Ketua Osis Galak
*****
Pagi yang cerah, tepat di hari Senin, hari yang paling menyebalkan bagi semua pelajar. Karna di hari itu semua sekolah akan mengadakan acara rutin setiap hari Senin, yaitu upacara.
Mau tanya, siapa sih yang suka sama upacara? Mendengarnya saja sudah mengeluh untuk berdiri selama sekitar 20 menit di tengah lapangan yang panas.
07.27 WIB Aurin Revangga melirik jam bewarna coklat di tangannya dengan raut wajah yang panik.
"Gara-gara nonton anime semalam sampai bergadang, gue jadi bangun kesiangan. Ini juga bik Ningsih gak bangunin!" oceh Aurin sembari berlari menuju sekolah.
"Pak satpam, jangan tutup dulu!" teriak Aurin dari kejauhan.
"Haduh, Non Aurin telat lagi," ujar Pak satpam dan menepuk dahinya sendiri.
"Ini ada Coffe buat Bapak, tapi bukain gerbangnya buat Aurin, ya." Aurin menyerahkan segelas Coffe kepada Pak satpam sambil memohon agar gerbang di buka.
"Duh, gimana, ya." Pak satpam tersebut hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
"Pak, kata mama saya. Rezeki gak boleh di tolak," ucap Aurin membenarkan.
"Iya, juga ya. Sini Coffe nya," Pak satpam pun membukakkan gerbang. Kemudian Aurin masuk dan berlari dengan cepat.
"I love you, Pak!" teriak Aurin sembari memberikan tangan bentuk love ke arah Pak satpam. Sedangkan yang di teriakin hanya cengegesan tidak jelas.
Semua siswa kini sudah berbaris rapi di tengah lapangan, upacara sudah di mulai sejak dari tadi. Aurin berjalan mengendap-ngendap menuju kelas, dan ....
"Itu yang baru datang, sini maju ke depan!" Suara lantang tersebut berasal dari guru killer yaitu-Pak Wisnu.
"Bus3t! Kok bisa ketahuan, haduh gimana nih." Aurin mengigit kuku-kukunya dengan gemetar dan berjalan ke arah lapangan.
Banyak pasang mata yang menatap Aurin. Semua anak cewek menggibahkan Aurin dan berbisik-bisik sambil menatap Aurin.
"Yhahah telat, Rin liat simi!" Suara teriakan itu berasal dari sahabat Aurin yang bername-tag Bianca Tamara Adhelia dan Febby Lumina.
Aurin yang mendengar teriak itu pun langsung menoleh, dan ....
Cekrek!
"Hahahah!" Tawa Bianca dan Febby saat melihat aib Aurin.
Aurin menatap mereka dengan tatapan tajam. Ingin sekali dirinya mencakar wajah sahabat l4knatnya itu.
Pak Wisnu berjalan ke arah Aurin dengan tatapan yang marah. "Kenapa terlambat, Aurin?" tanya Pak Wisnu.
"Macet, Pak." Aurin menjawab dengan cengengesan dan manggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
"Macet kamu bilang? Perasaan kaamu jalan kaki, kok bisa macet?" Aurin membulatkan matanya dengan sempurna. Bagaimana dia bisa tahu? Apa jangan-jangan Pak Wisnu mata-mata dia!? Tamatlah wirayatmu Aurin!
"Eum, a--anu Pa--pak," jawab Aurin terbata-bata.
"JAWAB!" bentak Pak Wisnu membuat Aurin terkejut.
"Saya bangun kesiangan, Pak!" jawab Aurin dengan gagap, dan suara agak meninggi.
"Huhh! Huhhh!" sorak semua siswa.
"Semuanya diam!" teriak Pak Wisnu membuat lapangan yang tadinya berisik, sekarang sepi layaknya kuburan.
"Selesai upacara, kamu bersihin WC perempuan!" perintah Pak Wisnu.
"Iya, Pak," jawab Aurin.
"Nyenye, laki doang tapi mulut kek wanita," bisik Aurin sambil mengejek.
Upacara pun selesai, semua siswa berhamburan menuju kelas. Tetapi tidak dengan Aurin, dia masih setia menunggu di lapangan sambil hormat kepada tiang bendara.
"Rin, kita ke kelas duluan, ya." Bianca dan Febby menghampiri Aurin, dan Aurin hanya mengangguk.
