Waktu terus berlalu, kota jakarta masih tetap dengan segala keramaiannya, mobil sport berwarna merah melaju kencang dari arah bandung menuju Jakarta, tampa sadar dari kejauhan sebuah motor melaju dengan cepat hingga
"Sittttttkrkktkr" Mobil menjadi tak terkendali hingga kemudian menabrak trotoar jalan, untung saja ia dapat kembali memegang kendali mobil ini dan jika tidak maka mungkin yang tersisa hanya tinggal sebuah nama saja
"Tok tok" Kaca mobil di ketok oleh seorang yang menggunakan helem, perlahan kaca mobil menurun menampilkan seorang pemuda tampan yang di baluti stelan jas berwarna hitam.
"Orang kaya Turun lo" Ucap keysa sembari terus mengetok kaca mobil, kaca mobil kembali di naikan dan si pengemudi turun dari mobil dengan pelan
"Lain kali jangan ngebut ngebutan di jalan, bisa bisa orang yang akan celaka karena kecerobohan anda" Ucap si pria dengan nada datar dan tangan tegasnya perlahan mulai bergerak membuka kaca matanya, menyadarkan tubuhnya dengan angkuh, dengan tangan yang sudah menyilang di dada
"Lo ngak usah ceramahin gue, lagian lo yang salah mau sok soan mau nasehatin lagi, ini itu tikungan kenapa lo main ngambil jalan gue, dan satu lagi selama ini gue ngebut ngebut ngak ada tuh korban, seharusnya ucapan itu buat lo, kalo ngak bisa nyetir mendingan ngak usah bawa mobil, bobok aja tuh di dalam rumah" Ucap keysa menyilang akan kedua tangannya di dada berdiri dengan gaya tak kalah angkuhnya dengan pria tampan di depannya ini, enak saja, pria ini berani menujukan wajah angkuh itu, ia jelas tak mau kalah dengan pria menyebalkan ini
"Eh anda dapat melihat jika mobil saya lecet" Ucap pria itu menunjuk ke arah mobil yang menabrak trotoar
"Cuma lecet doang kan, ngak sampe benyok, ban nya aja masih di sana, belom jalan duluan, lagian trik lo itu terlalu murahan" Ucap Keysa dengan nada kesal, bagai mana tidak pria menyebalkan ini bahkan mementingkan mobilnya dari pada nyawa
"Saya tidak mau tau, anda telah membuat mobil saya lecet dan anda harus bertanggung jawab, apakah anda tau, perilaku anda yang ugal ugalan hampir saja membuat saya kehilangan nyawa" Ucap si pria dengan nada datar dan hanya mendapatkan decihan dari keysa
"Udah gue bilang, trik murahan lo itu ngak mempan sama gue, lebih baik lo belajar nyetir lagi ya, lagian gue juga ngak salah, Tampa ganteng malah suka gibulin orang" Ucap keysa beranjak menaiki motornya dan setelahnya segera meninggalkan tempat kejadian, untung sajak ia pembalap terhebat di geng motor yang di beri nama Black Roses. Selain sebagai pembalap terhebat ia juga ketua geng motor yang cukup memiliki reputasi di kota jakarta ini, sela waktu 2 jam akhirnya keysa sudah berada di depan pintu rumah nenek nya, seperti yang kalian ketahui keysa adalah pembalap hebat, jadi bandung jakarta tidak begitu jauh darinya.
"Teh keysa, masuk atuh teh" Ucap asih sambil membantu keysa membawa tasnya untuk segera memasuki rumah, sudah lama ia tak ke sini, sudah lama ia tak bermain ke Bandung
"Nenek mana" Ucap keysa meletakan tasnya di sofa dan setelahnya duduk dengan nyaman di sana
"Nenek masih di kebun teh, padahal sudah saya larang, tapi kata nenek ia ingin menghirup udara segar, oh iya atuh teh, teteh istirahat saja, saya mau ke kebun dulu" Ucap Asih dengan nada pelan sembari meletakan gelas dan air ke atas meja, dan setelahnya ia kembali menggunakan capingnya
"Lo mau kemana?" Ucap Keysa sembari menuangkan air kedalam gelas dan meneguknya secara perlahan
"Ah saya mau ke perkebunan teh" Ucap asih dengan nada pelan
"Gue ikut" Ucap keysa meletakan gelas dan dengan cepat kembali mengenakan jaket
"Bukan nya teteh capek, lebih baik teteh Istirahat saja dulu, setelah itu baru keliling keliling kampung, udah lama juga kan teteh ngak ke Bandung" Ucap asih dengan nada pelan, usianya dengan Keysa memang tak beranjak jauh, dan lagi keduanya sudah berteman sedari muda, hanya karena Keysa jarang ke bandung membuat mereka merasa sedikit canggung selama mengambil sikap
"Gue ngak capek, pokonya gue mau ikut" Ucap keysa pelan sembari mengenakan kembali jaketnya, Asih hanya diam tak kuasa menahan keinginan cucu pemilik kebun teh ini
"Ya sudah atuh teh, ayok" Ucap asih, kini keduanya berjalan beriringan menuju sebuah pengunungan, hamparan teh yang luas terlihat begitu indah di tambah dengan segarnya udara pedesaan.
