Usaha baru dinda

.

.

.

💕💕💕💕💕💕💕

Waktu semakin cepat berlalu , hari ini cafe milik dinda sudah mulai dibuka. Dan dihari pertamanya buka, dinda memberikan potongan 50 % untuk semua menu. Dinda ikut berkutat di dapur cafe untuk memasak menu spesial yang memang harus dia tangani sendiri sedangkan 2 chef yang lainnya memasak menu yang lainnya.

" Dinda , jika kamu lelah jangan dipaksakan . Ingat harus istirahat juga " Ucap satria mengingatkan istrinya.

" Iya mas, terimakasih sudah diingatkan. Oh iya apa mas siang ini jadi kekantor ?" Tanya dinda.

Sebenarnya hari ini juga pertama kali satria mulai memegang kepemimpinan perusahaannya. Namun karena hari ini bertepatan dengan grand opening cafe dinda jadi satria mengurungkan niatnya untuk kekantor, dia mengalihkan hari esok saja.

" Mulai besok saja aku kekantor, hari ini aku mau membantu pembukaan cafe istriku dulu. Mas bantu - bantu di depan ya din " Ucap satria .

" Terimakasih suamiku " Jawab dinda.

Bertepatan dengan jam makan siang, pengunjung semakin ramai. Mereka benar-benar menggunakan kesempatan dengan baik karena ada diskon 50 % untuk semua minuman dan makanan.

* haaahhh ada 3 manusia reseh itu ?Haisss pasti nanti akan terjadi keributan jika aku yang melayani mereka. Lebih baik biar yang lain saja yang melayani mereka, aku * Gumam satria lalu menyuruh pelayan yang lainnya untuk melayani para iparnya.

Sementara itu dimeja nya, sinta, sarah dan rena sedang membicarakan suasana cafe yang ramai dan penataan cafe yang benar - benar terlihat sempurna.

" Mbak sepertinya cafe ini akan mendjadi cafe yang luar biasa, akan meledak dengan pengunjung yang saling silih berganti berdatangan." ucap rena

" Kamu betul Ren, kita pasti betah juga di sini mana ada tempat untuk berfoto - fotonya juga itu Ren " Ucap sinta antusius sambil menunjuk kearah area tempat berfoto yang masih ramai anak - anak muda yang sedang berselfie.

" Nanti sehabis makan kita foto disana ya mbak " Ucap rena lagi.

Sinta dan sarah hanya mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan rena. Setelah cukup lama menunggu akhirnya pesanan mereka sudah terhidang dimeja mereka. Mereka bertiga menyantap makanannya dengan lahap, makanannya sangat enak dan cocok dilidah mereka bertiga

" Enak banget makanannya ini " Ucap sinta berkomentar memuji enak menu yang dijual di cafe anisa.

" Betul enak banget ini " Jawab sarah sambil mengunyah makanannya.

" Mbak sinta sama mbak sarah tidak mau gitu ngajak suami kalian untuk makan disini. Kapan - kapan kita kumpul keluarga disini ya mbak , tapi jangan ajak si dinda jika dinda mau ikut sih okelah tak masalah. Yang penting jangan ajak suaminya yang kere dan miskin itu, pasti akan bikin malu " Ucap rena dan di sambut tawa oleh sinta dan sarah.

Haahaaaa

Mereka bertiga terus membicarakan dinda dan satria sampai mereka tertawa terbahak tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang sedang memperhatikan mereka, siapa lagi kalau bukan dinda dan satria. Satria tadi memanggil dinda agar dinda tahu jika ada ketiga kakaknya yang juga makan di cafenya.

Satria dan dinda saling melempar senyum melihat kelakuan ketiga kakaknya. Tidak henti - hentinya mereka bertiga membicarakan dinda dan satria, padahal orang yang dia hina,pemilik cafe tempat mereka makan.

" Din, mas izin ke perusahaan sebentar ya. Indra baru ngabarin ada berkas yang harus mas tanda tangani dan tidak memungkinkan indra datang kesini karena dia sedang sibuk. " Ucap satria berpamitan.

" Iya mas, hati - hati." Jawab dinda sambil mengulas senyum manisnya.

Satri berjalan dengan santainya dan mekewati ketiga iparnya tadi. Sinta yang menyadari kehadiran satri langsung memanggil satri.

" Satria ! Kamu ngapain ada disini ?" Tanya sinta dengab suara sedikit keras.

" Eh.. Mbak - mbak ada disini. Tadi saya ada urusan disini mbak, oh iya saya duluan ya mbak. Saya buru - buru, selamat makan dan jangan lupa untuk bayar ya mbak " Ucap satria sambil tersenyum ramah.

Satria tidak mau berlama - lama menanggapi para iparnya, lebih baik dia cepat keperusahaan agar urusan nya cepat selesai. Satria terus melangkah menjauh dari ketiga iparnya itu dan tidak memperdulikan panggilan dari mereka.

" Sombong amat, baru juga jadi sopir. Mungkin dia tadi cuma mengantar boss nya makan saja makanya dia ada disini. " Ucap sinta dan diangguki oleh sarah dan rena.

