KUNTI.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Plaaaak...

Skala langsung memukul lengan Rain saat ia menoleh ada Ibu di belakang mereka yang sama-sama sedang melambaikan tangan bersama Rain. Niat kaburnya pun dari rumah ambyar seketika.

"Lo ngapain sih?!"

"Ibu dadah-dadah, masa iya Bum diem aja?" tanyanya polos.

"Gak gitu konsepnya Bapak meong! Mana kunci mobil lo?" tanya Skala sambil menadahkan tangan.

"Dikamar Bum lah," jawab Rain yang membuat dahi Skala mengernyit.

"Kok di kamar?" Skala balik bertanya.

"Kan Bum kesini di anter sama Ta Buuuy," sahut Rain yang mau tersenyum tanpa sadar jika ia sebentar lagi akan di sembur oleh Skala.

"Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim!!! ampuni lah segala dosa dosa hamba," ujarnya sambil menahan rasa kesal.

"Aaaaaaaaaaaaamin!" timpal Rain sembari mengusap wajah tampan imut dan lucunya.

"Astaga! gue tendang lo ke neraka!"

Skala dan Rain yang berdebat tak sadar jika mereka ada diantara Ibu yang sudah melipat tangan di dada. Wanita itu tak lagi bicara karna ia telah berhasil menjewer telinga Skala dan Rain .

"Ampun, Bu! Bum kan gak nakal, ih," rengek Rain yang tak Terima di perlakukan sama dengan sepupunya.

"Bum, ngapain kesini? mau jemput Skala 'kan?" tanya Ibu yang di jawab anggukan kepala.

"Disuruh dia noh," jawab Rain sambil menunjuk kearah Si terompet kiamat.

Dua pemuda tampan para pewaris Rahardian itu duduk di. sofa panjang. Siraman rohani pun siap di lakukan Ibu di depan anak dan keponakannya tersebut meski rasanya kurang 2 yaitu Heaven dan ArXy.

Hampir 2 jam lamanya ocehan Ibu pun selesai, Skala langsung merenggang kan otot terutama di bagian leher karna sejak tadi ia terus menunduk. Berbeda dengan Rain yang justru sudah mendengkur halus.

"Skala denger gak sih kalau Ibu bicara?"

"Denger, Bu. Skala inget semua kok. Ibu jangan marah-marah lagi ya," sahutnya sambil merayu.

.

.

Niat hati untuk nongkrong bersama teman-teman pun urung di lakukan oleh Skala. Kini ia hanya berguling di dalam kamarnya yang luas seorang diri karna usai makan malam Rain pamit untuk pulang.

Tak ada yang ia lakukan pemuda itu sampai akhirnya Skala memilih untuk keluar.

Satu demi satu ia tapaki anak tangga dengan tergesa sampai langkah kakinya berhenti di ruang tamu.

"Nah itu dia, baru Ibu mau panggil kamu, La."

Skala hanya tersenyum, ia menghampiri Ibu dan satu harus yang cukup dekat dengannya, Nara.

"Ada apa malam malam?" tanya Skala yang duduk di pegangan tangan sofa.

"Mampir katanya, bawa kue kesukaan kamu juga. Mau di makan sekarang?" tawar Ibu pada putra semata wayangnya itu.

Skala menggelengkan kepala, ia memang sempat melirik kearah kotak kue diatas meja. Dan itu memang kue kesukaannya selama ini .

"Kak Skala mau kemana?" tanya Nara, Si gadis yang penuh obsesi pada Skala sampai hidupnya berantakan.

"Mau ke depan, mau ngajak Pak Katmin sama Pak Ujo main catur," jawab Skala, karna untuk keluar rumah rasanya tak akan di ijinkan kecuali ia kabur diam-diam.

"Oh, padahal ada yang ingin aku bicarakan," kata Nara yang sengaja memasang wajah sedih.

"Ya udah, bicara aja," balas Skala santai.

"Hem, gimana ya?" Nara yang ingin berduaan dengan Skala mulai berlaga kebingungan dan salah tingkah.

"Ibu ke dapur dulu kalau begitu ya, mau simpan kuenya," ujar Ibu yang paham gelagat aneh Nara. Mungkin benar jika ada yang ingin gadis itu bicarakan. Ruang tamu yang cukup luas dan terbuka tentu membuat Ibu percaya jika mereka tak akan macam-macam.

.

.

.

Ibu mau kemana? Skala gak mau di gangguin KUNTI.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

apa kabar Ameena

2024-07-23

0

Adzril Alfarizqi

Adzril Alfarizqi

kok KUNTI emang kalo perempuan berkeliaran malam malam itu kunti ya SKA

2023-06-02

1

Adzril Alfarizqi

Adzril Alfarizqi

😂😂😂😂

2023-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!