Restoran untuk dinda

💕💕💕💕💕💕💕

Satria dan dinda kini berada dikamar nenek, nenek sengaja memanggil mereka. Ada hal penting yang ingin nenek sampaikan kepada satria maupun dinda soal perusahaan.

" Satria ! Nenek tahu mungkin 5 tahun yang lalu nenek sudah terlalu keras mendidikmu sampai nenek menghukummu dengan menarik semua fasilitasmu. Dan membiarkan kamu hidup diluaran sana hanya bermodal uang 300 ribu .Nenek tahu semua itu tidak mudah untukmu, tapi saat itu nenek yakin jika kamu akan bisa menjalani hukuman nenek dan menemukan pendamping hidup yang bisa menerima kamu apa adanya " Ucap nenek mengingat semuanya.

Nenek menghentikan kata - katanya lalu dia beralih menatap dinda. Dia tersenyum ramah dan menatap teduh sang cucu menantunya itu.

" Dinda, apa kamu bahagia hidup dengan cucuku ?" Tanya nenek serius.

" Alhamdulillah selama berumah tangga dengan mas satria dinda bahagia nek. Bahkab dinda juga tidak menyangka jika mas satria seorang sultan. Aku takut jika aku yang tidak pantas bersanding dengan mas satria. " Jawab dinda ragu.

Nenek mengusak rambut dinda dengan lembut, dia melihat ketulusan dalam diri dinda. Nenek satria tahu jika dinda adalah wanita yang baik dan tidak banyak menuntut.

" Satria justru berterimakasih kepada nenek karena nenek, satria bisa menemukan jodoh satria insya allah jodoh dunia dan akhirat . " Seru satria penuh rasa syukur.

" Aamiin " Ucap mereka bertiga secara bersamaan.

" Setelah ini nenek minta kepada kalian untuk tinggal dirumah ini , nenek sudah tua dan nenek kesepian. Nenek harap kalian mau tinggal bersama nenek " Ucap nenek penuh harap.

Satria dan dinda saling pandang, satria tidak mau memutuskan sendiri. Dia harus bicara terlebih dahulu dengan istrinya itu, begitupun dinda. Sebagai seorang istri wajib ikut dimana suaminya mengajak tinggal,,namun disisi lain dia khawatir dengan kesehatan ayahnya.

" Nek, maaf untuk saat ini dinda belum bisa tinggal dirumah ini. Tapi dinda janji akan sering menjenguk nenek, bapak dinda baru saja operasi dan sekarang keadaanya belum bisa beraktifitas berat, dinda akan tinggal disini setelah keadaan bapak kembali normal. " Ucap dinda sambil menggenggam tangan nenek dengan lembut.

Nenek tidak memaksa mereka, dan nenek juga menghargai keputusan dinda. Dia tahu jika besannya memang habis operasi dan hanya dinda dan satria yang selama ini mengurusnya, karena para saudaranya tidak ada yang perduli.

" Iya din. Nenek bisa memahami keadaan mu " Jawab nenek dengan lembut.

Kini topik pembicaraan mereka sudah masuk di masalah perusahaan.

" Satria ! Tentu kamu sudah tahu soal perusahaan dari indra ? Nenek harap kamu bisa menyelesaikan masalah yang ada di perusahaan , jangan sampai perusahaan itu bangkrut karena ulah para tikus - tikus kecil. Segeralah kembali keperusahaan, satu bulan sisa masa hukumanmu sudah nenek bebaskan " Ucap nenek satria dengan gamblang.

" Nenek yakin menyerahkan perusahaan itu kepada satria lagi ? Tidak takut satria akan foya - foya lagi seperti dulu ?" Tanya satria sedikit menggoda neneknya.

" Kalau kamu berani seperti itu lagi, nenek akan membawa pergi dinda jauh sehingga kamu tidak bisa menemukannya lagi " Ucap benek mirna mengancam satria.

Glekkk

Satria menelan salivanya sendiri, dia tahu bagaimana neneknya. Nenek orang yang tegas dan tidak pernah main-main dengan ucapannya.

" Daripada kehilangan dinda,satria lebih memilih kehilangan semua aset yang satria miliki " Ucap satria serius.

Deg...

Hati dinda bergetar mendengar kalimat yang baru diucapkan oleh satria. Dia tidak menyangka jikq suaminya lebih memilih hidup miskin daripada kehilangan istrinya.

" Mas, terimalah tawaran nenek. Bagaimanapun perusahaan itu juga membutuhkanmu, tidak selamanya akan terus dipercayakan kepada orang lain. Bangunlah dan kembangkan perusahaan itu dengan ide - ide yang kamu miliki.

Rendra mengangguk lalu memelul dinda dan neneknya bersamaan. Dua wanita yang sama - sama menempati posisi yang sama di hati satria. Bicara soal ibu ? Satria tidak pernah tahu ibunya seperti apa, karena satria sejak bayi sudah ditinggalkan oleh ibu kabdungnya yang sekarang entah ada dimana. Ayah satria meninggal saat satria maaih kelas 3 SD, sedari kecil satria sudah diasuh oleh nenek mirna.

" Baiklah nek, minggu depan satria akan kembali keperusahaan. " Ucap satria yakin.

*******

" Ini restoranya siapa mas ? Kok belum buka, ini masih baru ya mas ?" Tanya dinda heran mengapa satria mengajak ke restoran yang masih proses persiapan .

Sebelum pulang kerumah kontrakannya terlebih dahulu satria mengajak dinda jalan - jalan dan melihat bangunan calon restoran impian dinda. Restoran itu saat ini baru 80 % dan akan selesai sekitar 2 atau 3 hari lagi. Satria sudah mengatur semuanya , siapa - siapa saja karyawan yang akan bekerja. Satria sudah menyiapkan 3 koki handal untuk mengurus soal masakan, dinda tetap akan dia libatkan di dapur untuk memasak menu andalannya.

" Ini restoran kamu sayang " Jawab satria santai.

" Hah ? Restoran ? Milik dinda mas ? Mas jangan bercanda, dinda hanya minta buka rumah makan sederhana saja. Bukan restoran sebesar ini, lagipula mana cocok masakan dinda dijual di tempat semewah ini mas ? " Tanya dinda heran dengan suaminya.

" Kamu tenang saja sayang,di restoran ini juga akan menjual segala macam menu rumahan yang fresh. Dan kamu akan tetap dilibatkan didapur beserta 3 koki andalan restoran ini. Jika dirasa kamu sudah lelah kamu bisa duduk atau istirahat di ruang kerja mu. " Ucap satria.

" Baiklah mas aku ikuti saja semua yang sudah kamu siapkan. Aku senang dan bahagia akhirnya impianku mempunyai rumah makan terwujud bahkan bukan hanya rumah makan, tapi restoran " Ucap dinda bahagia.

Setelah puas melihat - ligat tempat usahanya, dinda san satria pulang dengan mengendarai mobil mewah miliknya. Dia sengaja pulang membawa mobilnya sendiri.

" Wah bagus banget mobilnya din, ini mobil siapa ?" Tanya rena yang tadi kebetulan lewat depan rumah dinda.

" Mobil suamuki " Jawab dinda jujur.

Rena hanya menertawakan dinda dan satria dengan tetap menghina mereka.

" Jangan halu deh Din. Mungkin juga kamu sekarang kerja jadi sopir dan mobil ini punya majikan mu. Karena kamu juga sudah tidak dagang escendol, kata pak marno kamu sudah menjual gerobak cendolmu, pantas saja kamu sudah mendapat pekerjaan baru " Ucap rena mencibir satria.