Villa Di Tepi Hutan

Villa Di Tepi Hutan

Prolog & Bagian 1

"Sebentar ya, gue mau pipis dulu. Kebanyakan minum sirup nih kayaknya."

"Yaudah, jangan lama-lama lagi seru nih."

Pria tersebut berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai, sebelum kembali ke teman-temannya ia mendengar percakapan di ruangan yang tidak jauh dari kamar mandi, ia yang penasaran mencoba menguping pembicaraan yang ada di ruangan tersebut.

Saat sedang asyik menguping, tiba-tiba pintu terbuka, ia langsung panik dan hanya mematung di depan pintu.

Merasa pembicaraannya di dengar olehnya, pria tersebut di paksa masuk ke dalam ruangan oleh mereka, entah apa yang terjadi padanya setelah itu.

Beberapa waktu berlalu.

Seorang wanita tomboi bernama Citra Firda Sani yang berusia 20 tahun, ia merupakan mahasiswi semester 5 di salah satu sekolah tinggi yang berada di kota kecil daerah Jawa Tengah.

Ia merupakan wanita yang sangat pintar dan juga berprestasi di bidang olahraga saat masih di bangku sekolah. Namun di balik itu semua Citra hanyalah seorang gamer yang sangat hobi bermain game ponsel dengan teman-teman kuliahnya yang mempunyai hobi yang sama.

Rasa jenuh dan bosan saat bermain game akhirnya datang. Ia mengajak teman-temannya untuk membuat kegiatan baru yang mungkin bisa menjadi pengganti hobi bermain game mereka.

Salah satu temannya yang bernama Riska memberi masukan untuk membuat konten video di tempat berhantu.

Mereka semua menyetujui dan memulai kegiatan baru mereka menjadi pemburu hantu.

Walaupun kegiatan tersebut sangat beresiko dan berbahaya, mereka sangat menikmati hari-hari membuat konten video bersama.

Sampai akhirnya mereka tidak menyadari bahwa hal buruk akan menimpa mereka dan mengancam nyawa mereka.

Simak kisah lengkap Citra dan teman-temannya.

******

(Bagian 1)

Kring!! Kring!!

"Hmmmm," gumam Citra, tangannya terjulur menggapai jam weker di sampingnya, berusaha mematikan alarm yang berbunyi nyaring.

Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah kamar Citra disusul dengan bunyi ketukan di balik pintu. "Citra bangun!" teriak sang Ibu.

"Iya bu bentar, Citra lagi ngumpulin nyawa dulu," jawab Citra dengan suara pelan.

Ibu Citra masuk ke dalam kamar.

"Tidur jam berapa kamu semalam?" tanya Ibu Citra.

Citra tidak menjawab.

"Kamu tuh ya, kalau main game suka lupa waktu," gerutu Ibu Citra.

"Lagian kamu itu cewek nak, masa hobinya main game, hobi tuh masak," lanjut sang Ibu sambil menarik selimut Citra.

"Iya bu, kan cuma sekedar hiburan buat aku," ucap Citra mengusap mata dan melihat ke arah jam.

"Hiburan kok sampai segitunya," nyinyir Ibu.

"Sudah, sekarang kamu bangun dan jangan tidur lagi, kamu ada kuliah hari ini kan? Habis mandi langsung sarapan," perintah Ibu Citra.

"Iya bu," balas Citra singkat seraya beranjak dari tempat tidur, dengan malas mengambil handuk menuju ke kamar mandi.

Selesai mandi, Citra bersiap untuk berangkat kuliah. Langkahnya pelan berjalan menuju meja makan untuk sarapan sambil memainkan ponsel di tangannya.

Citra dengan cepat menyelesaikan sarapannya dan berpamitan pada Ibunya untuk berangkat ke tempat kuliah menggunakan sepeda motor.

"Aku berangkat dulu bu," pamit Citra.

"Iya hati-hati,"  balas Ibu.

"Assalamualaikum," ucap Citra.

"Waalaikumsalam," balas Ibu Citra

.....

Citra mulai mengendarai sepeda motornya dengan terus menguap selama perjalanan menuju kampus.

"Aduh ngantuk banget, bikin males kuliah aja kalau kayak gini," gumam Citra.

Setelah tiga puluh menit perjalanan, Citra sampai di depan kampus dan segera memarkirkan motornya.

"Oi Cit!" panggil seorang pria di belakang Citra.

"Eh Lex, bentar gue parkirin motor dulu," balas Citra.

"Ngantuk banget kayaknya Cit, emang main sampai jam berapa semalam?" tanya Alex.

"Enggak tau, gue main sampai ketiduran hehehe," jawab Citra.

"Hahahaha," Alex tertawa.

Citra dan Alex berjalan berdampingan menuju kelas mereka sambil berbincang-bincang.

Di tangga, mereka bertemu Riska yang sedang duduk memegang ponsel, tatapannya begitu serius menonton video horor dari aplikasi UTube.

"Ris, serius amat, ayo masuk," tegur Citra.

"Aduh kalian ganggu aja, lagi seru-serunya nih," gerutu Riska.

"Yaudah deh, gue duluan ya Ris," pamit Citra.

Riska hanya mengangkat tangan seraya menganggukkan kepalanya.

Citra dan Alex memasuki kelas dan duduk di kursinya masing-masing. Beberapa menit sebelum dosen pengajar masuk ke dalam kelas, Riska berlari masuk ke dalam kelas.

Tidak lama kemudian, jam pelajaran pun di mulai.

