Menantu Kedua Keluarga Lee
Sebuah mobil mewah sedang melaju di jalanan kota Las Vegas, Amerika Serikat. Penumpang di dalamnya adalah seorang wanita cantik dan seorang pria gemulai yang sibuk memainkan ponsel mahalnya.
Wanita cantik itu adalah Cerelia Park. Bintang papan atas Korea yang kini merambah ke kancah internasional. Ia baru saja menyelesaikan syuting film di negara Paman Sam ini.
"Haaah!" Celia, begitu Cerelia biasa di panggil, ia nampak menghela napas beberapa kali.
"Astaga! Rumor tentangmu sudah menyebar luas!" pekik si pria gemulai yang adalah manajer Celia, bernama Jimmy Choo. Pria itu sedang menscroll benda pipih yang menampilkan berita tentang Celia.
"Aku tahu! Makanya kau cepat bereskan!" Celia memijat kepalanya yang terasa pusing.
Jimmy berpikir sejenak. Celia adalah wanita yang mandiri. Tapi jika dihadapkan dengan masalah begini, ia tidak bisa berpikir untuk mencari solusinya.
"Mungkin jika kau sudah menikah dengan seseorang ... Rumor itu akan berhenti menyebar."
Celia membelalakkan mata mendengar ide dari sang manajer. "Menikah? Tapi, dengan siapa?"
Jimmy menjetikkan jari. "Kau bisa melakukan nikah kontrak."
Celia terdiam. Ia tak menanggapi lagi ocehan Jimmy. Mobil juga telah berhenti di depan lobi hotel. Celia segera turun dari mobil.
Tanpa di duga, beberapa orang datang mengerubungi Celia. Mereka adalah para paparazi yang tak kenal lelah mencari berita.
"Astaga! Bagaimana mereka bisa tahu jika aku menginap disini?" gumam Celia sambil memegangi lengan Jimmy.
"Cel, kau dengarkan aku dan lari sekencangnya masuk ke dalam hotel. Aku akan menghalau mereka. Apa kau mengerti?" bisik Jimmy.
Celia mengangguk. "Iya, aku mengerti."
Celia berjalan sambil menundukkan kepala. Ia menunggu aba-aba dari Jimmy. Ketika Jimmy mengucap kata 'go', secepat kilat Celia memasuki hotel dengan setengah berlari.
Terjadi adegan kejar mengejar antara Celia dan paparazi. Ada yang berhasil menerobos masuk ke dalam hotel.
"Nona Celia! Apa hubungan Anda dengan pria beristri itu benar?" teriak salah seorang paparazi.
"Astaga! Mereka masih mengikutiku!" Celia berlari dengan cepat dan berusaha bersembunyi. Hingga akhirnya ia masuk ke sebuah pintu yang ternyata tangga darurat.
Celia mengatur napasnya. Rasanya benar-benar menyesakkan.
"Aw!" pekik Celia yang memegangi kakinya yang ternyata terkilir.
Celia memegangi kakinya. Tanpa sadar di depan Celia ada seorang pemuda dengan seragam cleaning service hotel yang sedang menatap Celia.
Celia terduduk lemas dengan memegangi kakinya. Hingga akhirnya ia baru menyadari sesuatu.
Celia mendongak. Ia sangat kaget melihat ada pria di depannya.
"Kau! Apa yang kau lihat?" tanya Celia garang.
Pria itu menggeleng. "Tidak! Aku hanya petugas kebersihan. Aku tidak akan mengejarmu juga, Nona."
Celia mendelik. "Jadi, kau tahu siapa aku?"
"Tidak! Aku hanya menebak. Kau baru saja berlari hingga kakimu terkilir."
"Hah!" Celia mendengus kasar.
"Kalau begitu permisi, Nona. Aku harus bekerja." Pria itu seolah tidak peduli dengan Celia.
"Hei, kau tidak menolongku?" seru Celia.
Pria itu menoleh sekilas. "Memangnya Nona butuh bantuanku?"
"Dasar bodoh! Kenapa juga harus bertanya lebih dulu?" gumam Celia kesal yang masih bisa di dengar oleh pria itu.
"Permisi, Nona!"
Celia berpikir sejenak. Celia terlalu gengsi untuk meminta tolong. Begitulah Celia. Ia selalu beranggapan jika dirinya adalah wanita mandiri yang hebat. Memiliki karir yang cemerlang sebagai aktris papan atas di negara asalnya membuatnya sedikit berbangga hati.
"Hei!" Sekali lagi Celia memanggil.
Pria itu kembali menoleh. Ia menunggu kelanjutan kalimat Celia.
"Bisakah kau menolongku? Kakiku ... Tidak bisa digerakkan." Akhirnya sebuah kalimat ajaib meluncur bebas dari bibir Celia.
Dengan mata sendu dan memelas, Celia menatap pria itu.
