Bab 4

5 Tahun kemudian.

"Bundaaa"

Teriak seorang bocah laki-laki yang baru saja pulang dari les, dia lalu menghampiri sang Bunda yang sedang berkutat di dapur.

"Hai anak tampan Bunda, baru pulang?"

Sebuah pertanyaan di lontarkan wanita cantik tersebut pada putra tampan nya.

"Iya Bunda, Alash ikut pulang sama Mommy Gina" jawab nya dengan memeluk sang Bunda erat.

"Sudah ucapkan terimakasih?" tanya nya lagi.

Bocah yang bernama Arash pun menganggukan kepala dengan wajah tersenyum nya.

Dia lalu pergi ke kamar nya sendiri untuk mengganti pakaian, sedangkan sang Bunda baru selesai memasak untuk makan malam.

Setelah selesai menata nya, wanita tersebut menghampiri Art yang baru saja tiba dari supermarket.

"Bi, makan saja dulu nanti baru bereskan belanjaannya" ucap nya dengan ramah.

"Baik Bu Lira" balas sang Art dengan patuh.

Ya, wanita tersebut adalah Alira dan Arash adalah Putra nya yang beberapa bulan lagi akan genap 5 tahun umur nya.

Alira tinggal di Rumah yang hasil kerja keras nya selama ini bekerja, banyak caci maki, hinaan dan masih banyak lagi yang dia terima saat kandungannya usia 5 bulan.

Hingga saat usia kandungan nya 7 bulan, Alira di pindah tugaskan ke Perusahaan Lexi pusat yang ada di Medan. Dia dengan senang hati menerima nya dan pergi kembali menjauh dari jangkauan keluarga.

Apa mereka mencari Alira?

Entahlah, Alira sudah mencoba berdamai dengan masalalu nya hingga saat ini dia hidup bahagia dan tenang bersama sang Putra.

*

Makan siang pun di mulai saat Alira sudah selesai membersihkam tubuh nya.

Arash dengan cepat duduk di hadapan sang Bunda dan menyodorkan piring kosong pada Bunda nya.

Dengan senang hati Alira menerima dan mulai mengisi nya dengan berbagai menu makanan.

"Berdo'a dulu"

Tegur Alira saat melihat sang Putra yang sudah akan melahap makanan di hadapan nya.

'Hehehe'

Cengiran khas anak-anak pun Arash perlihatkan pada Bunda nya.

Lalu keduanya memulai makan dengan hening, Alira mengajarkan Arash agar tak berbicara saat sesi makan.

Beberapa saat kemudian, Alira dan Arash sudah menyelesaikan acara makan siang nya.

Kemudian Alira mengajak Arash untuk duduk santai di halaman depan bersama dengan Bi Iyem.

"Bibi"

Lengkingan suara Arash mengagetkan Bi Iyem yang sedang duduk di kursi taman tersebut.

"Den kalau manggil gak bisa pelan apa" gerutu Bi Iyem dengan menggelitiki tubuh mungil Arash.

"Hehe maaf Bibi" ucap Arash dengan menggemaskan.

Bi Iyem mengangguk dan menyuruh Arash duduk, namun anak tersebut menggelengkan kepala dan malah mengambil sepeda milik nya.

Alira duduk di samping Bi Iyem, dia menyimpan minuman serta camilan untuk menemani mereka menjaga Arash.

"Bi, besok aku akan pulang terlambat karena Bos besar di perusahaan akan datang"

Penjelasan Alira hanya mendapatkan anggukan saja dari Bi Iyem, dia dengan senang hati akan menjaga Arash dengan baik.

"Biar besok Bibi yang nganter dan nunggu Den Arash, ya" izin Bi Iyem dengan penuh harap.

Alira terkekeh, memang Alira melarang Bi Iyem mengantarkan Arash sekolah karena kasihan.

Tetapi, saat ini dia hanya bisa mengangguk dan memberikan izin.

"Boleh, asal Bibi bawa bekal agak banyak, agar Bibi juga bisa makan bersama Arash dan sopir taxi biasa nya akan saya beritahu nanti" balas Alira.

Bi Iyem mengangguk dengan antusias,

Lalu keduanya pun terlibat obrolan ringan dengan masih memantau Arash yang masih asyik main sepeda.

Hosh.

Hosh.

"Bunda, haus"

"Minum yang segel dong"

Pinta Arash dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlari saat mendekati Bunda serta Bibi.

