Tercium bau alkohol yang menyengat di kala seorang pria tampan berjalan memasuki rumah besar nan mewah, wanita tua yang sebagian rambutnya di tumbuhi rambut putih berjalan menghampiri sosok pria dengan membawa kemoceng di tangannya.
"Dari mana saja kamu Dirga jam segini baru pulang..! sudah gitu kamu bau alkohol pasti minum-minum lagi kan bareng teman-teman kamu itu!"
"Aduh Ommah sakit Ommah sakitt.."Pria yang bernama Dirga itu kesakitan saat Ommah memukuli tubuhnya dengan kemoceng.
"Kamu itu sudah dewasa Dirga kamu pasti tau mana yang baik mana yang benar jadi stop untuk keluyuran malam-malam terlebih minuman-minuman,"
Tanpa henti Omma terus-terusan memukuli punggung Dirga bahkan sekeliling bagian tubuhnya.Tak lama wanita yang di sapa nyonya Sabrina wanita paruh baya yang berperan sebagai orang tua Dirga datang menghentikan aksi mertuanya itu yang terus memukul putra kesayangannya.
"Sudah cukup hentikan Mi!Dirga ini bukan anak kecil lagi jadi mami tidak perlu memukulnya menggunakan kemoceng,"
"Jadi jika tidak boleh pakai kemoceng jadi aku harus memukul putra mu yang nakal ini menggunakan apa? sapu?"
Nyonya Sabrina dan Omma Ratna memiliki hubungan yang tidak baik antara menantu dan mertua sehingga sering terjadi pertikaian di antara keduanya.
"Yah pokoknya itu semua tidak boleh Mi, sudah Dirga lebih baik kamu masuk saja ke dalam kamar mu jadi tidak perlu kamu hiraukan Omma mu yang cerewet ini,"
"Baik Ma, kalau gitu aku ke kamar dulu"
"Lihat Putra mu yang sering kamu manjakan itu jadi seperti itu tidak ada perubahan sama sekali kerjaannya hanya keluyuran di malam hari,"
"Tapi setidaknya Dirga mempunyai kelebihan dia pintar berbisnis dan nama perusahaan Glowskincare semakin besar semenjak ia menjadi pemimpin di perusahaan menggantikan almarhum Mas Surya,"
"Yah itu karena Surya yang mendidiknya hingga seperti itu namun setelah Putra ku Surya tiada kehidupan Dirga menjadi tidak karuan,"Omma Ratna berdecih sebelum pada akhirnya ia beranjak pergi kembali menuju kamarnya yang berada di lantai bawah.
Siswi perempuan manis berkaca mata begitu kewalahan membawa tumpukan buku-buku yang menjulang tinggi hampir menutupi matanya ia berjalan pelan tanpa melihat-melihat dan alhasil ia menabrak seorang siswi laki-laki.
"Maaf yah maaf aku jalan tidak lihat-lihat maaf,"Ucap Siswi perempuan itu.
Siswa laki-laki itu pun mengangguk sambil memungguti buku-buku yang terjatuh di lantai.
"Tidak apa-apa santai saja, lagian aku juga yang salah jalan tidak lihat-lihat, mari aku bantu bawain buku-bukunya"
"Hmm iya terimakasih,"
Kedua mata mereka saling bertemu menatap wajah masing masing dengan senyuman, terutama siswa laki-laki itu bahkan senyuman yang nampak lebar terukir di kedua sudut bibirnya.
"Cantik sekali,"gamamnya.
"Maaf kamu ngomong apa barusan?"
"Kamu siswi baru di SMA ini?"
"Oh iya aku Mauryn siswi kelas sebelas di SMA ini, kamu benar aku baru empat hari bersekolah di sini,"
"Hmm wajar saja yah baru kelihatan, oh kalau gitu Kenalin Aku Kenzo siswa kelas dua belas A,"Keduanya berjabat tangan saling berkenalan.
"Berarti senior aku dong,"
"Yaps itu benar, tapi kamu Bawak bukunya banyak sekali emang ini buku-buku apa?"Tanya Kenzo penasaran.
"Buku teman-teman sekelas aku,"
"Apa buku teman-teman sekelas kamu? terus kamu kok Bawak bukunya sendirian tidak di bantui gitu?"
"Tidak mereka tidak ada yang bantui aku malahan mereka yang suruh aku Bawak buku-buku mereka,"Jawaban polos yang keluar dari mulut Mauryn seketika membuat Kenzo sadar jika Mauryn korban Bullying.