"Hoamm," Citra menguap menahan rasa kantuk nya. Namun sepertinya rasa kantuk Citra yang terlalu kuat membuatnya gagal untuk menahannya, dia yang duduk di bagian belakang maka mudah baginya untuk menyembunyikan kepalanya di belakang buku lalu bersiap untuk tidur.

.....

"Cit Cit bangun, udah jam istirahat nih ke kantin yuk," panggil Riska.

Citra membuka matanya.

"Tuan putri pules banget tidurnya, hahahaha," ejek Fikri.

"Berisik lu Fik, gue ke kamar mandi dulu nanti nyusul ke kantin," balas Citra sambil melangkah keluar kelas meninggalkan Riska dan Fikri.

"Okay gue tunggu ya Cit, awas kalau enggak nyusul," ucap Riska

Citra berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka, mencoba untuk menyegarkan muka bantal nya. Citra juga merapikan sedikit pakaian agar terlihat lebih rapi, setelah selesai berbenah dia pun berjalan menuju kantin.

Saat sampai di kantin, Citra melihat Alex, Riska, Fikri, Lisa, Deni dan Ilham sudah berkumpul bermain game sambil melahap makanan mereka. Citra melangkah menuju warung yang tidak jauh dari tempat duduk teman-temannya, kemudian dia membeli beberapa camilan dan bergabung bersama yang lain.

"Aduh aduh enggak dimana-mana main game terus," gerutu Citra ke teman-temannya.

"Ya, namanya juga hiburan kita cuma ini Cit," ucap Deni.

"Langsung login Cit, sambil makan," ucap Ilham.

"Enggak ah, lagi males gue Ham," balas Citra.

"Kenapa Cit? Tumben gak ikut," tanya Lisa heran.

"Yah Citra enggak asik nih," ucap Fikri.

Citra mengabaikan ucapan teman-temannya dan menikmati makanannya. Tiba-tiba terlintas di pikiran Citra untuk melakukan kegiatan lain selain bermain game.

"Eh eh dengerin gue mau ngomong," ucap Citra.

"Ngomong apa Cit?" tanya Riska yang nampak tertarik.

"Gimana kalau kita cari kegiatan lain selain main game?" tanya Citra ke teman-temannya.

"Kegiatan apa Cit?" tanya Fikri.

"Enggak tau, makanya gue nanya sama lu pada kan," jawab Citra.

"Gue mah ikut aja dah mau bikin kegiatan apa, bosen juga sih main game terus," tukas Alex.

"Gue setuju sama Alex," ucap Deni.

"Oh iya, gue ada ide nih, gimana kalau kita jadi pemburu hantu? Kayak di video yang tadi pagi gue nonton itu Cit," saran Riska dengan semangat.

"Wah boleh tuh," sahut Citra tidak kalah semangatnya.

"Off dulu yuk, kayaknya menarik nih," seru Ilham.

"Detailnya kayak gimana Ris?" tanya Lisa.

"Jadi gini, kita buat tim pemburu hantu nanti kita datang ke tempat lokasi-lokasi angker, terus kita buat konten video di tempat angker," jelas Riska.

"Nanti konten videonya kita upload di aplikasi UTube, lumayan kan uji nyali terus dapat uang juga," lanjut Riska dengan diakhiri senyum bangga di wajahnya.

"Menarik kayaknya Ris, tapi gimana kita bisa tau tempat-tempat angker di kota kita? Kota kita kan kecil, cuma hutannya yang luas," tanya Fikri.

"Hmmm," Riska berfikir.

"Gimana kalau untuk permulaan pertama kita buat video di kampus ini dulu?" saran Citra.

"Emang disini ada setannya?" tanya Fikri.

"Adanya cuma dosen killer Fik," balas Deni.

"Hahahahaha, kayak Bu Dirman" tawa Fikri membenarkan perkataan temannya itu.

"Kita tanya-tanya orang sekitar aja pas jam kuliah selesai," ucap Citra.

"Okay, nanti kita mencar ya pas pulang untuk cari info," jelas Alex

"Yaudah kalau begitu, yuk ah balik ke kelas," ajak Citra.

Beberapa waktu kemudian jam kuliah pun selesai, mereka berpencar mencari informasi mengenai tempat kuliah mereka, berharap mendapatkan sesuatu yang berguna untuk konten mereka nanti. Citra bergegas melangkah menuju pos satpam untuk menanyakan kejadian aneh apa yang pernah dialami penjaga kampus itu.

"Pak Andi!" panggil Citra.

"Iya mbak, ada apa?" sahut Pak Andi yang merupakan satpam di tempat kuliah mereka.

"Maaf pak mengganggu, saya mau tanya, apa di kampus ini kalau malam ada setannya ya pak?" tanya Citra.

"Oalah, saya kira ada apa, hahaha," jawab Pak Andi sambil tertawa.

"Selama saya disini belum pernah mbak ketemu setan pas saya lagi shift malam, karena kalau shift malam enggak pernah cek satu per satu ruangan, karena itu tugasnya Pak Dimas sama istrinya yang pegang kunci semua ruangan sekalian bersih-bersih," jelas pria berusia 40 tahunan tersebut.

"Begitu ya pak. Oh iya, kalau enggak salah Pak Dimas juga tinggal di belakang kampus ini ya pak," ucap Citra.

"Betul mbak, coba mbak tanya ke Pak Dimas," saran Pak Andi.

"Okay siap pak, terimakasih pak, saya permisi dulu ya," pamit Citra.

"Iya mbak," ucap Pak Andi seraya melambaikan tangan lalu menggelengkan kepala mengingat antusias Citra dengan setan di kampusnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!