Tiga usaha dinda

💕💕💕💕💕💕💕

" Mas, maafkan kelakuan para saudara ku ya. Emm... Lebih baik mas sekarang tunjukan siapa diri mas yang sebenarnya agar mas tidak direndahkan terus menerus " Ucap dinda merasa kasihan dengan sang suami karena selalu direndahkan oleh keluarganya.

Satri menggeleng, karena dia tidak mau membongkar jati dirinya sekarang. Dia dan Indra sudah menyiapkan waktu yang tepat. Jika sudah saatnya nanti boom itu akan meletus juga, saat itu juga orang - orang yang merendahkannya akan malu dan mengemis maaf kepadanya.

" Tunggu waktu yang tepat. Sudah sekarang lebih baik kamu mas antar ke cafe. Oh iya mas ada kejutan untuk kamu, lebih tepatnya kejutan dari nenek. " Ucap satria yang akan memberi tahu soal butik dan salon hadiah dari nenek.

" Apa mas ?" Tanya dinda dengan rasa penasaran yang penuh.

Satria membuka tas kerjanya dan mengambil map yang sudah dia simpan selama 3 hari di tas kerja dan memberikannya kepada dinda.

" Apa ini mas ?" Tanya dinda lagi.

" Buka saja " Jawab satria dengan singkat.

Dengan penasaran dinda membuka map yang diberikan oleh satria. Didalam map itu ada dua kartu, satu kartu kredit dan satu lagi black card yang dihadiahkan untuk anisa dari nenek satria.

" Ini buat dinda mas ? Dan ini surat kepemilikab usaha Butik dan Salon ? Dua usaha itu atas nama ku ? Ini beneran mas, beneran hadiah dari nenek ?" Tanya dinda hampir tidak percaya dengan apa yang ada ditangannya.

Dia tidak pernah menyangka kehidupannya akan berubah secepat ini dan dia pemilik butik dan salon yang cukup terkenal itu. Dinda sangat berterimakasih dan bersyukur karena sudah dipercayakan untuk mengelola dua usaha, bahkan 3 usaha sekaligus.

" Tapi apa ini tidak berlebihan mas ?" Tanya dinda yang merasa semua itu memang berliebihan untuk dirinya.

" Itu hadiah pernikahan yang tertunda..Itu milik kamu dan hanya untuk kamu. Jadi kamu sekarang bukan orang sembarangan, kamu adalah pemilik Ladies Boutiqe dan Salon " Ucap satria juga bangga dengan dinda.

Dinda memeluk satria dengan penuh rasa haru. Bahkan dia sampai meneteskan air matanya, air mata kebahagiaan. Saat ini dinda harus bangkit,harus bisa menjadi dinda yang kuat. Karena dia yakin, setelah ini pasti ada masalah yang akan mereka hadapi terutama bagi dinda sendiri.

* Apa ya reaksi ke tiga kakak ku dan iparku jika tahu aku ini pemilik ketiga usaha itu ?* Gumam dinda dalam hatinnya.

Satria dan dinda kini berangkat ke cafe, setelah mengantar istrinya satria langsung pergi karena ada janji dengan seseorang. Dengan langkah pasti dinda masuk kedalam cafe, namun ternyata dia di kagetkan karena di cafe itu ada para saudaranya dan juga sang ibu.

* Mereka ada disini ? Betarti mereka tadi setelah pulang langsung kesini. Mana ada si tono juga lagi, bikin aku malas . Tidak masalah, bukan aku mau sombong tapi menyombongkan diri pada tempatnya itu boleh. Baiklah , lagi pula aku pemilik cafe ini. * Gumam dinda dalam hatinya.

" Ngapain kamu ? Kamu mengikuti kami ?" Tanya rena sinis.

" Tidak " Jawab dinda singkat.

" Ehh.. Ada ayang dinda. Wah sepertinya kita memang berjodoh nih, tadi aku memang sengaja mengajak keluargamu makan siang disini untuk membahas soal kita tanpa melibatkan kamu. Tapi ternyata kamu malah datang kesini, berarti kita ini berjodoh dong" Ucap tono dengan percaya diri penuh.

Semua keluarga dinda memandang kearah dinda dan tono. Mereka berharap dinda bisa bersikap baik terhadap tono, agar hubungan baik dengan tono segera terlaksana.

" Sorry ya aku tidak sudi berjodoh sama kamu ! Lagi pula aku juga sudah bersuami, ingat ya Tono kamu jangan pernah berharap bisa menikah dengan ku. Aku bukan wanita murahan yang silau akan harta yang kamu miliki !" Jawab dinda dengan tegas.

" Dinda !!" Bentak ibu rahayu dengan geram. Dia merasa dinda sangat kurangajar sudah bicara tidak sopan kepada tono.

" Apa bu ? dan kalian semua juga mau marah ? Apa kaliab semua ini tidak punya hati, demi harta kalian mau menikahkan wanita yang sudah bersuami dengan pria ini. Perlu kalian tahu jika suamiku itu lebih kaya dari dia !! Suamiku kaya hati, kaya akan kesabaran, cinta dan kasih sayang. Tolong jangan buat aku semakin mempermalukan kalian, kalau makan tinggal makan saja. Permisi !" Ucap dinda berjalan masuk kearea cafe yang hanya bisa di jangkau oleh para karyawan.

Semua mata tertuju kearah dinda,bukan masalah perkataan dinda lagi yang mereka fikirkan. Tetapi mereka memikirkan kenapa dinda bisa masuk kearea itu tanpa ada yang melarang, bahkan dengan mudahnya dinda masuk keruangan itu.

" Dinda sekarang tambah canti dan mulus. " Ucap tono.

" Mas, kenapa dinda bisa masuk kesana tanpa ada yang mencegah ?. Apa mungkin dinda juga bekerja di cafe ini ya mas ?" Tanya sinta pada rudi, suaminya.

" Mungkin juga hanya sebagai tukang cuci piring " Jawab rudi tidak perduli dengan dinda.

Mereka kembali melanjutkan makan siangnya yang sempat tertunda. Tono terus penasaran dengan dinda, bahkan penolakan dinda tadi tidak membuat dia takut namun justru membuat dia semakin penasaran dan bersemangat untuk mendekati dan mendapatkan dinda.

" Tono, apa rencana kamu ? Sepertinya dinda tidak setuju dengan perjodohan ini?" Tanya reno ingin tahu rencana tono.

" Dinda tidak mau dengan ku karena masih ada satria. Namun jika satria sudah tidak ada pasti dia mau dengan ku. Aku akan mencoba mencurahkan kemewahan untuk dinda, jika tidak berhasil juga terpaksa satria yang akan aku singkirkan. " Ucap tono dengan serius.

" Kamu mau menghabisi satria ?" Tanya beni kaget. Dari sekian orang yang ada disitu hanya beni yang masih mempunyai fikiran waras, beni selama ini memang tidak banyak bicara.

Dia tidak bisa membiarkan tono mencelakai satria, apalagi selama ini satria sudah baik dengannya. Satria sama sepertinya tidak banyak bicara dan selalu mengalah dalam segala hal.

" Tidak mas. Aku hanya akan membuat sedikit perhitungan sama dia, aku akan meminta dia untuk meninggalkan dinda dengan imbalan uang. Sepertinya dengan uang semua akan berjalan dengan lancar. Orang miskin seperti satria pasti mau dong kalau diberi kemewahan secara gratis." Ucap tono .

" Tapi kalau gagal bagaimana ?" Kini giliran rena yang bertanya.

" Aku akan mencelakainya, tapi tenang saja tidak sampai membuat dia mati. " Jawab tono dengan santainya.

Semua menatap kearah tono dan mengangguk setuju, hanya beni yang diam. Dia akan menyampaikan rencana busuk tono kepada satria. Orang seperti tono yang kelihatannya bodoh dan tenang ternyata menakutkan juga disaat keinginannya tidak tercapai.

* Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus memberitahu satria, dia dikantor bisa bermain curang dengan menggelapkan uang perusahaan . Tapi tidak diluar perusahaan, aku juga akan membongkar kedok kamu tono. Saat ini aku masih menghargai mas rudi sebagai kakak iparku, makanya aku masih diam. Aku tahu jika mas rudi juga menerima aliran uang dari tono. * Gumam beni dalam batinnya.