Keysa tersenyum melihat ke arah sebuah pohon besar yang terdapat ayunan di bawahnya, dan entah kenapa ia malah kembali teringat tentang seorang teman di masa lalu, saat seorang bocah laki laki yang menolongnya karena di jahili oleh anak anak desa, seorang bocah laki laki yang berhasil menguatkannya di saat ia berada di titik paling rapuh, sosok yang bahkan selalu menjadi penyelamatnya dalam setiap masalah, Sayang sekali saat itu keysa terlalu kecil untuk mengingat nama bahkan wajah teman masa kecilnya itu.
"Aaaaa" Ucap Keysa menarik nafas lega, udara pedesaan sangat segar, berbeda dengan jakarta yang selalu di penuhi oleh polusi
"Nenek" Ucap Keysa memeluk tubuh nek tantri dengan begitu erat
"Kamu siapa?" Ucap nek Tantri dengan nada pelan
"Nenek, masak ia nenek lupa sama cucu sendiri" rengek Keysa pelan
"Sudah berapa lama kau tak menjenguk nenek bocah kecil" Ucap nek tantri dengan kekehan pelan
"Maafkan key nek, begitu banyak hal yang ahrus di lakukan membuat Keysa bahkan haru menghabiskan waktu dengan buku buku itu" Ucap Keysa pelan
"Jadi maafkan key ya nek"
"Cucu nenek udah tumbuh dewasa, dan begitu cantik, mana mungkin nenek tega marah terlalu lama dengan mu cantik" Ucap nek tantri mencium pucuk kepala cucunya yang sudah hampir 2 tahun ini tak mengunjungi nya
"Ah nenek, kenapa nenek masih di luar, tante Mimi bilang nenek ngak boleh kecapean" Ucap Keysa yang kini berjalan pelan kembali ke rumah
"Nenek bosan di rumah trus, lagi pula nenek cuma ngeliatin aja" Ucap nek tantri "hm ya sudah kamu istirahat dulu, perjalanan mu pasti melelahkan, nenek ke dapur dulu masakin makanan kesukaan kamu" Ucap wanita tua itu tersenyum lebar pada cucunya.
Keysa hanya menggunakan kepalanya, mengambil ransel yang di tinggalkan nya di sofa, kini langkah kembali membawa keduanya sibuk dengan aktifitas masing masing
"Ckrek kk" Gang Pintu kini perlahan terbuka menampilkan kamar minimalis yang di terlihat rapi dan terawat itu, keysa merebahkan tabuhnya di kasur yang empuk, walau jakarta dan bandung tak terlalu jauh, namun bohong jika keysa merasa tidak lelah, belum lagi tugas yang harus ia selesaikan agar dapat izin dari pihak kampus.
Setelah memejamkan mata kurang lebih 15 menit, keysa beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Nenek" Ucap keysa memeluk nek tantri yang kini terlihat sibuk menata makanan di meja
"Makan dulu, setelah itu temani asih ke pasar" Ucap nek tantri dengan pelan, beberapa belanja sudah habis, dan bukankah akan lebih baik menyuruh Keysa ke pasar, setidaknya ia dapat berkeliling dan menikmati udara pedesaan yang begitu Astri, bagai mana pun ia tau bahwa hidup di kota bukanlah hal yang mudah, terlebih begitu banyak polusi dan padatnya manusia yang beraktivitas di sana
"Hmm siap nek, nanti kasih list nya aja biar ngak kelupaan" Ucap keysa sembari duduk di salah satu kursi di meja makan, dan perlahan menatap makanan enak yang sudah di buat neneknya
"Enak? " Ucap nek tantri tersenyum dan perlahan menyantap makanannya yang di makan dengan begitu lahap oleh keysa
"Masakan nenek selalu enak sama persis dengan masakan.." Ucapan keysa terhenti wajah ceria itu seketika menjadi sendu
"Ahhh keysa jadi rindu sama mama" Ucap Keysa kembali tersenyum menatap neneknya dan melanjutkan acara makannya.