"Jadi kamu korban Bullying! Hey kenapa kamu tidak lapor pada guru saja nanti mereka yang suka Bully kamu bisa dapat peringatan,"
"Apa Bullying?"
Air dari shower mengalir deras membasahi tubuh Dirga yang sedang mandi namun sekilas bayangan kembali kedalam ingatannya saat perbuatannya kepada Kanaya mantan pacarnya, di bawah guyuran shower Dirga mengusap rambutnya kebelakang dan gara-gara ia mabuk dan tidak sadarkan diri semalam ia salah meniduri wanita yang seharusnya bukan Kanaya.
Dirga sudah selesai mandi ia keluar dengan balutan handuk hitam yang menutupi bagian bawah tubuhnya, ia berjalan menuju lemari pakaian mengambil pakaian kerjanya yang sudah tertata rapi di gantungan lemari.
Dirga Surya Ganesa, CEO muda berwajah tampan pemilik perusahaan Glowskincare perusahaannya terkenal di mana-mana sudah banyak cabang dari perusahaan yang ia pimpin.
Bersikap angkuh dan berwajah dingin membuat siapa pun akan tunduk kepadanya tidak akan berani menentang apa yang telah menjadi keputusannya di perusahaan nanti. Salah satu kelemahan Dirga adalah Ommanya sendiri, dia akan takut dan akan lemah jika sudah melihat Omma marah karena perilaku buruknya.
Saat ini juga Dirga siap pergi ke perusahaan kemudian yang terakhir jam tangan bermerek ia ikatkan di pergelangan tangan kirinya.
Ketiga teman Mauryn menunggu di ujung sudut kelas yang terlihat sepi ia sedang menunggu Mauryn yang sedang bersama kakak kelasnya Kenzo, namun tak lama obrolan di antara mereka pun berakhir lalu mereka bertiga Zava,Emi, Dan Milka tinggal menunggu saja Mauryn datang menghampiri mereka.
"Guys...Guys..Guys... akhirnya aku berhasil juga..."Seruh Mauryn pada ketiganya.
"Wah Kamu seriusan Mauryn,terus kamu berhasil dapet nomor teleponnya?"Tanya Emi penasaran.
Mauryn melepas kaca mata yang ia pakai ia tau ini bukan kaca mata miliknya akan tetapi ini kaca mata milik Emi.
"Bisa mines beneran nih mata aku kalau kelamaan pakai kaca mata kamu Em,"
Samar-samar Emi menerima kaca matanya kembali kemudian memakainya di mata.
"Nah ini baru bisa lihat dengan jelas hehehe"
"Jadi gimana Ryn kamu dapet gak nomornya kak Kenzo?"Zava juga penasaran di ikuti anggukan Milka yang juga ingin tau.
"Kalian ini gimana sih kan janjinya aku cuma kenalan sama dia saja tapi tidak berani meminta nomor ponselnya terlebih aku ini perempuan sedangkan yang meminta nomor itu adalah pekerjaan laki-laki"
"Yaampun Ryn tidak apa-apa kali kalimat itu di kebalikin,"Ucap Milka.
"Ih sebel gara-gara aku kalah dari taruhan jadi gini deh, kalian tau sendiri kan Aku itu Mauryn Audrey siswi cantik pemilik sekolah ini jadi siapa pun laki-laki pasti akan tergila-gila dengan kecantikan ku jadi sebenarnya aku tidak perlu ngejar-ngejar Kenzo,"Mauryn menyombongkan dirinya memajukan langkah demi langkah.
Aca datang kerumah Kanaya tepat jam empat sore saat ini Aca melihat Sahabatnya terbaring di ranjang berukuran singgel dengan wajah yang terlihat murung.
"Nay, apa yang terjadi Nay?"Tanya Aca khawatir.
Kanaya mengubah posisi rebahan menjadi duduk wajahnya kembali murung tak lama ia memeluk Aca dengan erat.
"Hiks Aca..hiks hiks.. akhirnya kamu datang juga.."
"Yaampun Kanaya kamu kenapa nangis, ayo katakan kamu kenapa?"
Kanaya tau menceritakan semuanya kepada Aca adalah suatu yang benar karena Aca dan ia sudah begitu lama berteman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
lovely
mauryn siapa ya🤔
2023-03-02
0