Pria itu menghela napas berat. Ia letakkan peralatan bekerjanya dan membantu Celia.
"Apa kau bisa berdiri?" tanyanya dengan memegangi lengan Celia.
"Sepertinya tidak bisa! Bisakah kau gendong aku?" Celia yang terbiasa berakting di depan kamera, kini memerankan kemampuannya dengan baik.
Dengan sekali angkat pria itu berhasil membawa Celia dalam gendongan ala bridal style. Celia cukup terkejut karena pria yang memakai seragam petugas kebersihan ini memiliki otot yang cukup kuat.
Reflek tangan Celia melingkar di leher si pria asing yang tidak dikenalnya. Baru kali ini Celia begitu dekat dengan seorang pria asing yang tidak dikenalnya.
"Dia lumayan tampan juga. Tapi kenapa dia bekerja jadi petugas kebersihan? Harusnya dia bisa menjadi model," batin Celia.
"Dimana kamarmu, Nona?" Pertanyaan pria itu membuat lamunan Celia buyar.
"Kamar 301," jawab Celia singkat.
Tiba di depan kamar hotelnya, Celia membuka tas jinjingnya dan mengambil kunci kamarnya. Pria itu membawa Celia masuk dan mendudukkan tubuh Celia di atas sofa.
Pria itu berjongkok di depan Celia.
"Eh, apa yang kau lakukan?" pekik Celia yang mengira pria itu akan melakukan tindakan tidak senonoh padanya.
"Aku hanya ingin memeriksa lukamu saja!" tegas pria itu dan memegangi kaki Celia.
"Kau terkilir! Sebentar, aku punya obatnya di keranjang peralatan bekerjaku. Kau tunggu sebentar!" Pria itu keluar dari kamar Celia.
Tidak lama kemudian, pria itu kembali denngan membawa handuk dan obat untuk Celia. Dengan telaten pria itu mengoles salep di kaki Celia dan menutupnya dengan handuk hangat.
"Jangan bergerak dulu selama 30 menit. Jika kau merasa kakimu sudah membaik, kau coba ajak berjalan pelan-pelan. Jika kakimu masih bengkak maka sebaiknya hubungi dokter saja."
Celia mengangguk mendengar penjelasan pria asing itu.
"Kalau begitu, aku permisi dulu. Aku sudah terlambat untuk bekerja." Pria itu melangkah pergi dari kamar Celia.
"Tunggu!" cegat Celia.
"Ada apa?"
"Terima kasih."
"Hmm, tidak masalah."
Pria itu kembali melangkah.
"Hei!" Celia kembali memanggil.
"Kenapa lagi?"
"Apa besok kau bertugas membersihkan kamarku?" tanya Celia. Rasanya ia ingin berterimakasih dengan cara yang benar pada pria itu.
"Aku tidak tahu. Aku hanya melakukan tugas."
Celia sedikit kecewa dengan jawaban si pria asing. Setelahnya pria itu benar-benar pergi dari kamar Celia.
Keesokan harinya, Celia terbangun dari tidurnya karena getaran ponselnya menggema. Siapa lagi yang memanggil jika bukan Jimmy, sang manajer yang khawatir dengan kondisi Celia.
"Aku baik-baik saja. Oh ya, aku ingin istirahat lebih lama di kamar. Kau urus saja keperluan kepulangan kita ya!"
Celia menghela napas dan mengakhiri panggilan. Ia kembali teringat dengan kakinya yang terkilir. Belum sepenuhnya sembuh tapi ia sudah merasa lebih baik berkat bantuan si petugas kebersihan itu.
"Kenapa aku tidak menanyakan namanya? Bodoh sekali! Dilihat dari wajahnya, sepertinya dia juga berasal dari Korea."
Tidak ingin larut dalam lamunan, Celia segera bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Lima belas menit kemudian, Celia keluar dari kamar mandi. Ia memakai bathrobe dengan rambut tergelung handuk ke atas.
Pintu kamarnya di ketuk. Sebuah sapaan ramah di dengar oleh Celia.
"Room service!"
"Iya, masuk!" jawab Celia.
Seolah sudah mengetahui siapa yang datang, Celia menyambut dengan sebuah senyuman.
"Kita bertemu lagi, Kang Seok Joon!" ucap Celia dengan seringai khasnya.
Pria yang semalam menolong Celia bernama Kang Seok Joon. Celia sengaja mencari tahu dengan menghubungi manajer hotel. Secara khusus Celia meminta agar Seok Joon kembali datang dengan dalih membersihkan kamar Celia. Rupanya Celia merencanakan sesuatu yang besar dari pertemuan tak terduga ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
pat_pat
emak, how are you? msh ingat ga sm petrik yg unyu ini?😘
2023-01-27
1
Nasir
Kak mampir dong ke karya sy...
2023-01-14
0
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
selalu hadir ☝️
2022-12-02
2