"Kalo lo mau pingsan panggil kita aja," ujar Febby.
"Yoi," jawab Aurin.
Setelah beberapa menit bediri, seorang lelaki ber-rompi OSIS itu menghampiri Aurin.
"Ikut gue ke WC. Lo harus bersihin WC kata pak Wisnu," ucapnya dengan datar.
'Bintang Aresh Pradita,' ujar Aurin membatin sambil melihat name-tag Ketos itu.
"Iya-iya," Aurin berjalan menuju WC sambil menghentakkan kakinya.
Tak lama kemudian, ia pun sampai ke WC perempuan. Aurin langsung menutup hidungnya karna WC itu benar-benar bau!
"Huek, bau! Siapa yang berak di sini," ucap Aurin dengan kesal.
"Udah, gak usah protes, nih. Cepat lo bersihin dan lo bisa masuk ke kelas," Bintang pun memberikan sikat WC dan ember kepada Aurin.
"Iya-iya, bawel amat!" gerutu Aurin.
Beberapa menit kemudian.
"Akhirnya beres juga, dan gue bisa langsung masuk ke kelas deh." Aurin mengunci pintu WC kemudian ia berjalan menuju kelasnya. Saat di perjalanan, ia melihat Bintang yang tengah berdiri di dekat taman bunga.
"Udah selesai?" tanya Bintang dan Aurin mengangguk.
"Lo sapuin daun-daun ini!" perintah Bintang.
Hah? Barusan dia selesai bersihin WC yang sangat bau bak tempat pembuangan sampah. Dan sekarang, ia malah di suruh menyapu halaman sekolah? Di kira b4bu apa!?
"Lo pikir gue b4bu lo!?" kesal Aurin dan menunjuk Bintang.
"Udah, lo cepatan beresin ini semua," ujar Bintang.
"Ck. T4i!" umpat Aurin kesal dan mengambil sapu yang tergeletak di tanah itu.
"Yang bersih," ucap Bintang.
"Ya!" jawab Aurin singkat.
Kring! Kring!
Bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi sudah kerocongan minta di isi.
"Hai, Rin!" sapa Bianca dan Febby kepada Aurin.
"Lo kenapa gak masuk kelas?" tanya Bianca.
"Gue di hukum sama ketos galak itu! Mentang-mentang dia ketos, seenaknya aja dia nyuruh-nyuruh gue kek b4bu. Kesal banget gue sumpah, pengen banget gue cakar-cakar tu muka!" oceh Aurin yang tak sadar, bahwa orang yang ia bicarakan tadi berdiri tepat di belakangnya.
"Rin, itu." Febby memberikan kode. Namun, Aurin yang kelelahan ia tidak peka.
"Apaan dah tunjuk-tunjuk," tegur Aurin sembari meminum botol aqua.
"Astaghfirullah, di belakang lo Aurin," ucap Bianca dan Febby serempak.
Aurin melihat ke belakangnya, dan ia hanya cengegesan saat mengetahui makhluk yang di maksud teman-temannya itu.
"Hehe, ketos galak," ucap Aurin cengegesan.
"Lo di panggil buk April ke ruangannya," Bintang mengatakan itu kemudian ia berjalan lebih dahulu.
"Gu--gue?" tunjuk Aurin kepada dirinya sendiri.
"Iya!" jawab Bianca dan Febby.
Aurin bangkit dari duduknya dan menyusul Bintang. Ia bingung kenapa di panggil oleh guru BK, apa mungkin ketos galak itu memberitahu buk April bahwa dia tadi terlambat? Oh tidak, jangan sampai itu terjadi. Ketos galak awas aja!
Aurin memasuki ruang BK. Di sana sudah ada Bintang dan Bu April yang sedang duduk di sofa panjang bermotif bunga dengan warna biru tua yang mencolok.
"Silahkan duduk, Aurin." Aurin hanya mengangguk, kemudian ia duduk di dekat Bintang.
"Nilai IPA kamu kecil, Aurin. Kita minggu depan udah mulai ujian semester 1 Ibu kasih kesempatan sama kamu buat perbaiki nilai kamu." Aurin hanya mengangguk dan menanggapi dengan senyuman tipis.
***
HAPPY READING
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
ADE YAHYA
baru mampir...dah kasih hadiah sama like...vote lagi gak punya😄
semangat berkarya🙏
2022-12-17
0