* Huhh... Satria kalau berpakaian rapi begitu oke juga * Gumam sarah dalam hatinya.

*********

Sedangkan dirumah orang tuanya saat ini ibu rahayu dan pak karim sedang berdebat. Pak karim tidak setuju dengan istrinya yang akan menjodohkan dinda dengan tono. Bagi pak karim pernikahan itu suatu ibadah yang sakral yang tidak bisa seenaknya di permainkan, apalagi dinda masih sah istrinya satria.

" Kalau bapak tidak setuju karena dinda masih sah istrinya satria itu soal mudah pak. Kita tinggal minta satria atau dinda cerai saja, setelah masa iddah dinda habis bisa kita langsung nikahkan dengan tono. Tono itu orang kaya pak, dia pasti bisa membahagiakan dinda. Kita juga pasti akan kecipratan rezeki dari mereka " Ucap ibu rahayu tetap pada pendiriannya tanpa mau mendengar pendapat sang suami.

" Astagfirullahaladzim ibu... !! Isytighfar bu, dinda dan satria itu sah suami istri. Mereka tidak ada masalah sedikitpun, berdosa kita sebagai orang tua menuntut mereka untuk bercerai. " Ucap pak karim sambil mengusap dadanya yang sudah mulai terasa nyeri karena kelakuan sang istri.

Sebagai orang tua pak karim ingin hidup anaknya bahagia dan rumah tangganya rukun dan damai. Namun berbeda dengan ibu rahayu,,dia justru ingin anaknya bercerai meskipun tidak ada masalah apa-apa , alasannya hanya sang menantu miskin dan tidak bisa di andalkan.

Pak karim terus menentang niat sang istri, bagaimanapun juga satria sudah menjadi pilihan dinda dan hanya dinda yang bisa memutuskan semuanya.

" Bapak ini sok polos , pokoknya bapak setuju atau tidak ibu tetap akan meminta dinda untuk bercerai dari satri si pria kere itu. Buat apa punya menantu laki - laki kalau tidak bisa diandalkan. Lihat tuh si beni suami rena, dia bisa diandalkan tidak seperti satria " Ucap ibu rahayu masih saja menghina satria.

Pak karim sudah tidak bisa lagi banyak bicara karena dadanya sudah terasa sesak lagi. Dia memilih diam, dan membiarkan istrinya terus menggerutu tidak jelas.

Brumm... Brumm... Bruummm

Terdengar suara mobil berhenti di depan rumah pak karim. Ibu rahayu langsung kedepan untuk melihat siapa tamu yang datang, sedangkan pak karim tetap duduk dikursi ruang keluarga.

" Permisi, apa disini rumahnya pak satria ?" Tanya seseorang yang tampilan nya terlihat rapi dan klimis.

* Siapa pria ini ? dia mencari satria atau jangan - jangan satria punya hutang sama pria ini dan dia datang untuk menagih hutang nya * Gumam ibu rahayu dalam hatinnya.

" Ini bukan rumah satria , rumah satria yang itu. Tapi jika jam segini tidak ada dirumah karena dia sedang bekerja. Jika mau menagih hutang datang saja nanti sore atau nanti malam " Jawab ibu rahayu sambil menunjuk kearah rumah kontrakan yang sederhana.

Pria yang datang itu terkejut karena dia dikira orang yang menagih hutang kepada satria. Padahal dia datang karena suruhan sang nenek. Nenek satria meminta untuk mengantarkan sesuatu untuk satria .

" Oh maaf, kalau begitu saya permisi ya bu. Nanti saya bisa kesini lagi jika pak satria sudah datang. Mari bu permisi " Ucap pak Agung selaku pengacara keluarga satria.

" Iya " Jawab ibu rahayu ketus.

Pak agung kembali masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah pak karim. Di perjalanan pulangnya dia menghubungi indra untuk menanyakan keberadaan satria yang ternyata saat ini satria sudah ada di perusahaan.

" Siapa bu ?" Tanya pak karim ingin tahu siapa yang barusan datang kerumahnya.

" Tidak tahu siapa, tadi tidak nanyak siapa namanya. Tapi dia datang nyari satria, sepertinya orang bank yang datang untuk menagih hutang. Bisa saja uang 100 juta yang dulu mau diberikan kepada bapak itu belum dia kembalikan tapi malah dia pakai pribadi, buktinya dia bisa bayarin bapak rumah sakit dan obat bapak yang mahal itu. Belum lagi dia juga beli kulkas dan kipas angin, gaya sok kaya tapi hasil hutang " Ucap ibu rahayu mencibir satria kembali.

* Semoga saja satria dan dinda tidak terlibat hutang kepada siapapun * Gumam pak karim.

*********

MAAF YA KAK BARU BISA UP BAB BARU.

TETAP DUKUNG TERUS KARYA - KARYA AUTHOR YA KAK.

TERIMAKASIH 🙏🙏🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

Jemmy Mangkey

Jemmy Mangkey

💕💕💕💕😄

2024-05-01

0

Aksal Anugrah

Aksal Anugrah

dilanjut thor.....keren

2024-03-17

2

Firman Firman

Firman Firman

dasar wanita ular berbisa 😡

2024-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!