Pendekar Pedang Hitam

Pendekar Pedang Hitam

1 - AWAL MULA KEBENCIAN

"Hei, lihat! Si Hitam itu sedang berlatih pedang!"

Suara Bao Yu terdengar sampai ke telinga Jia Li yang masih melakukan gerakan berpedang yang sama, tiga gerakan saja. Jia Li sedang berlatih gerakan berpedang di hutan buatan Sekte Awan Petir yang merupakan Sekte Aliran Putih-Sekte menengah Kekaisaran Pertama- sangat jarang digunakan sebagai tempat berlatih, akan tetapi Jia Li menggunakan hutan buatan untuk berlatih pedang. Tidak disangka teman seperguruannya menangkap basah Jia Li sedang berlatih.

Anak perempuan berumur 8 tahun itu tersentak, dirinya segera menghentikan latihan dan menyarungkan kembali pedangnya. Dia memalingkan wajah karena kesal, jika sudah berhadapan dengan Si Mulut Pedas Bao Yu, rasanya Jia Li ingin sekali segera pergi. Telinganya terlalu berharga untuk mendengar hinaan dari orang.

Bao Yu dan ketiga temannya memandang rendah Jia Li--walaupun anak perempuan itu adalah anak dari salah satu Tetua Sekte Awan Petir, tetapi hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada sikap yang ditunjukkan terhadap Jia Li.

"Hahaha, dia bahkan tidak bisa melakukan satu jurus! Hanya tiga gerakan yang payah!"

Bao Yu terus tertawa bersama teman-teman seperguruannya, bahkan saat tidak sengaja Jia Lian--adik Jia Li yang memiliki umur 7 tahun-- melewati hutan, dan mendengar perkataan Bao Yu, anak perempuan itu hanya mengembuskan napas dan tak memedulikan kakaknya yang tengah dihina. Jia Lian bahkan tidak menganggap Jia Li sebagai kakak.

Sudah menjadi kebiasaan Bao Yu saat melihat Jia Li melakukan hal apapun, Bao Yu langsung melemparkan kata-kata pedas pada Jia Li. Entah karena Jia Li tak pandai berpedang atau ... karena kulitnya berbeda dengan yang lain.

Sejak lahir kulit Jia Li memang berbeda dari orang biasanya. Kulit anak perempuan itu gelap, hanya giginya yang putih dan mata biru miliknya yang terlihat. Namun, bukan tanpa sebab kulit Jia Li gelap, kulit gelap tanpa cahaya itu merupakan sebuah kutukan dari musuh klan Jia yang berasal dari Sekte Aliran Hitam yang bisa membuat jurus kutukan hebat.

Ketika ibu Jia Li--Mei Yin--mengandung anak pertamanya, Sekte Awan Petir mendapat serangan dari musuh, hingga membuat Mei Yin diculik dan disiksa lalu di buat sebuah kutukan pada kandungannya. Kutukan itu dapat membuat sang calon bayi memiliki kulit gelap, bukan hanya itu bahkan kutukan tersebut dapat menggerogoti jiwa sang calon bayi dengan reaksi lambat dan cepat saat berumur 17 tahun. Memang kutukan yang sangat aneh.

Pertarungan-pertarungan tak bisa dihindari untuk menyelamatkan Mei Yin. Namun terlambat, saat Mei Yin diselamatkan kutukan itu telah diterapkan pada kandungannya. Sampai sekarang belum pasti ada penyembuh dari kutukan tersebut.

Jia Li mengepalkan kedua tangannya, sangat marah tetapi apa boleh buat, dirinya pun tidak bisa membalas Bao Yu. Anak perempuan itu berlari sekencang mungkin sebelum air matanya keluar.

Bao Yu yang melihat Jia Li lari segera dirinya ikut berlari mengejar Jia Li bersama ketiga temannya.

Tap

Anak laki-laki berusia 11 tahun yang memiliki rambut pendek berwarna merah, serta di bawah bibirnya memiliki tahi lalat dan wajah yang bersih menambah kesan tampan. Dia mendarat tepat di depan Jia Li yang langsung melompat mundur. Nampak Bao Yu tersenyum membuat Jia Li semakin mengepalkan tangan.

Tanpa diduga, Bao Yu menarik pedangnya dan melesat menyerang Jia Li. Angin kejut yang dibuat Bao Yu membuat beberapa pohon tumbang, diusia 11 tahunnya, Bao Yu telah mencapai Tingkat Putih Tahap Tiga yang mana sangat jarang diusia tersebut telah di tingkatan ini.

Jia Li segera menghindar dan menghunuskan pedangnya.

"Kau ingin membunuhku?!"

Mendengar hal itu membuat Bao Yu tersenyum, senyuman yang membuat Jia Li ingin menangis. Rasa takut mulai menyelimuti tubuh, dirinya mulai bergetar.

"Tentu. Kau hanya menghalangi pemandangan Sekte Awan Petir dengan kulitmu, haha."

Anak itu melirik ke arah tiga temannya, penanda mereka akan menyerang Jia Li. Mereka juga ikut tertawa melihat Jia Li ketakutan.

Ketiganya menarik pedang dan bersiap menunggu aba-aba.

Jia Li semakin gemetar, dia berniat untuk melarikan diri, tidak mungkin dirinya menghadapi Bao Yu dengan teman-temannya.

"K-kenapa?! Kenapa kalian membenciku?!"

Jia Li mengatakannya dengan gemetar, dirinya sekarang tidak bisa melarikan diri sebab lawan telah mengepung.

Andai ada orang yang mau membantu Jia Li, dia tidak akan setakut ini. Dukungan, hanya dukungan yang perlu anak itu dapatkan. Sayangnya, tidak ada satupun orang yang dia kenal mendukungnya dari lahir sampai sekarang. Kehidupan yang menyedihkan!

