****
Aurin berlari menuju ke rumahnya sambil menangis. Ia sakit hati tentang perkataan Bintang di sekolah tadi pagi.
"Lo jahat, Bintang!" lirih Aurin.
"Kenapa lo harus masuk ke kehidupan gue." Aurin terduduk di aspal sambil menangis.
Pukul menunjukkan 19.20 WIB. Aurin terduduk di meja belajarnya sambil menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.
"Gue gak bakal tinggal diam," ujarnya.
***
Seperti biasa, hari ini Aurin dan teman-temannya sedang berbincang di meja kantin sekolah. Tiba-tiba suara keramaian datang menjuru di semua kantin sekolah.
"Wah ... kamu cantik banget Cindy."
"Emang cocok Cindy jadi ratu di sekolahan ini, mana cantik, baik pula."
"Selamat, ya, Cindy. Cuma kamu lho yang bisa singkirin Aurin."
Begitulah mulut-mulut para siswa ciwik-ciwik.
"Woi, ada apaan tu." Febby berdiri dan melihat segerombol kerumunan.
"Keknya bansos deh," ujar Bianca sambil memakan bakso yang berukuran besar.
"Rin, dia keknya gantiin posisi lo deh," ucap Febby.
"Gak bisa di biarin, yuk kita hajar dia!" tegur Aurin dan mengepalkan tangan ke meja.
Aurin dan teman-temannya pun menghampiri kerumunan itu.
"Eh, hai Kak Aurin!" sapa adkel yang bername-tag Cindy Adzkara sokap.
"Idih, sokap!" sinis Aurin.
"Kenapa? Iri ya sama aku?" tanya Cindy dengan pedenya.
"Lo gak punya urat malu? Atau urat malu lo udah putus? Gak usah sok berkuasa lo di sini, mentang-mentang gue udah tersingkir dan lo seenaknya kek gini!" jelas Aurin dengan nafas yang mengebu-ngebu.
"Tapi, 'kan Kak. Aku gak ngelakuin hal yang salah. Lagian aku tuh cantik, baik gak kayak Kak Aurin yang punya sifat jelek. Suka bully1ng lagi!" sindir Cindy.
Aurin mengepal tangannya dengan kuat. Ingin sekali dirinya menghajar adkel songong satu ini, tapi niatnya ia urungkan karna sedang banyak kerumunan.
"Iya, gak guys? Gue cantik bukan?" teriak Cindy.
"Pasti dong."
"Tentu, ratu sekolah emang cantik. Gak kek Aurin, cantik doang tapi sifatnya jelek!"
"Gue dukung Cindy sih."
Begitulah tanggapan semua siswa membuat Aurin semakin kesal.
Aurin melihat mangkok baksos di atas meja tepat di samping ia berdiri, kemudian ia mengambil mangkok tersebut.
Aurin menatap kedua sahabatnya, dan mereka langsung menggangguk seakan paham niat Aurin.
Aurin mengambil bakso tersebut dan ingin menumpahkannya ke arah Cindy. Namun, Bintang datang dan mencegahnya.
"Gak usah buat keributan di sekolah!" bentak Bintang.
"Tapi, Kak Aurin yang duluan jahatin aku," ucap Cindy dengan sok imut.
"Gak usah sok imut, dasar caper!" tegur Febby.
Bintang mengambil mangkok di tangan Aurin. Aurin tadinya sudah pede Bintang akan menyiram bakso itu ke arah Cindy. Namun, dugaannya salah Bintang malah menyiramkan bakso tersebut ke arah Aurin.
Byurrr!
Satu mangkok bakso lolos tertumpah di baju Aurin. Semua siswa tertawa melihat kejadian itu, lumayan tontonan gratis!
"Puas lo?!" bentak Bintang.
"Aduh, enak gak mandinya?" sindir Cindy.
"Awas lo!" umpat Aurin dengan kesal.
"Lo jahat, gue benc1 sama lo Bintang! BENC1!" tekan Aurin kemudian berlari meninggalkan kerumunan.
"Emang dasar lo gak punya urat malu, semoga di beri hidayah, ya. Cindy." Febby dan Bianca menatap sinis ke arah Cindy.
"Aurin!" teriak Bianca dan Febby sambil mengejar Aurin.
'Udah berapa kali gue buat Aurin nangis? Jahat banget ya gue?' batin Bintang bertanya-tanya.
***
"Hiks ... hiks," tangis Aurin saat berada di kelas.
"Jangan nangis lagi, Rin. Kita juga ikutan sedih lho," ucap Bianca menenangkan Aurin.
"Dunia emang jahat, Rin." Febby mengusap kepala Aurin agar Aurin tenang.
'Gue benc1 Bintang!' batin Aurin.
Kini kelas 12 IPA A sedang olahraga di luar, mereka berolahraga bersama dengan kelas 11 IPA B
"Baiklah anak-anak, Bapak akan absen terlebih dahulu, ya." Semuanya menganggukin perkataan Pak Tono-Guru penjas.
"Alexxa Kanaya Smith."
"Hadir, Pak."
"Aurin Revangga."
"Saya, Pak."
"Hadir, Pak."
"Bianca Tamarin Adhelia."
"Saya, Pak."
"Bintang Aresh Pradita."
"Hadir, Pak."
"Bima Saputra."
"Izin, Pak."
"Devani Fayira."
"Aku, Pak."
Dan lain sebagainya.
Setelah beberapa menit absen, akhirnya mereka memulai materi.
"Baik anak-anak, hari ini kita akan lari keliling lapangan 10 putaran selama 10 menit," jelas Pak Tono.
"Baik, Pak."
Pluit di tiup, semua siswa pun mulai berlari keliling lapangan.
"Liat deh, Kak Bintang ganteng banget!"
"Semangat Kak Bintang!"
"Aku padamu Kak Bintang, semangat ya!"
Begitulah sorakan cewek-cewek kelas 11 IPA A
"Kak Bintang emang ganteng, liat rambutnya toel-toel!" ujar Cindy sambil berkipas.
"Emang cocok dia buat lo, Cin." Seorang gadis memberikan jempol ke arah Cindy yang bernam-tag Nataylia Adriana.
"Ya, jelas dong ratu sekolah gitu lho!" ujar seorang gadis yang bernam-tag Aluna Salsabilla.
"Liat aja, gue bakal singikirin Aurin," ucap Cindy.
HAPPY READING
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments