Bab 3

2 bulan berlalu setelah ke pergian Alira dari Surabaya, lebih tepat nya dari lingkungan keluarga nya.

Dan hari ini, adalah hari dimana perayaan wisuda untuk Fila yang memang keluarga tersebut lebih suka pesta.

Ayah Wira dan Bunda Nisa pun datang kesana dengan membawa hadiah, namun entah kenapa pandangan Bunda Nisa selalu tertuju pada Fila yang seolah bahagia setelah kepergian Putri nya.

'Mungkin hanya perasaan ku saja'

Bunda Nisa mengsugesti diri nya agar tidak mempunyai pikiran kotor ataupun negative.

Hampir para tamu sudah kembali pulang, karena acara nya hanya sekedar makan-makan saja.

Disana hanya tinggal beberapa sanak saudara dan para sepupu Fila.

"Ehemm, katanya Fila lulusan terbaik? Tapi kenapa tidak ada berita nya dan malah berita Alira yang masih setia?" celetuk Fani, sepupu dekat Alira.

Fila menatap tak suka pada Fani, dia lalu menunjukan nilai nya yang tinggi menurut nya.

'Hahahha'

Dan, semakin geram lah Fila saat Fani dan yang lainnya menertawakan nilai Fila.

"Hei kenapa malah tertawa?"

Sebuah teguran dari Ayah Fila tak urung membuat mereka menghentikan tawa nya.

"Kau bilang itu nilai tinggi? Mimpi kau Fila, dimana-mana nilai tinggi itu dengan IPK 4,00 yang sama seperti Alira" celetuk salah satu dari keluarga Fila.

Brak.

"Diam kalian, ini juga sudah tinggi dengan IPK 2,99" bentak Ayah Fila tak terima.

Fani sama sekali tidak takut, dia malah menatap sang Paman dengan penuh tantangan.

"Wow amazing, berarti universitas terbaik di Kota ini begitu baik"

Bukan ucapan, melainkan ejekan yang Fani lontarkan akan Fila dan keluarga nya.

Sedangkan yang lain hanya memilih diam saja dan memperhatikan apa yang ada di hadapan mereka.

"Apa guna nya kau membela wanita kotor itu? Dia itu hanya aib bagi keluarga kita"

Deg.

Celetukan Fila mampu membuat Bunda Nisa dan Fani begitu marah, bahkan Bunda Nisa pun sampai berdiri dari duduk nya.

"Bun, ayo pulang" ajak Ayah Wira dengan sedikit menyeret lengan sang Istri.

Huh.

Bunda Nisa hanya mendengus dan pergi dengan mendahului sang Suami setelah menghentakan tangan nya.

Sedangkan Fina, dia menatap Fila dengan sengit.

"Kau Iri ya pada Alira?" tanya Fani dengan berusaha santai.

Heh.

"Cih, apa yang harus gue iriin sama dia. Bahkan dia itu sangat jijik" jawab Fila.

"Lalu untuk apa terus membahas Alira? Dan kenapa lo marah saat oranglain bandingin lo sama dia, so lo itu masih jauh di bawah dari Alira"

Ucapan Fani kali ini lebih tegas, lalu setelah nya dia pergi pulang bersama dengan kedua orangtua nya.

"Ingat Paman, jangan terlalu memanjakan anak karena nanti nya tak akan bisa apapun" celetuk Fani kembali sambil melangkah.

"Jaga mulutmu bocah"

Teriakan Ayah Fila begitu menggema, namun tak membuat Fani dan orangtua nya takut ataupun berhenti melangkah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

-Jakarta, Indonesia.

Malam ini, Alira pulang dengan membawa sekotak nasi dari sisa makan siang yang tak habis setelah acara rapat tadi siang.

Dan dia memutuskan akan membawa nya yang nanti nya bisa di makan di Rumah.

Alira berdiri di halte menunggu mobil taxi yang sudah di pesan sejak keluar dari gedung dimana dia bekerja.

Hingga pada akhir nya taxi tersebut pun tiba dan Alira ssgera pulang dari sana.

'Uh lelah sekali'

Alira bergumam seraya mengusap lembut perut nya yang sudah terlihat menyembul.

Ya, Alira hamil akibat malam kelam tersebut. Namun, Alira tak menyalahkan janin nya karena memang tidak salah.

