Follow ig@putritanjung2020 ~
Jangan lupa beri dukungan novel ini dengan like, komen dan vote ya. Happy reading dan terima kasih.
Bima tiba-tiba saja mendekatkan tubuhnya hingga jarak wajah keduanya tinggal sebatas lembaran kertas. Bahkan deru napas pria itu terasa menyapu wajah Syifa.
“Aku mau memakanmu!”
Mendengar perkataan yang meluncur begitu saja dari bibir Bima yang begitu dekat dengan wajahnya, membuat kedua bola mata seorang Syifa Salsabila langsung membulat sempurna saking terkejutnya. Ekspresinya benar-benar sangat menggemaskan di mata Bima, bahkan laki-laki itu menikmati ketakutan dan juga kecemasan yang bercampur menjadi satu terlihat begitu jelas di wajah Syifa.
“Ka-kamu mau apa?” tanya Syifa dengan suara serak yang juga terbata akibat sesuatu yang kotor sedang melintas di dalam kepalanya.
Wanita itu sudah membayangkan jika Bima sebentar lagi akan menyusur bibirnya seperti bebek yang sedang berlari saja. Namun, sepertinya pria itu masih mau bermain-main dengannya sehingga Syifa mewanti-wanti untuk memperingatkan diri agar selalu siaga pada pria menyebalkan yang ada di hadapannya.
“Bukankah aku sudah bilang kalau ingin memakanmu, apa telingamu sedang bermasalah? Apa perlu ku bantu untuk membersihkannya dengan lidahku, hmm?” tanya Bima kembali dengan sengaja menggoda gadis yang sudah terlihat dengan tubuh sedikit bergetar.
Entah kenapa juga Bima begitu merasa senang menikmati ekspresi wajah ketakutan Syifa ketika dirinya dengan sengaja menguji gadis berhijab di hadapannya dengan hal-hal konyol.
“Ka-kamu jangan macam-macam padaku di sini! Aku akan berteriak!” ancam Syifa dengan suara seperti sebuah godaan manis di telinga Bima.
Bahkan sekarang wajahnya terlihat begitu tegang dan suaranya juga terdengar begitu gugup. Sepertinya Bima seolah-olah sedang menjadi seorang lelaki jahat yang ingin melampiaskan hasrat yang kotor di pikiran gadis itu saja. Padahal Bima sama sekali tak ada niat melakukan hal rendah seperti itu.
“Bagaimana kalau aku ingin macam-macam denganmu, bukankah kita sudah punya ikatan, hem?” Pertanyaan itu bahkan sengaja dilontarkan Bima seirama tangannya dengan tanpa permisi mengelus sebelah pipi perempuan yang sering di katainya bar bar.
Sebenarnya Bima sudah sangat susah untuk menahan tawa saat melihat ketegangan raut wajah Syifa tapi laki-laki itu juga merasa begitu senang melakukannya, karena berhasil menggoda Syifa hingga perempuan itu terlihat sedikit pucat dan juga pias. Ternyata Bima malah merasa begitu terhibur melihat ekspresi wajah ketakutan Syifa. Padahal di luar sana begitu banyak wanita yang dengan sengaja ingin melemparkan tubuhnya ke ranjang Bima. Bahkan Bima akan dengan mudah untuk mendapatkan seorang perempuan cantik berkelas tetapi moral murahan dari keluarga terpandang.
Syifa membuang pandangannya dari laki-laki yang baru saja mengelus pipinya dengan tidak sopan hingga Bima pun melepaskan jarinya. Pria itu sangat yakin jika Syifa pasti mengira dirinya akan membuat perempuan itu dengan sedikit pelecehan di dalam mobil, padahal tak ada niat sedikit pun selain sekedar ingin menggoda dan menikmati kelucuan ekspresi gadisnya.
“Hey …!”
Bima akhirnya menepuk lembut pipi Syifa hingga membuat Gadis itu sedikit terkejut.
“Kamu pasti sedang menghayalkan kalau aku akan melakukan hal jorok denganmu, iya kan? Hahaha, makin ke sini wajahmu terlihat semakin pucat saja dan sekarang malah merona merah hahaha. Padahal aku belum melakukan apa-apa loh! Bagaimana kalau aku benar-benar melakukan sesuatu di Bibirmu yang menggoda itu, hem? Hahaha!”