Alira memberikan minuman untuk Arash, namun sebelum itu ia juga menyuruh nya untuk duduk lebih dulu.

Lalu Alira mengajak Arash untuk masuk ke dalam Rumah, hari sudah menjelang Sore dan Arash sudah harus mandi.

*

Arash terlelap setelah selesai membersihkan diri nya, dia terlelap dengan wajah damai dan juga terlihat sangat tampan.

'*Sudah 5 tahun berlalu, namun aku masih belum tau siapa Ayah kamu Nak. Maafkan Bunda, karena Bunda tidak bisa memberikan jawaban kala kamu selalu menanyakan tentang Ayah mu'

'Sudah selama ini juga, kakek dan nenek mu tak pernah mencari Bunda.

Apa Bunda sehina dan sebenci itukah mereka pada Bunda*'

Tes.

Air mata Alira kembali menetes, dia merindukan Bunda nya.

Bahkan saat ia melahirkan hanya di temani oleh Bi Iyem, dia yang memberikan kekuatan serta ketabahan pada Alira.

"Bunda, Ayah, Alira rindu"

Lirih Alira sebelum dia ikut serta memejamkan mata nya bersama dengan sang Putra.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ke esokan pagi nya, Alira sudah berangkat lebih dulu dan sangat pagi.

Sedangkan Arash dan Bi Iyem sudah di tunggu oleh sopir taxi yang sudah biasa mengantar jemput Arash sekolah.

Alira melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, dia sengaja berangkat pagi agar bisa memeriksa para karyawan untuk penyambutan sang CEO yang baru saja kembali dari Amerika.

Hingga tanpa terasa, mobil yang Alira kendarai pun tiba di gedung tinggi dan terkenal tersebut.

Lexi-Group.

Alira masuk dengan langkah yang begitu elegant dan penuh wibawa,

Dia melihat dan memberi masukan pada karyawan lain agar semua perfect saat penyambutan tadi.

"Bu, tolong cek ruangan CEO dulu"

Ucap seorang wanita yang menghentikan langkah kaki Alira.

"Baik, kamu bergabung dengan mereka duluan" balas Alira ramah.

Alira lalu masuk kembali ke dalam lift, memang jabatan dia disana terbilang sangat di segani.

Awal masuk, dia sudah menjabat sebagai manager dan sekarang dia di percaya untuk memjadi wakil CEO karena kinerja dalam kerja nya bagus dan kepintaran Alira selalu di acungi jempol oleh klien mereka.

Selesai memeriksa ruangan sang atasan, Alina kembali turun karena sekertaris nya sudah memberitahu bahwa sang atasan sudah hampir sampai.

*

Dan disinilah Alira, berdiri dengan penuh wibawa di jajaran paling depan dalam menyambut sang atasan.

'Huh tenang Lira'

Beberapa kali Alira membuang nafas agar tidak gugup, selama berkerja disana dia belum pernah bertemu dengan beliau dan bahkan saat pengangkatan jabatan dirinya pun sang atasan tidak bisa hadir.

Ckit.

Bunyi decit rem mobil mewah pun berhenti tepat di depan loby perusahaan.

Dengan sigap, penjaga pun membuka pintu belakang mobil tersebut.

Tampan.

Satu kata yang dapat Alira dan yang lainnya katakan saat melihat sosok sang CEO.

Lalu, sang CEO melangkah mendekati beberap jajaran petinggi perusahaan.

Dan, sampailah langkah nya di hadapan Alira.

Sang CEO langsung membuka kacamata hitam nya dan memandangi Alira dengan seksama.

"Dia Nona Alira Sera, wakil anda"

Jelas sang Asisten tersebut dengan tanpa ekspresi.

Deg.

Deg.

'Dia'

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah kan.. kalo Alira mungkin gak kenal sama dia,, Tapi dia yg menjelajahi tubuh Alira mlm itu tak mungkin dia lupa sosok Alira..

2023-04-06

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

CEO yg baru kembali dr Amrik?? Apakah ini ayah biologis nya Arash??

2023-04-06

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Astaga sudah 5 tahun aja?? mana tuh lelaki yg menghamili nya mlm itu,gak nertanggung jawab banget,sebelum pergi dr kamar hotel itu katanya akan kembali,tapi nyata nya,Udah 5 tahin juga tp gak ketemu??!

2023-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!