal mereka menikah bukan karena rasa saling cinta, melainkan Syifa mau dan bersedia menerima pinangan Bima hanya untuk membantu ibu Safitri.

Dalam surat perjanjian yang sudah ditandatangani nya pun, Syifa juga melihat jika mereka tidak akan pernah melakukan hubungan fisik, apalagi melakukan kewajiban layaknya seorang pasangan suami dan istri. Di hati Syifa saat ini sudah ada nama pria yang disukainya, tapi Gadis itu tidak mungkin mengatakan pada laki-laki yang menyebalkan di hadapannya.

Syifa sudah berniat akan mengatakan seluruhnya suatu saat nanti pada Arka ketika waktunya tiba. Dia tidak berniat untuk mengakui perasaannya pada dokter tersebut, melainkan hanya ingin berkata jujur bahwa pernikahan mereka hanyalah sekedar nikah di atas kertas saja tanpa ada hubungan fisik bahkan semua itu diketahui oleh Tuan Arjuna.

“Terima aja, Mbak! Lagian di jari Mbak kan belum ada cincin tunangan juga tuh. Kasian calon suaminya sampai ngancem mau nyium di depanku segala hihihi,” celetuk pelayan itu dengan sengaja melirik Bima.

“Mbak harusnya bersyukur memiliki seorang kekasih yang pengertian dan royal seperti Mas ini, berarti saat udah menikah nanti dia akan sangat sayang sama Mbak!” lanjutnya lagi sok menasehati.

“Sepertinya kamu lebih memilih kuciumi saja di depan pelayan toko ini, benarkan?” ucap Bima dengan cepat meraih tengkuk Syifa.

In syaa Allah buku ini up date seperti biasa ya. Pukul 13:00 dan 19:00 WIB selagi othornya sehat, terima kasih sudah.

Ini merupakan 5 besar top fans yang beruntung. Silakan dm nomor ponsel ke IG @putritanjung2020 atau lewat https://chat.whatsapp.com/C7SbiEVrtbu7vYhn8n0ph4

Terpopuler

Comments

D.

D.

mudah mudahan authoor nya sehat selalu.

2022-12-15

0

D.

D.

di kasih cincin ngk mau. Buat aku aja thoor..😆😆😆😁

2022-12-15

0

eenok

eenok

nah lo syif.. dibima org ny nekat loh

2022-12-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!