Hari sudah beranjak sore keysa masih sibuk dengan dunianya sendiri, sejak selesai makan keysa kembali ke kamar dan menatap album dimana, keysa kecil tersenyum dengan gembira dengan papa yang mengajar nya bermain bola dan mama yang selalu menyemangatinya, bocah yang bahkan meninggalkan begitu banyak pertanyaan di hatinya, mengapa bocah laki laki itu tiba tiba meninggalkan desa, bahkan menghilang begitu saja, namun sedari seulas Senyum bahkan tak pernah pergi dari wajah cantik keysa, dan di selingi dengan air mata yang masih setia mengalir di pipi halus nya,
"Tok tok" Suara ketukan pintu mengejutkan keysa, keysa menepis air mata nya dan berjalan pelan menuju pintu
"Kamu nangis key?, Kenapa?, Apa yang salah, siapa tahu nenek bisa mengurangi beban mu" Ucap nek tantri saat pintu terbuka, ia sudah di suguhi wajah sembab cucu cantiknya ini
"Ngak kok nek, keysa cuma liat liat poto lama" Ucap keysa
"Hmm ya sudah, lebih baik kamu cuci muka dulu, habis itu turun asih udah di bawah noh" Ucap nek tantri, berjalan pelan meninggalkan kamar keysa
Setelah kepergian neneknya, keysa berjalan pelan menuju kamar mandi, tak lama kemudian keysa keluar, mengambil jaket coklat kesayangan nya dan berjalan pelan turun menemui asih
"Ayo, tapi habis ke pasar kita Jalan jalan dulu ya" Ucap keysa tersenyum ke arah asih, sebenarnya asih bukan hanya seorang anak pembantu di rumah ini tapi asih adalah teman keysa dari kecil, keduanya tumbuh bersama
"Baik atuh teh" Ucap asih tersenyum, keduanya berjalan pelan meninggal aja rumah,
"Gimana, kerjaan lo,?" Ucap keysa memulai pembicaraan setelah hening cukup lama,
"Ya saya di angkat jadi karyawan di pabrik teh nya nek tantri" Ucap asih langkah keduanya masih terus menyusuri pedesaan, keduanya sengaja tidak menggunakan motor atau pun mobil, keysa beralasan kalo ia rindu dengan suasana pedesaan dan memilih untuk berjalan kaki
"Oo, lo kuliah?" Ucap keysa
Sebelum menjawab asih tersenyum kecil "Tamat SMA pun saya sudah sangat bersyukur atuh teh, saya cukup tau diri"
"Lo masih aja canggung sama gue" Ucap keysa tersenyum, dari kejauhan keramaian sudah terlihat pertanda sebentar lagi keduanya sampai di pasar.
Beberapa jam sudah berlalu, proses pembelanjaan pun sudah selesai keduanya berjalan dengan riang kembali ke rumah, tak jarang keduanya tertawa lepas mengingat masa lalu mereka. Keduanya terhenti saat berada tak jauh dari sebuah pohon.
"Ah asih jadi ingat sama akang kasep, setiap liat pohon itu" Ucap asih dengan nada ringan
"Hmm, kira kira kita bisa main bareng lagi ngak ya?" Ucap keysa tampa sadar keduanya mendekati pohon itu
"Lihat, ayunan dan rumah pohon ini masih berdiri kokoh, sama persis waktu kita masih kecil dulu" Ucap asih perlahan duduk di ayunan
"Yah, sayang kan kalo tempat sebagus ini di sia sia ini, lagian kalo saya kesal pusing, ribut sama abah asih selalu nenangin diri di sini" Ucap asih lagi
Kini keysa beranjak menuju tangga dan perlahan menaiki tangga dan kini keduanya sudah berada di rumah pohon, kebun teh terlihat begitu luas dengan hamparan teh di segala sisi, para pekerja kini sudah bejalan beriringan meninggalkan kebun pertanda jam kerja sudah berlalu, langit kini berubah menjadi kejinggan mata hari pun kini terlihat mulai bersembunyi di balik bukit.
"Ayok kita pulang atuh teh" Ucap asih
Keysa hanya menggunakan kepalanya, seketika ia tidak menjadi diri nya di sini, suasana pedesaan begitu tentram untuk hati keysa yang sepertinya sudah terbiasa dengan kerasnya kehidupan di kota, keysa melepaskan segala beban yang ia pikul, melupakan segala kesedihan di balik harta yang berlimpah, walaupun papa nya selalu memberikan kasih sayang yang cukup tapi tetap saja keysa butuh seorang papa di sampingnya, tapi itu tidak akan pernah di dapatinya, sejak kecil keysa hidup dengan pembantu, Roby Wijaya hanya pulang beberapa hari dalam dua sampe tiga bulan, terkadang Roby hanya tinggal beberapa jam untuk merayakan ulang tahun keysa, setelah itu ia akan kembali ke luar negri dan kembali sibuk dengan segala urusan bisnisnya....
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments