Pemilik butik dan salon

.

.

.

💕💕💕💕💕💕💕

" Tono berencana menjauhkan kamu dari dinda. Jadi kamu harus hati - hati ya Satria . Tolong jangan bilang jika kamu tahu semua ini dari aku. Selama ini aku memang diam, bukan berarti aku setuju dengan tindakan mereka. Aku diam karena aku tidak mau terjadi keributan, apalagi jika sampai di lihat anak - anak ku, mereka masih terlalu kecil untuk melihat keributan antara para saudara. " Ucap beni serius.

Beni sengaja menemui satria saat satria datang keperusahaan dengan alasan menemui sahabatnya, Indra.

" Mas beni tenang saja. Aku tidak akan memberitahu mereka jika aku tahu semua ini dari mas beni. Mas, aku permisi dulu ya karena aku ada keperluan lain yang harus aku kerjakan. Kalau ada waktu ajak tiara dan gibran main kerumah" Ucap satria sambil menepuk pundak beni pelan.

" Iya , nunggu aku libur " Jawab beni ramah.

Akhirnya terjawab sudah rasa penasaran satria selama ini tentang beni, jika beni memang tidak suka dengan kelakuan para iparnya dan rencana perjodohan dinda dan tono.

Sedangkan beni sebenarnya masih banyak rasa penasarannya terhadap satria. Tukang cendol keliling sekarang selalu berpakain rapi dan pakaian yang dia kenakan juga pakaian mahal, pandai mengendarai mobil mewah. Dianggap sebagai sopir pribadi tetapi tidak pernah melihat satria membawa majikannya, bahkan akhir - akhir ini sering datang keperusahaan dan menemui Indra.

Indra sendiri bukan orang biasa,bahkan kolega bisnis saja susah menemuinya jika tidak membuat janji terlebih dahulu. Namun kenapa satria sangat mudah menemui indra ? Suatu saat nanti kamu akan tahu siapa satria yang sebenarnya beni.

Di tempat lain saat ini dinda dan nenek sedang beradadi Butik dan Salon. Butik dan salon ada dalam gedung yang sama,butik ada di lantai satu dan salon ada di lantai dua. Nenek membawa dinda untuk diperkenalkan dengan para karyawan.

" Amara, ini dinda dia adalah pemilik resmi butik ini. Tolong kamu kumpulkan semua karyawan agar mereka semua tahu siapa pemulik kedua usaha ini. " Ucap nenek kepada Amara.

Amara orang kepercayaan nenek yang sudah mengelola butik dan salon selama dua tahun ini. Dia sangat senang saat nenek menghubunginya jika akan mengenalkan pemilik yang sesungguhnya. Sebab dia sudah hampir tidak sanggup mengurus butik dan salon secara bersamaan.

" Selamat datang Nona dinda. Senang bisa bertemu dengan Nona dinda" Ucap amara dengan ramah.

" Sama - sama mbak amara. Mohon bimbingannya ya mbak. " Ucap dinda juga dengan ramah.

Amara mengangguk dengan mengulas senyum ramahnya. Dia keluar ruangan dan mengumpulkan karyawan, tidak bisa semua karyawan karena yang lain sedang melayani pelanggan. Setelah berkumpul nenek mengenalkan dinda kepada karyawan dan memintanya untuk bekerja lebih baik dan mengikuti semua peraturan dan perintah dinda.

" Baiklah terimakasih semuanya, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. " Ucap dinda mengakhiri perkenalannya.

" Siap Nona " Jawab semuanya serempak.

Amara meminta para karyawan kembali bekerja, amara mengajak dinda berkeliling. Pertama amara mengajak dinda melihat - lihat salon yang ada di lantai dua. Begitu sampai di lantai dua, dinda sangat takjub melihat salon kecantikan yang luas. Bahkan ini bukan hanya sekedar salon saja. Bisa dibilang klinil kecantikan, karena fasilitas dan alat semuanya bagus dan tentunya mahal - mahal.

Setelah puas melihat - lihat lantai atas, amara mengajak dinda berkeliling dilantai dua. Yaitu dimana segala macam faahion tersedia. Barang yang dijualpun setara dengan tempatnya, branded mewah dan mahal.

" Sepertinya cukup amara, sepertinya aku sudah lelah. Meskipun cuma ada dua lantai luas bangunan ini seperti dua kali lipatnya lapangan bola jadi lumayan pegal juga berkelilingnya." Ucap dinda sambil tertawa.

" Baiklah nona.Kalau begitu kita kembali keruangan nona, pasti nyonya sudah menunggu nona untuk segera datang keruangan. " Ucap amara dengan sopan .

" Mbak amara sudah lama bekerja disini ?" Tanya dinda ingin tahu lebih banyak tentang amara.

" Dibutik dan salon ini sudah 2 tahun atau lebih tepatnya semenjak usaha ini berdiri. Tapi sebenarnya saya sudah 6 tahun bekerja dengan Nyonya. Dulu saya bekerja sebagai sekertaris nyonya dan setelah kedua usaha ini jadi saya ditarik disini." Ucap amara menjelaskan sudah berapa lama dia bekerja dengan nenek murni.

Mereka sudah sampai di ruangaa kerja yang akan ditempati oleh dinda. Disana nenek murni sedang duduk di sofa sembari menonton televisi.

" Sudah selesai kelilingnya din ?" Tanya nenek murni tersenyum kearah dinda.

" Sudah nek. Nanti lagi, kaki dinda pegel banget ini " Jawab dinda sambil terkekeh.

" Ya sudah kamu istirahat saja dulu. Amara, tolong kamu siapkan laporan keuangan dua bulan terakhir ini ya. Nanti kamu ajari dinda, maklum diakan masih baru belum tahu soal keuangan disini. " Ucap nenek murni dengan ramah dan tegas.

" Baik Nyonya " Ucap amara lalu keluar ruangan untuk mengambil berkas yang dibutuhkan.

Dinda sebenarnya ingin melihat - lihat keadaan salon da butiknya lagi . Namun apalah daya kaki sudah pegal - pegal ingin rasanya dipijit.

" Nek, dinda izin keluar sebentar ya. " Ucap dinda meminta izin.

" Mau kemana din ?" Tanya nenek murni heran. Bukannya tadi dinda bilang jika kakinya sudah pegal tapi kenapa justru mau keluar lagi.

" Mau keluar sebentar. Tadi dinda lihat didepan ada yang jualan es dugan. Panas - panas begini sepertinya enak minum es dugan nek. Nenek mau juga tidak ?" Tanya dinda .

" Ohh... Kirain mau kemana. Ya sudah , nenek mau tapi jangan pakai es ya. Bilang saja untuk nenek murni, pasti pedagangnya sudah hafal. Karena es dugan itu sudah jadi langganan nenek. " Ucap nenek murni.

" Ok Nek " Jawab dinda keluar ruangan.

Dinda berjalan keluar dari gedung butik untuk membeli es dugan yang ada di depan butik. Meskipu tempat mewah nenek murni membebaskan orang berjualan diseputaran butik,asalkan tidak mengganggu aktifitas butik salah satuya parkiran butik.

Dinda membeli 3 es dugan lengkap dengan es batunya sedangkan untuk nenek dugan murni dengan air kelapanya saja tanpa ada campuran es dan susu.Dinda masuk kedalam gedung butik lagi sedikit terburu - buru dan akhirnya dia menabrak seseorang, beruntung es kelapanya tidak tumpah.

Brruukkk.....

" Aaoowww.... Kalau jalan itu pakai mata dong !" Bentak seorang wanita dengan lantang.

Dinda merasa mengenali suara wanita itu, dan saat dia melihat wajahnya ternyata benar dia sangat mengenali wanita itu.Tetapi dinda heran siapa pria asing yang bersama wanita itu.

" Mbak sarah ?" Seru dinda kaget ternyata wanita itu adalah sarah. Istri dari kakaknya, Reno.

" Dinn.. dinda ? Kamu ngapain ada disini ? Dan itu apa yang kamu bawa?" Tanya sarah gugup takut perbuatannya diketahui dinda.

" Aku disini bekerja,ini es kelapa. Mbak sarah mau ? Oh iya siapa pria ini mbak ? Kakaknya mbak sarah ?" Tanya dinda penuh selidik.

" Tidak sudi aku minum minuman murahan seperti itu. Itu cocoknya untuk kamu yang miskin dan kampungan. Siapa pria ini bukan urusan kamu,urus saja urusan kamu sendiri . Fikirin saja bagaimana bisa cepat kaya agar kamu bisa dihargai banyak orang. Oh... Kamu disini pasti cuma jadi clening servise ? Iyakan ? Kasihan banget sih kamu din. Di cafe kamu jadi tukang cuci piring sedangkan disini jadi clening servise. " Ucap sarah lalu tertawa.

Dinda melihat amara yang akan mendekat namun dinda memberi isyarat dengan gelengan kepalanya agar amar diam ditempat. Dinda ingin tahu sebatas mana kakak iparnya itu menghinanya.

" Biarpun pekerjaan ku rendahan, setidaknya aku tidak rendahan dan murahan " Jawab dinda tersenyum sinis.

" Apa maksud kamu ?" Tanya sarah.

" Aku bukan anak kecil mbak. Aku tahu jika pria ini pasti ada hubungan khusus sama kamu, ingat mbak sudah punya suami dan anak juga sudah besar jadi jangan banyak tingkah . Bagaimana kalau mas reno tahu kelakuan mbak diluar ?" Tanya dinda sambil tersenyum jahil. Sedikitpun dinda tidak takut menghadapi kakak iparnya yang memang tidak patut dihargai dan dihormati.

Sebenarnya dari dulu dinda sudah mebaruh curiga terhadap sarah. Setiap ada acara keluarga selain makan malam, sarah selalu tidak bisa ikut dengan alasan yang tidak masuk akal. Bahkan beberapa hari yang lalu dinda pernah melihat sarah makan malam di cafenya bersama pria yang sama. Yaitu pria yang saat ini bersama sarah.

" Mas reno tidak akan percaya sama kamu ! Dia lebih percaya sama aku istrinya " Ucap sarah penuh percaya diri.

" Oh.. Begitu. " Jawab dinda singkat.

*********

RATE BINTANG 5 NYA KAK 🙏🙏❤️❤️

LIKE, KOMENTAR , VOTE,FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

lnjut,, 💪 knp Dinda diam saja laporkan saja ma Reno

2024-02-04

3

Drs. Mardelis Mardelis

Drs. Mardelis Mardelis

hahahahha

2024-01-12

0

Dini Lestari

Dini Lestari

kmu juga din mulai sekarang pasti banyak kesibukan , harus tau waktu nanti suamimu gk keurus ,kn sama2 sibuk .

2024-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!