"Kau hanya anak kutukan! Kutukan yang mungkin bisa membahayakan nyawa orang lain!" Bao Yu menaikkan alisnya sambil menyeringai. Setelah itu dirinya memberi aba-aba pada ketiga temannya untuk menyerang Jia Li.

Traaang!

Jia Li menahan serangan Bao Yu dengan gemetar, tetapi tidak bisa menangkis serangan lain yang mengakibatkan leher, tangan, dan kakinya tergores sampai mengeluarkan darah segar.

Jia Li merasakan sakit, terlebih pada hatinya yang mungkin akan sulit dihilangkan. Sekuat tenaga dirinya mendorong pedang Bao Yu, dan kemudian melompat mundur.

"Aku tidak membahayakan orang lain!"

Dengan tegas Jia Li berkata, air matanya mulai keluar, detik berikutnya dia langsung lari keluar hutan tanpa mempedulikan Bao Yu dan ketiga temannya yang tersenyum senang.

Hui Ying berumur sama dengan Jia Li, memiliki gigi gingsul serta rambut hitam seperti mangkok yang terbalik juga menambah ucapan Bao Yu, "cih! Cengeng sekali dia."

"Si Kulit Hitam memang pantas dibunuh."

Xin Feng menyarungkan kembali pedangnya. Dia memiliki tubuh yang cukup kekar diusianya serta mata tajam.

Sementara Bao Yu dan kedua temannya mengejek dan menghina Jia Li, tetapi satu teman Bao Yu hanya diam menatap Jia Li pergi.

"Kasihan sekali, Nona Li."

Bao Yu, Hui Ying, dan Xin Feng tersentak ketika mendengar gumaman Xiu Juan. Ketiganya mendekati Xiu Juan yang segera menutup mulut saat menyadari bahwa ketiga temannya menatap dengan kesal.

Bao Yu menginjak kaki kecil Xiu Juan menggunakan tenaga dalam, hal itu jelas sangat menyakitkan kaki kecil Xiu Juan.

Bocah berusia 5 tahun itu menjerit kesakitan, dirinya memohon agar Bao Yu nengangangkat kakinya. Namun, yang terjadi malah Xin Feng menarik telinga Xiu Juan.

"Kau merasa kasihan pada 'Si Kulit Hitam' itu? Kasihanilah dirimu sendiri, Juan'er!"

Xin Feng memuntir telinga Xiu Juan yang terus berteriak kesakitan sambil memohon pada temannya untuk melepaskan telinga dan kakinya. Bao Yu dan Xin Feng malah tertawa melihat temannya menangis.

"Kumohon ... aku minta maaf ...."

Xiu Juan dengan wajah polosnya terus meminta maaf dengan gemetar. Hui Ying yang tak tega melihat teman kecilnya menarik tangan Xin Feng dan mengatakan bahwa Xiu Juan masih terlalu kecil untuk dilukai.

Xin Feng segera melepaskan tangannya dengan kesal, semetara Bao Yu mengangkat kakinya setelah puas. Itu balasan bagi siapa pun yang berani mengasihani 'Si Kulit Hitam'.

"Itu pelajaran untukmu Xiu Juan, walaupun kau masih kecil tapi jika kau membela 'Si Kulit Hitam' itu maka kau akan kuhukum, mengerti?"

Bao Yu menyilangkan kedua tangan di depan dada, Xiu Juan hanya mengangguk mengerti walaupun dalam hati bertanya, 'memangnya kenapa jika kulit Nona Li gelap?'

Xin Feng mendengus kesal dan berkata, "jangan ulangi lagi, bocah!"

Hui Ying tersentak saat temannya yang barusan berbicara mengatakan 'bocah' pada Xiu Juan. Xin Feng sendiri masih berumur 10 tahun. Bukankah mereka masih sama-sama bocah?!

Hui Ying menggelengkan kepala. Benar-benar jangan sampai mulutnya menyinggung Bao Yu dan Xin Feng, bisa-bisa dia mati karenanya.

"Sudahlah, Senior. Sebaiknya kita kembali ke tempat latihan."

Walaupun Xin Feng baru memasuki Tingkat Putih Tahap Pertama, tetapi dia harus mengatakan 'Senior' pada Xin Feng sebab dirinya juga merasa bahwa temannya itu lebih kuat.

Bao Yu dan Xin Feng mengangguk. Meninggalkan Xiu Juan sendiri di hutan.

Di usia yang masih muda, Bao Yu, Hui Ying, Xin Feng, dan Xiu Juan telah memahami pertarungan, akan tetapi mereka masih belum memahami untuk apa dan siapa pedang diayunkan.

Angin menerpa rambut Xiu Juan yang panjang sebahu berwarna cokelat, mata teduhnya serta senyum hangatnya bisa membuat orang lain merasa tenang dan nyaman. Namun, semua itu musnah karena dirinya menjadi teman Bao Yu yang memiliki kesan buruk di mata teman seperguruannya.

Xiu Juan mengusap kakinya, merah. Bao Yu, dan Xin Feng memang anak yang keterlaluan! Jika saja dirinya tidak memiliki hutang budi pada keduanya, mungkin saja saat ini Xiu Juan tidak akan berteman dengan mereka.

Mata Xiu Juan memerah, dirinya mengepalkan tangan. Jauh dilubuk hatinya meminta maaf pada Nona Jia Li karena tidak bisa membantu.

Xiu Juan tahu betul mengenai kutukan pada tubuh Jia Li, sebab mendengar cerita dari kedua orangtuanya dan juga beberapa orang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!