Gak ada jodoh.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Mana kuntinya?" tanya Ibu bingung saat ia dicegah untuk bangun.

"Sekarang belum ada, tapi kalau Ibu pergi pasti ada," jawab Skala masih memegang tangan wanita bercadar itu.

"Ibu cuma mau taruh kue dan ambil minum untuk Nara, nanti balik lagi kok."

"Iya tapi tetep gak baik juga ninggalin bujang sama perawan berdua udah malam gini, Bu," ucap Skala memberi alasan.

"Lagian Nara gak haus 'kan?" tanyanya lagi pada gadis yang sudah menyimpan rasa pada Skala tersebut.

"Hem, i-- iya, Kak." Nara terpaksa mengiyakan karna Skala menatapnya tajam untuk tak membantah.

Ibu pun hanya menghela napas, ia membenarkan lagi posisi duduknya agar bisa mendengar apa yang akan Nara katakan saat ini. Rasa canggung dan malu membuat Nara salah tingkah hingga akhirnya ia memilih untuk pulang.

"Kamu hati-hati di jalan ya, bawa mobil sendiri lagi," pesan Ibu saat Nara berpamitan.

"Hem, iya, Bu. Padahal aslinya takut banget," jawab Nara yang kini menunduk.

Ada dua pilihan yang ingin ia dengar, yaitu antara di antar oleh Skala pulang atau menginap di kediaman Rahardian.

Tapi, tak satupun harapannya itu di tawari padanya yang sampai detik ini masih menunggu.

"Antar Nara sampai depan ya," titah Ibu pada putranya.

"Iya, Bu," sahut Skala, untuk hal ini tentu ia tak akan menolak.

Skala dan Nara berjalan berdampingan sampai pintu utama karna Nara tak memarkirkan mobilnya di garasi.

"Aku pulang ya, Kak."

"Hati-hati dijalan," sahut Skala yang di jawab anggukan kepala oleh Nara.

"Kak--,"

"Apa lagi?" tanya Skala yang sebenarnya sudah sangat risih dengan sikap agresif Nara padanya.

"Aku mencintaimu!"

.

.

.

Tak ada pagi yang berbeda, Ibu tetap menggedor pintu kamar seperti biasa setiap pagi asal putra semata wayangnya itu bisa sarapan bersama.

"Hidup segan mati tak mau!" gumam Skala saat ia membuka mata karna suara teriaka Ibunya.

"Ganteng, pinter, kaya, baik hati dan tidak sombonh," tambanya lagi sambil terkekeh geli memuji dirinya sendiri.

Skala pun akhirnya bangun, ia turun dari ranjang lalu berjalan kearah pintu kamarnya.

Cek lek..

"Minggir, gue mules!"

Skala yang didorong saat membuka pintu hanya melongo saat Heaven masuk begitu saja kedalam kamarnya.

"Dateng pagi-pagi cuma numpang buang To**i, dasar sodara Laknat!" omel Skala pada pewaris Biantara tersebut.

Omelan nya tentu tak di gubris oleh Heaven. Ia tetap masuk kedalam kamar mandi sambil memegang perut yang melilit.

"Abis makan apa dia?" tanya Skala pada ArXy.

"Susu Si cimol kali," jawab Putra sulung Baby Koala.

Keduanya pun duduk di sofa, tak ada orang obrolan karna dua cucu laki-laki dari Bumi dan Khayangan tersebut sibuk pada ponsel masing-masing.

"Gue mau pacaran sama Jingga, ikut yuk."

"Jih, pacaran ngajak-ngajak," timpal ArXy sambil tertawa.

"Emang udah di Terima sama Jingga?" tanya Skala tak percaya.

Heaven pun mengulum senyum, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal karna tak punya jawaban.

"Inget! lo harus sampe Lumutan nungguin si Jingga," ledek ArXy yang langsung membuat Heaven merengut kesal.

Namun bukan menjawab, Heaven malah mendekat kearah Skala yang berbaring dengan wajah menyedihkan.

"Lo kenapa terompet kiamat?"

.

.

.

Pengen pacalan, pengen piyuk-piyuk, pengen alan-alan. Tapi jodohnya gak ada!!!!

Ngenes!!!!!

Sini gue bisikin, di beberapa tahun kemudian lo bakal doyan tembak-tembakan, La.

Asah terus pistol aernya ya Ganteng 😂😂

Terpopuler

Comments

Hediana Br Hutagalung

Hediana Br Hutagalung

makin kesini keturunan gajah makin aneh ya

2023-07-31

1

Adzril Alfarizqi

Adzril Alfarizqi

kasihan amat ya orang ganteng masih jomblo

2023-06-02

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

Hem tadi aja belaga nolak Nara bilangnya Kunti, sekarang malah pengen pacalan, piyuk-piyuk

2023-05-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!