"Kita berjuang bersam ya, Nak" gumam Alira.

Tak berapa lama, Alira sampai di depan Rumah fasilitas dari Perusahaan dia bekerja.

*

"Ah untung tadi aku bawa pulang nasi Box ini, jadi gak perlu masak" lirih Alira sambil membuka nasi nya.

Malam ini dia makan alakadar nya karena memang sedang malas untuk masak.

Badannya cukup lelah karena pekerjaan yang cukup banyak hari ini.

Ya, Alira pergi dari Surabaya langsung ke Kota Jakarta.

Nasib baik berpihak padanya saat baru satu hari disana sudah mendapat panggilan kerja yang memang dia sendiri sudah mengirimkan lamaran kerja nya lewat email.

-Flashback.

Alira menapakan kaki nya di Kota Jakarta, Kota yang sangat asing dan baru dia temui selama hidup nya.

Namun, hal itu tak membuat dia takut ataupun putus asa.

'Selamat datang dan semoga di Kota ini aku bisa mewujudkan cita-cita ku, yaitu sukses dengan berada di atas kaki sendiri'

Alira bermonolog dengan pandangan yang dia edarkan di stasiun.

Kaki Alira melangkah kembali untuk pergi ke tujuan awal nya, yaitu perusahaan Lexi-Group.

Dia akan mencari kost'an di sekitaran sana, karena Alira sudah mengirimkan lamaran kerja ke perusahaan besar itu.

Hingga langkah nya terhenti saat dering ponsel yang di bawa dan sudah mengganti nomor nya.

"Siapa ini" lirih Alira.

Alira langsung saja menjawab panggilan tersebut.

"............"

"Baik Bu" balas Alira dengan penuh semangat.

'Ya Allah terimakasih'

Lirih Alira dengan penuh syukur dan bahagia, baru saja dia mendapatkan kemulutan dan sekarang Allah ganti dengan di terima nya kerja dia di perusahaan yang selalu dia impikan.

Alira tidak jadi mencari kost, dia akan menginap di Hotel untuk malam ini karena esok pagi dia harus sudah ada di perusahaan Lexi.

Langkah Alira seperti ringan, dengan penuh semangat dan bahagia dia pergi ke Hotel yang tak jauh dari perusahaan Lexi.

*

Pagi hari nya, Alira sudah siap dan segera pergi ke perusahaan tersebut.

Dia melupakan segala kemelut, sakit dan kecewa nya untuk menata sebuah masa depan dengan bahagia dan versi nya ssndiri.

Langkah demi langkas Alira selesaikan dan hari itu juga dia di terima menjadi Sekertaris CEO karena berkat kepintarannya.

Hari demi hari Alira lewati dengan penuh semangat, dia tidak memikirkan lagi bagaimana beberapa saat kebelakang dia pernah hancur.

Hingga 3 minggu kemudian Alira merasakan perubahan di sekujur tubuh nya, dan ternyata benar.

Hamil.

Alira sudah menduga hal ini akan terjadi, namun dia tak menyalahkan anak tersebut karena yang salah adalah orang yang telah menjebak nya.

Dan mulai saat itu, Alira membiasakan diri dengan gaya ibu hamil pada umum nya.

Bagaimana dengan oranglain?

Dia mengaku sudah menikah namun sang Suami meninggal dunia 1 bulan setelah mereka melangsungkan pernikahan.

-FlashOff.

Malam ini, Alira begitu merasa rindu akan orangtua nya.

Namun, sampai saat ini dia juga tak menemukan tanda-tanda bahwa orangtua nya mencari akan keberadaan diri nya.

"Sebenci itukah kalian padaku" gumam Alira dengan tatapan begitu kecewa.

"Aku juga tak tau apa yang terjadi, namun kalian tak mau mendengarkan penjelasan apapun dari ku"

Ya, Alira kecewa karena orangtua nya tak mau mendengarkan penjelasan dia terlebih dulu.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh hamil Alira,kasihan sekali..🥲

2023-04-06

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa Alira gak hamil iya setelah kejadian itu??

2023-04-06

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

wkwkwkwk BODOH 2.99 gak ada apa2 nya,minimal 3,5 baru di kira masih ok,, malu maluin aja..

2023-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!