Bab 5 Bersabarlah Tuan

Nana masih berada di rumah sakit. Setiap hari ia ingin video call dengan Rara.

"Hp mama rusak." Adalah salah satu alasan Emma.

Nana akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Emma dan Nana diboyong ke rumah James.

Nana bingung karena ini bukan rumahnya.

"Sekarang kita tinggal di sini." Emma memberitahu Nana. Emma lalu membawa Nana ke kamarnya.

"Papa? Yaya?" Nana masih mengingat ayah dan saudara kembarnya itu.

Emma bingung harus menjawab apa karena tidak mungkin ia berkata jujur. Karena Nana lah penyebabnya mereka berpisah.

"Mama yihat." Nana mulai mengeksplor kamarnya yang penuh mainan. Sepertinya semua isi toko mainan ada di sana.

Nana mulai bermain. Tetapi hanya sebentar. James datang. "Nana suka?"

"Suka."

"Panggil Papa."

"Om butan papa Nana."

"Sekarang Om itu Papa nya Nana."

"Papa Nana Tyis." Nana masih ingat nama ayahnya.

"PANGGIL PAPA! AKU ITU PAPAMU." James berteriak. Nana langsung berlari menuju ke Emma.

"Nana mau puyang." Nana mulai takut melihat James. Tris tidak pernah berteriak seperti itu kepadanya.

Nana menggandeng tangan Emma dan mengajaknya pulang. Emma hanya bisa menggendong Nana. Ia berusaha menenangkan Nana.

"Om itu memang papa Nana. Nana lihat. Rambut om itu. Pirang sama kayak Nana. Warna mata Nana juga sama seperti om itu. Biru."

Nana memperhatikan James. Betul yang dikatakan Emma. Pria itu sama seperti dirinya. Tapi Nana tidak sudi memanggilnya Papa.

"Puyang." Nana menangis lagi.

"Rumah ini jadi rumah Mama sama Nana sekarang." Mama juga ingin pulang.

"Puyang!" Nana masih menangis. Emma hanya bisa menenangkan Nana. Karena capek Nana tertidur. Emma membaringkan Nana di kasur.

Emma mendekati James. "Saya harap Tuan mau bersabar. Nana perlu waktu untuk bisa menerima Tuan sebagai ayahnya. Saya mohon pengertian Tuan."

James lalu membawa Emma ke kamarnya. Kamar mereka. Ia merebahkan Emma di ranjangnya.

"Tuan ..." Emma mulai merasa takut.

James mendekatkan tubuhnya ke tubuh Emma. Ia menginginkan Emma.

"Tuan ... Jangan ... Kita harus menunggu sampai kita menikah. Aku tak ingin melahirkan anak haram."

"Apa kau lupa? Kau sudah pernah aku sentuh sebelumnya." James tak mau menunggu.

"Tuan ... Aku mohon ... Setelah menikah, saya pasti akan melayani Tuan." Emma tak ingin punya hubungan terlarang.

Ponsel James berbunyi. James menjauh dari Emma. Ia menerima panggilan itu. James lalu bergegas keluar.

Emma merasa lega untuk saat ini. Tetapi jika James pulang, bagaimana ia bisa bertahan. Ia tak ingin melahirkan anak di luar pernikahannya. Walaupun sebenarnya Nana itu bisa dibilang anak di luar nikah juga.

Emma belum bisa menikah dengan James karena mereka masih harus menunggu beberapa bulan lagi setelah perceraian Emma.

Dalam posisi berbaring Emma menatap langit langit kamarnya. Ia memikirkan cara bagaimana tetap menjaga dirinya setelah melihat perilaku kasar dan semena-mena James.

Tidak mungkin ia meminta bantuan pelayan karena pelayan tidak mungkin membantunya secara James itu tuan mereka.

Emma berjalan menuju ke kamar Nana. Ia ingin membawa kabur Nana dari rumah ini. Ia ingin bertemu Tris dan Rara.

Rara ... Mama kangen Rara.

Malam hari itu James datang. Ia melanjutkan apa yang tertunda siang tadi. Ia tak ingin penolakan.

Tubuh Emma memberontak tetapi gagal. Tenaganya kalah besar dari James. James mulai memasuki dirinya.

Yang ada hanya rasa kesakitan. Saat penyiksaan itu berakhir. Emma pingsan. Ada darah mengalir dari bagian bawahnya.

Dokter segera dipanggil untuk memeriksa Emma.

"Tuan ... Sepertinya nyonya hamil."

Emma mengandung anak Tris.

Terpopuler

Comments

Alice Shan

Alice Shan

busett seru nih ceritanya 😂

2023-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!