Bima benar-benar tertawa lepas setelah menikmati kecemasan yang begitu terlihat di wajah Syifa, dan tanpa Bima sadari gadis yang ada di hadapannya dengan wajah ketakutan tadi, tiba-tiba saja memukul dadanya berulang kali. Pria itu masih saja terkekeh tanpa menyadari jika tubuh mereka masih saja begitu dekat dengan tangan perempuan itu untuk pertama kali memukul dada bidangnya.
Bahkan Syifa tidak menyadari apa yang sedang dilakukannya sehingga tiba-tiba saja dirinya tersadar dan langsung terdiam. Wajah gadis itu mendongak ke atas, melihat rahang bergaris tegas milik seorang laki-laki yang belum pernah sedekat ini dengannya bahkan sampai melakukan sentuhan fisik.
“Kamu jahat sekali mengerjaiku seperti tadi, aku benci ….” Kalimat itulah yang akhirnya lolos dari bibir manis seorang Syifa yang mampu membuat Bima semakin tertarik saja untuk mengenal gadis Barbar yang sekarang telah dikhitbah nya. Gadis itu pun dengan cepat membuang pandangannya ke arah luar melihat jalanan yang ternyata mobil itu berhenti persis di depan sebuah toko besar bertuliskan Zahra Diamond.
‘Astaga apa yang sebenarnya terjadi padaku sekarang? Kenapa aku merasa semakin tertarik saja sama Syifa, bahkan aku juga semakin merasa penasaran dengan kehidupannya? Syifa … ternyata kamu Gadis yang lumayan unik dan sangat berbeda dengan gadis-gadis yang selama ini aku temui. Jika wanita di luar sana akan datang tanpa kudekati bahkan ada yang dengan sengaja mengajakku dengan kencan ke hotel dan tentu saja mereka sudah pasti ingin menyuguhkan tubuhnya untuk kunikmati Tapi dirimu Sungguh sangat berbeda bahkan jauh lebih terhormat dari mereka yang bergelar gadis-gadis terpandang dan terhormat padahal moral mereka sudah rusak semua dengan menjajakan tubuhnya begitu murah di hadapanku. Sayangnya aku mah belum pernah tertarik ini pada seorang pun wanita-wanita itu tapi kenapa denganmu terasa begitu berbeda. Bahkan hanya dengan mendekatkan wajahku saja, dirimu sudah terlihat begitu marah, seolah-olah aku ini lelaki penjahat seksual saja.’
Ceklek!
Jari Bima dengan cepat menyentuh handle pintu hingga langsung terbuka, “Ayo turun sebentar ada sesuatu yang harus kulakukan!”
Bima masih terpana dengan wajah imut di hadapannya yang beberapa saat lalu terlihat begitu tertekan dengan wajah pucat pasti, seolah-olah tak punya darah di dalam tubuhnya. Namun, entah apa yang ada di dalam pikiran perempuan di hadapannya sekarang hingga wajah itu berwarna merah membuat perasaan Bima ingin sekali mencicipinya.
‘Dasar otak sialan! Kenapa pikiranku jadi kotor sendiri, padahal tadi aku hanya sekedar ingin bermain-main saja dengannya. Sadar Bima … kamu harus bisa menguasai diri karena yang ada dirimu akan dengan mudah bertekuk lutut di hadapan nya bukan malah sebaliknya!’ Pria itu berdecak lidah sendiri di dalam hati, merasa kesal dengan perasaan yang ada di dalam jiwanya bahkan tanpa sadar mulai merasa nyaman berdekatan dengan Syifa.
Syifa yang tadinya ketakutan seolah kembali seperti terhipnotis dengan langsung turun dari mobil yang juga diikuti Bima, bahkan pria itu sedikit susah bergeser melewati pintu mobil yang sama di mana tempat Syifa turun barusan.
Dengan santai Bima kembali memegangi lengan tangan Shiva seolah menyeret perempuan itu hingga keduanya masuk kedalam toko Zahra Diamond.
Seorang pelayan yang bekerja di toko dengan mengenakan baju biru dan bawahan berwarna coklat tua menghampiri keduanya.
“Selamat datang, Mas dan Mbak … ada yang bisa kami bantu?” tanya pelayan perempuan itu dengan ramah.
“Carikan cincin berlian terbaik di toko ini untuk calon istriku!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
Bim bgi stu dong cincinnya,jriku ksong semua nih 🙊🙈 wkwkwk
2022-12-03
0
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
dsr Bim"
2022-12-03
0
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi㊍㊍👻ᴸᴷ
lepas dari pejabat coro,dapat sultan nih syifa
2022-12-03
0