Mendadak Halal

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Hatchii..

Leo yang mendengar kedua istrinya bersin secara bersama pun langsung menoleh dengan dahi mengernyit

"Kalian kenapa?" tanya pria tersebut karna mereka ada di ruang tengah rumah Ibun Ameena.

"Gak tau, sering banget begini ya, Kak," ujar Ibu pada madunya.

"Paling kita lagi di omongin sama Skala," jawab Ibun, mereka pun akhirnya tertawa bersama.

Ya, Skala memang selalu sombong didepan para sepupunya sejak kecil, mereka memililiki hak dan kelebihan yang sama tapi tidak dengan orangtua.

Karna Skala memiliki satu ayah dan dua ibu dalam hidupnya, tentu itu hanya di ketahui oleh keluarga sejak dulu karna Sang Gajah berhasil menyembunyikan status Aurora sebagai istri kedua suaminya meski dimata hukum dan negara ia sah menjadi yang pertama.

Kasih sayang yang Ameena berikan sungguh luar biasa pada Skala, ia bahkan terlalu memanjakan anak itu dalam segala hal. Jadi, saat Skala selesai mendapat siraman rohani dari Ibunya ada tangan Ibun yang kemudian siap memeluknya dan itu berlaku hingga detik ini.

"Kemarin lusa jadi dia kesini?" tanya Ibu.

"Jadi, tapi cuma ambil jaketnya yang tertinggal, disuruh makan gak mau. Malah langsung pergi. Motornya baru lagi?" tanya Ibun yang baru ingat akan hal barusan.

"Kena tilang, motornya di Kantor polisi. Bukan di ambil malah beli baru, udah gitu Ayah yang suruh bayar," jelas Ibu sambil memijit pelipisnya, ia kesal jika ingat itu. Entah sudah berapa barang mewah yang di tinggal begitu saja oleh putra semata wayangnya.

"Gak apa-apa, Ayahnya kan banyak uang. Kalau bukan buat anaknya buat siapa lagi," sahut Ibun yang selalu berhasil memenangkan hati wanita lain yang di cintai suaminya tersebut.

Obrolan ketiganya pun terhenti saat ponsel Ayah di atas nakas berbunyi cukup nyaring. Mata ketiganya pun fokus pada nama di layar benda pipih tersebut.

"Aku angkat telepon dulu ya," pamit Ayah pada dua Surganya.

.

.

.

Skala yang tak henti tertawa sejak pulang dari rumah Jingga ingin rasanya memasukkan pria itu kedalam kandang Si MariMar. Lagi, Heaven di tolak oleh gadis incarannya. Entah apa yang kurang dari pewaris Biantara tersebut sampai Jingga enggan membuka hatinya.

"Ya udah, lo mending kaya gue nih, jadi Jomblo terhormat dari pada ngejar-ngejar cewe yang jelas gak mau sama lo," saran Skala di tengah gelak tawanya.

"Diem lo!" Bang Ke." Heaven yang kesal tentu tak menerima saran apapun.

Mereka yang memiliki gen bucin dari Sang Gajah memang sulit lepas jika sudah benar-benar cinta.

"Gue apain ya, biar dia mau?" tanya Heaven dengan alis baik turun, pikiran mesumnya bisa langsung di tangkap oleh Skala.

"Jangan macem-macem, lo bisa di gantung di pohon Duren sama Pipih," jawab Skala mengingatkan.

"Tapi gue pengen pacalan, noh kaya emak bapaknya Miong. Mereka mesra dan romantis banget apa-apa berdua, makan minum berdua," oceh Heaven, Rain dan Rindu memang selalu bikin jiwa seorang jomblo meronta, hubungan yang baik tanpa pernah salah paham membuat keduanya langgeng dan terus bersama.

"Mereka bukan romantis, tapi PELIT!" sahut Skala yang kembali tertawa.

"Udah bubu bareng tuh, mandi bareng juga gak ya?" tanya Heaven. Mereka adalah sepupu laknat yang sering kali mengghibah satu sama lain.

"Ngapain? mau Nyeh uwa uwa?"

Keduanya pun tertawa. Saat Rain kecil tentu Skala, Heaven dan Arxy sudah jauh lebih besar dari bocah itu jadi tau betul apa yang jadi kesenangan cucu kesayangan Appa mereka.

"Mauuuuuuuu, sambil Tetot-Tetot!"kata Heaven yang berotak sedikit tak beres.

"Calon Jahannam kan kalo kaya gini," ledek Skala karna nama dan sikap sepupunya itu bertolak belakang.

"Bodoamat!"

.

.

.

Dahlah, mikirin jodoh mulu, kali aja nanti justru ujung ujungnya MENDADAK HALAL

Aaaaaaaaaaaaamin..

Yang kenceng, keras, panjang dan tahan lama 🤣

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***